magic 14 { oddities are increasingly visible}

451 48 5
                                    

Pagi ini semua murid tengah mempersiapkan pentas seni yang akan dilaksanakan tiga hari lagi. Semua sibuk menyiapkan terutama anak-anak osis.

"et dah bu reva mah kalau minta tolong ga kira-kira, udah disuruh ngeprint, pesenin makanan,balikkin buku. Dikata gw babunya apa?!"-kesal feo yang daritadi bolak-balik mulu. Ia terus menggerutu sedangkan yang lain hanya menyiapkan telinga untuk mendengar.

"eh iya ar gimana sama buku itu?"-tanya vante yang paling penasaran kedua tentang buku itu. Arion yang ditanya agak was-was seolah mengetahui sesuatu tapi tak ingin bicara.

"iya ar ceritain dong!"-desak abrail pada arion. "mending ke rooftop yuk disini nanti disuruh bantuin males gw."-arion mengajak yang lainnya ke atap. Saat sampai mereka duduk dikursi yang tak terpakai menunggu arion buka suara.

"ehm gimana gw jelasin ya?"-arion menggaruk tengkuknya bingung.

"ya kalau lo yang pinter aja bingung apalagi kita."-sungut zio agak kesal tak suka bertele-tele.

"kalian percaya negri dongeng?"-tanya arion sambil menatap kota didepannya dengan udara siang yang panas.

"ah iya gw cepetin gw tau kalian ga suka basa-basi. Kemarin selama gw mendalami buku itu gw merasa aneh, aneh karena seolah dari sudut pandang baca itu kayak buku itu ngajak gw buat respon dia."

"buku itu hidup?"-tanya steve yang malah semakin penasaran. Arion menggeleng,"entahlah tapi yang buat gw semakin pusing dari buku itu karena ada nama kita sebagai tokoh utama disana."

"whatttt woy nama kita dijiplak sama tuh buku!"-sungut ferio dengan gak santainya.

"gw semakin ga ngerti sama tuh buku ar, bisa ga lo kasih kesimpulannya?"-sevan menengahi ia benar-benar tak cepat mencerna perkataan arion.

"didalam buku tua itu ada nama kita semua yang berperan menjadi kedelapan pangeran dari kerajaan elgarios."-singkat arion sambil memegang lengannya yang entah kenapa terasa sangat panas luar biasa.

"wahh keren dong kita jadi pangeran, sungkeman dulu lah sama penulisnya."-celetuk arsen yang entah kenapa merasakan angin semakin kencang didekatnya entah apa karena mereka di rooftop tapi yang jelas ia merasakan angin kencang didekatnya.

Arion meremas kedua lengannya yang semakin ditahan semakin panas. Arion memegang kepalanya yang kembali pusing, seperti sekelebat bayangan itu datang lagi. Yang lain khawatir kenapa ario seperti itu.

Kenapa aku membunuh?aku takut pah

Nanti saat dewasa kamu akan membantu papa dan kakakmu dimedan perang

Kenapa kita punya musuh?ini karena aku ya.

Arion membuka matanya dengan keringat yang membasahi anak rambut dan dahinya. Tangannya yang terasa panas tiba-tiba sudah tak apa-apa. "ar r u okay?"-tanya zio yang mendekati arion.

"tapi kedelapan pangeran itu semua tewas dalam perang besar bernama perang lyrion."-tuturnya malah membuat yang lain diam tak berkutik.

"kedelapan pangeran itu saat tewas masih berumur 12 tahun."-semuanya melongo atas apa yang diucapkan arion. "tapi buku itu ga kasih tau gw semuanya dia hanya kasih setengah. Dan yang membuat gw tambah pikir keras kita sama buku itu disuruh datang ke suatu tempat."

"tempat?dimana?"-tanya vante yang semakin serius. Arion melihat ke arah jam tangannya yang menunjukkan jam 13.00 siang.

"kalian mau bolos?"-sebuah keajaiban dunia seorang anak kayak arion ngajakin mereka yang sudah sering bolos. Arion kerasukan apa?pikir mereka. "kita ga salah denger dan lo ga salah ngomong kan ar?"-ucap feo memastikan pendengarannya tak salah dengar.

03. The Prince's Of Elgarios : 🔱The Authority Of Crown🔱Where stories live. Discover now