26: Tertutup

185 41 14
                                    

Dokter Ardy memeriksa mata dari Matahari, yang dipangku Yani. Lalu juga memeriksa mata Nura Kultsum.

"Matahari sehat, normal. Kalau mata Mbak Nura, memang butuh donor mata." Kata Dokter Ardy, yang kini mulai tersenyum setelah kasus Matahari selesai

Dia merasa lega, ketika kasus Boren terungkap yang membuka mata dunia, setelah itu Matahari tiba-tiba normal dan tidak "kesurupan" roh si Boren lagi. Dia mulai bertingkah seperti layaknya anak seusianya. Hal itu, membuat Dokter Ardy tak lagi stres karena merasa bersalah, khawatir dia gagal mengoperasi donor mata untuk Matahari.

"Sering-sering mampir, Dok." Kata Julian, saat mereka duduk minum teh di ruang tamu. Sementara Yani, Abah dan Mak sedang ngobrol dengan Nura dan Matahari di ruang keluarga. Julian sengaja mengundang mereka, agar Nura sekalian dapat diperiksa Dokter Ardy yang sedang berkunjung.

"Saya usahakan Pak Julian, saya akan tetap pantau perkembangan Matahari."

"Terima kasih."

"Ya, saya juga sangat lega saat kasus Boren terungkap. Meski terlambat, ini adalah sebuah pelajaran besar bagi semua."

Julian mengangguk, dia merasakan hal yang sama. Saat kotak deposit Baron bisa dibuka dengan kunci dari kalung Nura, saat itu seakan dunia terbalik semua. Buku harian Boren yang bercerita detil sampai dia bertemu Pieter dan menjalankan bisnis haramnya, catatan-catatan penting. Bukti foto dan perjalanannya di berbagai negara. Bahkan rekaman suara dan video saat dia bersama Pieter, tersimpan pada sebuah file. Lengkap. Seakan menampar siapapun, pihak manapun yang terlibat, agar meminta maaf.

Ternyata, kotak deposit itu sudah lama jadi milik Boren, yakni sejak dia masih kuliah. Kotak deposit itu sebenarnya memiliki kunci biasa, tetapi diduplikasi dengan logam mulia oleh Boren. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk Nura. Entah mengapa dia ingin Nura dapat berbagi tentang rahasia kotak deposit 701, meski saat itu dia kecewa ternyata Nura telah menikah. Hanya kunci di kalung Nura yang ada, sementara kunci asli yang dipegang Boren justru hilang.

Kalung tabung milik Boren, juga ditemukan di brangkas bekas rumah sewanya. Si pemilik rumah mengaku tak bisa membuka kunci tersebut karena Boren menghilang, usai menembak Sambo dan timnya yang telah menghabisi Zorr dan Kubil. Polisi akhirnya bisa menjebol brankas dan menemukan virus mematikan tersebut.

***

"Amerika sangat malu, ketika Indonesia mampu membongkar mafia senjata biologis dan produsen obatnya. Pieter bahkan dijatuhi hukuman mati. Ah, aku senang mendengarnya!" Kata Dokter Ivan, saat berjalan-jalan dengan Wan Alathas di Pantai Cilacap, menikmati debur ombak dan pasir pantai.

Wan Alathas melenguh,"Indonesia juga malu karena sudah salah mengeksekusi orang. Aku juga tak tahu, apa Allah akan memaafkanku."

"Hei," Dokter Ivan melotot."Kaupun korban!"

"Dari awal, aku simpati dengan anak itu. Boren, terlalu baik untuk mati mendadak."

"Takdir-Nya."

"Kami yang berada di lingkup kematiannya, bahkan kini jadi berat dan menjalani hidup. Takut ketiban dosa."

"Dosa itu kalau tahu, bukan?"

"Ya, saat itu kami dalam kebodohan dan ketidak tahuan."

"Semua yang berada di dalam gelap akan merasa seperti itu."

"Menyedihkan memang."

"Jadi, apa yang kau rasakan setelah berada di sisi terang?"

Wan Alathas menggeleng, dia tak tahan untuk tidak mengusap ujung mata.

Dokter Ivan memandangi laut lepas, dia teringat Boren kecil yang dulu mereka selamatkan. Tetapi setelah dewasa, dia malah banyak menyelamatkan orang lain. Hidup memang sebuah skenario yang luar biasa.

Mata TertutupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang