16: Tembang

732 97 35
                                    

Wan Alathas, merasa perlu membicarakan ini: kasus Matahari. Dokter Ivan, yang berencana untuk mencari hotel, dilarangnya pergi.

"Tinggal dulu di tempat kami, Dokter Ivan. Sebab ada yang ingin saya diskusikan," kata Wan Alathas.

Dokter Ivan, memandang pria itu dengan bingung, saat melihat tumpukan koran dan majalah lokal, tentang peristiwa penembakan seorang artis muda tampan, oleh seorang anak perempuan berusia 11 tahun.

"Jangan katakan, jika anak ini yang menerima donor kornea mata Boren..."

Sayangnya, Wan Alathas mengangguk. Mereka lalu menonton berbagai ulasan pengamat dan ahli kriminalitas serta bidang anak, termasuk dokter, tentang kasus tersebut di tayangan youtube. Wan Alathas mencoba membantu menjelaskan semuanya dalam bahasa Inggris, pada dokter tua yang tampak begitu gelisah itu.

"Bisa jadi, itu kecelakaan."

Wan Alathas mengiyakan,"Saya setuju. Tetapi sejumlah fakta lain juga diungkapkan polisi, dari keterangan mantan psikolog dan psikiater anak itu. Jauh sebelum kasus penembakan tersebut, Si Matahari ini sudah ribut minta pistol. Dia juga mendadak bisa berbahasa Belanda."

"Dia berubah?"

"Jadi Boren tepatnya. Aneh bukan?"

"Di dunia medis, ini jelas tidak mungkin. Apa hubungannya kornea mata, dengan kemampuan untuk bisa merobah pribadi seseorang?"

"Semua pasti setuju itu, Dok. Tetapi kenyataannya, ini terjadi..."

"Sulit diterima akal"

"Begitulah."

"Apa dia betul-betul bertingkah seperti Boren?"

Wan Alathas terdiam. Lalu tersenyum.

"Saya selalu minta anda untuk dapat menjelaskan tentang Boren di masa lalu. Tetapi, sepertinya anda ragu. Semua yang anda ungkapkan belum jelas, Tuan."

Dokter Ivan menghela nafas. Berat. Satu hal yang dia takutkan, adalah Wan Alathas sulit memahami apa yang kelak dia sampaikan.

"Saya, dan sahabat saya, Harold Maggins, sebetulnya cukup lama kehilangan kabar tentang anak itu. Saat diusir Shierly Tiebout, ibu angkatnya, Boren pergi ke Amerika dengan Keef, sahabatnya. Kami dengar, dia sekolah dan bekerja di Amerika atas kebaikan Pamannya Keef. Kami dapat informasi ini dari Breal Tiebout, yang sering mendapat kabar darinya."

"Wah, sebenarnya, lurus juga jalur hidup anak itu."

"Sebenarnya, dia anak baik. Tapi kondisi hidup membuatnya terseret. Saat Harold coba untuk mengecek kampusnya di Lincoln University, ternyata dia telah menghilang selama berbulan-bulan dari kampus. Breal tidak tahu alamat rumah Pieter, Paman Keef. Tapi alamat flat Boren ditemukan Harold. Hanya saja, katanya tempat itu sudah dijual ke pemilik lain."

"Harold mencari Boren?"

"Ya, sebenarnya ingin mengajak anak itu kerja di kapal, kalau dia sekiranya tak betah hidup di Amerika. Kebetulan, Harold saat itu sedang mengunjungi sahabatnya di California, jadi pastinya sekalian mampir"

"Sudah itu, Boren benar-benar hilang?"

"Begitulah. Lama, sekali. Bertahun-tahun kemudian, kami baru tahu kabarnya lagi. Intinya, dia mencari Harold di Belanda, untuk mengatakan sesuatu yang menurut kami semuanya tidak masuk akal. Dia minta dukungan, tapi Harold malah menolaknya. Lalu dia menghilang, lama... dan kemudian di eksekusi mati di sini."

"Apa yang terjadi?"

Ivan kembali menghela nafas, sebelum menatap Wan Alathas.

"Justru, saya ke sini, untuk menguak hal itu. Sebab Boren berpesan pada Harold, bahwa dia akan meninggalkan pesan di tempat terakhir dia hidup, agar semua orang tahu bahwa dia tidak bersalah..."

Mata TertutupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang