Bagian~9

8 1 0
                                    

Jika bertemu dengan mu hanya lah sebuah mimpi. Maka jangan bangunkan aku dari mimpi yang indah ini.

_______Giovani Liam Mahendra_______

"Dari tadi kenapa panas lo gak turun-turun sih dek?"tanya bang Olvi saat melihat termometer yang masih menunjukan angka yang sama.

"Lo sih pakek acara hujan-hujanan semalem, untung pacar lo yang nemuin coba kalo orang lain, apa lagi orang itu jahat ,gak tahu deh lo sekarang udah kayak gimana"ujar Olvi dengan kesal yang bercampur cemas. Ia benar-benar cemas saat membangunkan Olive tadi bagi. Bukan omelan yang ia dapat melainkan wajah penuh keringat dah tubuh yang sudah sangat panas.

Ia jadi teringat kemarin malam saat Olive datang dengan seorang laki-laki yang ia ketahui adalah pacar adeknya itu. Ia benar-benar terkejut, Olive yang datang dengah badan yang sudah basah kuyub dan mata yang sedah memerah dan membengkak sehabis nangis membuatnya khawatir. Dan juga keadaan yang tidak ada bedanya dengan laki-laki di belakang nya yang sama basah kuyub nya. Olive hutang pejelasan padanya saat ia sudah sembuh. Olbi benar-benar penasaran kemana adek nya ini pergi.

"Hahh, sudah lah kau tidur lagi aja abang mau ke kampus dulu ntar kalo ada apa-apa panggil aja mbok na di dapur"ucapanya sambil menghebuskan nafas menahan kekesalanya pada Olive yang masih memejamkan matanya. Tapi ia tahu kalu adek nya itu belum tidur. Olive hanya sedang memejamkan maranya meredakan pusing yang ada di kepalanya.

Olive lalu memcoba untuk bangun setelah mendengar suara pintu di tutup yang menandakan bahwa Olvi sudah keluar kamarnya. Ia mecoba untuk mengbil jam waker yang ada di nakas mejanya dan melihat jam berapa sekarang. Olive nampak terkejut saat jam menunjukan pukul 10.30 yang menandakan bahwa waktu sudah selesai istirahat di sekolahnya dan pastinya sekarang kedua sahabatnya sedang belajar. Untunglah ia sempat menghubungi Liam tadi pagi, kalu tidak mungik Liam akan terlamabat atau malahan ia akan membolos.

Olive hanya bisa menghembuskan nafas pasrah saat tiba-tiba pusing yang tadi sempat menghilamg kembali lagi. Ia lalu memijit pelipisnya mecoba untuk meredakan pusingnya. Lau sekelibat  bayangan Liam tiba-tiba muncul di kepalanya. Ia jadi kepikiran tentang keadaanya semalam. Apa yang akan ia katakan pada Liam jika lelaki itu bertanya tentang dirinya yang menangis dan memeluknya.

Mengingat itu membuat kepalanya bertambah pusing dan dengan terpaksa ia mencoba untuk tidur agar pusing itu segera meng hilang.

🐌🐌🐌🐌

Sudah dua hari terhitung dirinya tidak sekolah dan pagi ini Olive berangkat dengan di antar oleh bang Olvi. Ia sengaja untuk tidak menghubungi Liam dan akan menemuinya saat istirahat nanti.

"Oliveeee" teriak seseorang yang ada di belakang Olive saat dirinya ingin memasuki gerbang. Dan ia sudah bisa menebak bahwa yang berteriak adalah Zoey dan di sampingnya Davina yang berjalan dengan santainya.

"Sorry waktu itu kita gak bisa jenguk lo padahal kita udah bikin planning"ucap Zoey dengan nada bersalah.

"Iyaa, beberapa hari ini anak7 osis sibuk buat ngurusin 17 Agustus yang bakalan sebulan lagi di laksaan" ucap Davina merasa bersalah kepada Olive saat mengingat betapa sibuknya dia yang seorang sekertaris OSIS. Sementara Zoey merupakan anak dari ekskul dance yang akan mewakili perayaan 17 Agustus bersama anak dance lainya.

"Gak papa jugaan sekarang gue udah sembuh" ucap Olive mencoba menghilangkan perasaan bersalah kedua sahabatnya itu.

"Ya udah kekelas yuk bentar lagi masuk"ajak Zoey kepada Olive dan Davina. Mereka lalu berjalan meju kelas sambil berbincang-bincang hingga tanpa sadar dari arah parkiran ada seseoranh yang memperhatikan mereka bertiga.

"Let's play the game Olive"ucap laki-laki tersebut yang tak lain adalah Sean.

🐌🐌🐌🐌

Bel istirahat sudah  berbunyi beberapa menit yang lalu, dan kini Olive sedang berada di rooftop sekolah. Itu karena Liam yang memberikanya pesan untuk menuju ke rooftop saat jam pelajaran tadi. Lalu tak lama setelah ia datang pintu rooftop terbuka menampakan sosok lelaki yang ia tunggu dari tadi.

"Lama??"tanya Liam saat melihat Olive yang sudah berada di sana lebih dulu.

"Gak kok gue juga barusan sampai, kenapa?" Tanya Olive saat mengingat kenapa ia disini.

"Lo kenal Mario?"tanya Liam langsung to the poin.

"Ma-Mario?"tanya Olive ragu. Ia ingat laki-laki bernama Mario yang sempat di pukul Liam waktu Liam ingin mengantarnya pulang. Ia juga ingat Mario adalah sepupu dari Sean, mantan pacarnya dulu.

"Dia sepupu dari mantan gue"jawab Olive sambil menunduk.

"Sean"ucap Liam dingin dengan rahang mengeras saat mengingat laki-laki bernama sean."dia mantan lo kan?"tanya Liam memastikan.

"Iya"jawab Olive sambil mengangguk kan kepala."dan dia sekarang sekolah disini"lanjutnya

"Hm"Liam hanya berdehem menjawab peryataan Olive."tinggal 2 minggu setelah itu lo bebas buat dekat sama siapa aja"ucap nya sebelum pergi meninggalkan Olive yang masih terdian disana.

"Kenapa rasanya sakit yaa?"tanya Olive pada diri sendiri saat mendengar ucapa Liam sebelum dia meninggalkan Olive sendiri.

"Sean sebenernya mau lo apa?"tanya masih pada diri sendiri denga pandangan yang menatap kedepan yan menunjukan bangunan-bangunan pencakar lagin kota Bandung.

🐌🐌🐌🐌

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari tadi dan sekarang Liam sedang berada di depan pintu kelas Olive. Menunggu gadis itu untuk keluar kelas.

"Udah??"tanya Liam dengan wajah datar saat melihat Olive keluar kelas dengan dengan kedua sahabatnya.

"Astagfirullah, Liam lo ngagetin gue aja"ucap Olive dengan wajah terkejut sambil mengelus dada.

"Ya udah Olive kita berdua duluan yaa, bye"ucap Zoey sambil melambaikan tangannya kearah Olive dan di ikuti Oleh Davina.

"Hmm, bye"

"Yuk"ajak Liam sambik berjalan mendahului Olive.


Mereka berdua lalu berjalan menuju tempat parkir. Tapi saat di pertengahan Olive teringat sesuatu yang ia lupakan.

" liam lo duluan aja gue mau ngambil buku yang di loker dulu" ucapnya lalu bergegas meninggalkan Liam.

Olive segera membuka loker milik nya dan mengambil buku yang tidak sempat ia bawa pulang karena sakit. Tapi saat ia hendak pergi dari sana seseorang tiba-tiba menariknya dan mencengkram pergelangan tanganya dengan sangat keras. Membuat Olive merintih kesakitan. Orang itu membawa Olive ke lorong sepi dan setelah itu menghempaskanya ke dinding dengan sangat keras dan membuat Olive mengaduh kesakitan.

"Siap___" ucapannya terhenti saat melihat orang yang membenturkanya kedinding adalah orang yang sangat ia hindari.

Sean.

🐧🐧🐧🐧🐧






Seeyounextime



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 22, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

About LiamWhere stories live. Discover now