17. Police crossline

3.7K 910 108
                                    

—Maaf, sebagian naskah telah dihapus untuk kepentingan penerbitan—











"Noona." Sambut Jisung saat melihatku datang bersama Huang Renjun. "Apa kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat."

Haechan ikut menghampiriku dan bertanya kepada Renjun. "Ada apa?"

"Biar kujelaskan nanti. Grassie butuh istirahat."

"Tidur diranjangku saja, noona. Aku baru saja bangun."

"Tidak apa-apa?"

Jisung menarikku pelan dan mendudukkanku ditepi ranjang. "Kata Renjun hyung, kau butuh istirahat. Jangan khawatir."

Aku tidak bisa berbicara lebih banyak lantaran merasa kembali melemah sejak mendengar penuturan itu. Kenapa aku baru menyadari jika aku benar-benar dalam kondisi yang berbahaya? Aku benar-benar terkejut. Bahkan untuk sekadar menanyakan mereka yang masih tertidur diranjang masing-masing pun tidak bisa.

"Aku yakin, kafein yang kau minum tadi tidak akan berdampak apa-apa." Ujar Renjun usai meletakkan topi dan jaketnya. Ia lalu menghampiriku dan memintaku untuk berbaring. "Tidurlah, ada aku dan yang lainnya."

Haechan ikut andil dalam menenangkanku dengan menyelimuti badanku menggunakan sehelai kain tebal. "Kulihat akan hujan pagi ini, kau akan kedinginan."

Aku mengangguk berterima kasih dan masih merasa gelisah meski Renjun tidak hentinya menggenggam tanganku. Renjun tidak mengobrol denganku, juga sudah tidak menatapku, tetapi lelaki itu masih berada disamping menunggu diriku terlelap.

"Jisungie, apa kau bisa menggantikanku untuk mengecek mesin air yang ada dibawah?" Tanya Renjun yang membuatku berpikir kalau mereka akan mengawali kesibukan mereka hari ini.

"Aku akan menemanimu." Tawar Haechan yang diangguki Jisung.

Aku sendiri tetap diam, mengalihkan pandangan dari Huang Renjun dan melihat kedua orang itu berjalan keluar dari ruangan. Kurasakan Renjun mengusap dahiku sekali, lalu kembali terdiam untuk menatapku.

Perlahan aku merasa mataku semakin berat. Udara yang masuk melalui jendela ruangan berhasil membuatku ikut tenggelam dalam rasa lelah sekaligus sunyi ini. Aku berusaha menetralkan nafas, menenangkan diri sendiri dan tanpa kusadari akhirnya aku memasuki dunia mimpiku.


To be continue

[I] THE DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang