EMPAT ENAM: Menuju Akhir

Mulai dari awal
                                    

Sebuah kecupan pembalasan terjadi dalam sekejap. Mengirim karma cepat untuk Veranda, dengan mulut yang terbuka dia tertegun. Keynal berkata, “kenapa? Jantungmu berhenti karenaku?”

Kalah telak, Veranda membatin.

Keynal bangkit dan langsung menggendong Veranda didepan badannya, menaruh kepala gadisnya itu dipundaknya. Langkat kaki besarnya menuju kamar Veranda. Setibanya di sana Keynal menutup pintu dengan kaki kirinya.

Keynal melangkah menuju tempat tidur, perlahan membaringkan Veranda di atas ranjang empuk kepunyaan si gadis berparas jelita tersebut. Dia mengambil guling, meletakkannya di sebelah Veranda, dan merebahkan diri di samping guling tersebut.

Ketika tangan Keynal hendak menarik selimut untuk Veranda, gadis cantik itu menahannya. Veranda melempar guling berwarna biru itu, tepat di bawah kakinya. Mengikis jarak diantara dirinya dan Keynal.

Veranda membalikkan tubuhnya ke samping. Refleks sempurna Keynal menolehkan kepalanya, menghadap Veranda yang kini memandangnya dengan tatapan ikhlas.

Veranda lalu memeluk tubuh Keynal dengan segenap jiwa. Keynal memandang mata Veranda dengan binar bahagia juga sarat akan makna tersirat. Disaat-saat seperti itulah, Veranda merasak sesak dan sulit untuk mengendalikan perasaannya.

“Ve,”

“Yaa?”

“Kita memang tidak bisa memperbaiki segalanya. Dan aku gak bisa mengembalikan apa udah aku renggut darimu. Tapi mulai sekarang, bersama kita bisa membuat semua menjadi lebih baik,” ucap Keynal seraya mengusap lengan Veranda yang tengah memeluknya.

Veranda mengangguk semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Keynal, lalu berbisik pelan, “ayo tidur dan jangan berpikir yang aneh aneh.”

Keynal tersenyum simpul, mereka pun mulai menutup mata. Jiwa merek berkelana menuju dunia alam bawah sadar, dimana kisah petualangan seru menanti keduanya.

💜💜💜💜

Veranda terbangun dari tidurnya karena merasa lapar. Dia menatap lurus dentingan jam dinding menggema di kamarnya, waktu menunjukkan pukul delapan malam.

Veranda meminta Keynal untuk memasak rendang khas Sumatera Barat yang biasa dijumpai di rumah makan padang.

Setelah mencuci muka, mereka pun segera turun menuju dapur. Keynal segera menyiapkan bahan-bahan membuat rendangnya seperti; 

- 500 gr daging
- 1 batang serai geprek
- 3 lembar daun jeruk
- 2 lembar daun salam
- 1 ruas lengkuas geprek
- 2 cm kayu manis
- 1 sdt gula merah
- 1 sdt kaldu sapi dan garam
- 1/2 sdt jintan bubuk
- 1/2 sdt merica bubuk
- 1 buah jeruk nipis dan
- 500 ml santan dari 1/2 kelapa

Dia mengambil beberapa bumbu tambahan di dalam kulkas, berupa bumbu rendang instan, serta daging sapi segar yang menjadi bahan utama. Untuk kesekian kalinya Keynal ingin memanjakan lidah Veranda dengan masakannya, karena di mana-mana orang suka dimanjakan dengan makanan. Istilahnya memikat sang pujaan lewat sajian istimewa.

Step pertama Keynal mencuci daging, setelah itu dia potong sesuai selera, lalu diberi perasan jeruk nipis,  setelah itu dicuci kembali hingga bersih.

Selanjutnya Keynal meminta Veranda untuk mengulek bumbu dasar 4 siung bawang putih, 6 butir bawang merah, 2 butir kemiri, 1/2 sdt ketumbar, 3 buah cabai merah besar (dibuang bijinya), 2 cm kunyit dan 3 cm jahe bahan itu harus Veranda haluskan secara manual menggunakan cobek.

Keynal melirik kegiatan Veranda sembari terus berdecak kesal. Bahkan tak sadar lupa menuangkan minyak di atas sauce pan. Keynal menyambar botol minyak di sampingnya dan menuangkan isi secukupnya, tanpa mengalihkan pandangan dari gerak-gerik ala-ala Veranda di atas cobek.

Love Scenario [END-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang