🔮 45 ♪♡⃛◟Varon vs Arion

236 23 2
                                    

Malam ini zio terdiam di meja belajarnya. Ia merasa bodoh dengan ide gila untuk membangkitkan liory. Ditambah arion yang seharian ini menjadi diam membuat rasa canggung timbul diantara keduanya.

"kenapa lo?kucel banget muka." tiba-tiba saja sebuah tangan menepuk pundaknya. Dan itu adalah ferio dengan sevan.

"gausah begaya sok stress biasa nya juga mau sedih mau seneng gila-gilaan lo." ucap ferio sambil terkekeh mengingat semua kegilaan zio waktu mereka masih tinggal di bumi.

"ya itu beda masalahnya."

Ferio dan sevan cukup paham akan perasaan tidak enak yang hinggap di hati zio pada arion.

"kenapa sih? Pasal arion?ya elah tuh anak mah ga pernah marah lama-lama ke cewek. Nanti juga kalau dia moodnya balik juga cengangas-cengengesan sama lo." kata sevan mencoba menghibur.
Tapi zio masih diam seolah hatinya masih sama.

"arion diem seharian itu gara-gara dia lagi ga sehat aja. Percaya deh besok juga dia jadi good boy lagi." zio tersenyum simpul, ya arion tidak akan marah dengannya. Arion kan nak baek:v

"lo pada masih belum tidur?"

Suara arion tiba-tiba menengahi mereka. Membuat tiga kepala itu menoleh ke sumber suara. Melihat tatapan arion yang datar rasanya mau ciut aja zio tuh.

"ayo tidur!sebelum nanti panglima helio bakal datang kesini jam 3 pagi."

"buat apaan anjir?" tanya ferio.

"ya menurut lo apa?besok masuk jadwal kita latihan akuatik. Di sungai sohan yang dingin itu kita bakal berlatih lagi."

Ketiga manusia itu diam mendengarkan penuturan dari arion yang cukup mengejutkan. Ya gimana, sungai sohan itu dinginnya bukan main, bisa sampai nusuk tulang kali.

Tapi anehnya walaupum sungai terkadang sangat dingin itu tidak pernah membuat seseorang sakit. Itu sebabnya sungai sohan dijadikan salah satu objek latihan akuatik oleh helio ataupun yang lain.

Mereka pun menuju kamar masing-masing tapi sebelum itu zio menghampiri arion, arion yang bisa membaca situasi berucap duluan. "gw ga marah sama lo ken, udah ya gw capek. Bye ngegas!"

Zio geleng kepala aja ngeliatnya dengan beban yang menghilang zio berjalan dengan riang menuju ranjang.


◌⑅●♪☆

Ketika arion baru saja masuk ke kamarnya ia sudah terkejut karena issania datang dan merecoki kertas-kertas belajarnya.

Arion tidak akan heran darimana issania bisa datang ke kamarnya yang ada di lantai lima itu. Itu karena pohon yang baru saja tumbuh didepan jendelanya sebagai jawaban.

"aku baru tahu bahwa putri briony sangat lancang masuk ke kamar seorang pangeran." celetuk arion sambil membereskan buku-bukunya.

"heoll, kamu memarahiku secara halus?..... Not bad. Aku hanya ingin melihat kamar calon suamiku apa tidak boleh?"

Arion mengernyit sambil menatap issania.
"aku belum menyetujui syaratmu."

Issania sebenarnya sangat jengkel dengan pangeran yang ada dihadapannya ini tapi sungguh seperti ada pesona yang menariknya seperti ingin selalu ada disamping arion.

"mengapa kamu sangat baik pada saudara dan putri yang lain, sedangkan padaku kamu begitu realistis?....pemilih!atau kamu mau membatalkan perjodohan ini,iya? Kamu menolak syaratku?yasudah lagipula aku hanya bermain-main bilang untuk tinggal dibumi." ujar issania tanpa henti.

Doakan saja semoga arion tak membaca mantra untuk membungkam mulut tuan putri ini.

"kembalikan saja aku ke briony, padahal kamu dulu begitu manis pada manis padaku, apa harus terima lamaran tuan varon saja?" issania berbicara sambil berjalan kembali ke jendela dimana batang pohon mendekat sebagai jalan untuknya. Tapi arion menyadari hal itu dan menahan issania.

03. The Prince's Of Elgarios : 🔱The Authority Of Crown🔱Where stories live. Discover now