EMPAT TUJUH:

3.9K 227 43
                                    

#StayAtHome!

Selagi kalian bisa, di rumah aja. Kita bantu pemerintah dan tim medis. Jangan lupa jaga kesehatan dan kebersihan.

💜💜💜💜

Keynal panik takut Veranda melihatnya, dengan sigap Keynal menekan hidungnya dengan handuk kecil di tangannya, agar darahnya tidak banyak keluar.

Sekilas Veranda berbalik, “Key, ayo buruan!” Kemudian dia kembali berjalan semakin jauh di depan Keynal.

“I-iya.” Keynal segera mengelap darah di hidungnya dan membuang handuk itu ke semak-semak tepi lapangan.

💜💜💜💜

Cicit burung dan beberapa serangga riuh bersahut-sahutan. Suara angin pagi yang terasa menyegarkan mambuat kalbu siapapun terasa tenang. Tak lupa suara angin yang menggoyangkan setiap daun pepohonan, menambah elok suasana sekitar villa.

Veranda masih meringkuk memeluk kakinya sendiri. Dia masih menikmati berpetualang di alam mimpi. Sementara itu sosok pemuda yang sebelumnya tidur disampingnya sudah tak terlihat disana.

Hanya tinggal Veranda saja yang masih belum terbangun. Roti semalam yang Veranda sengaja tinggalkan masih terbungkus rapi ditempatnya. Tampaknya Keynal tak menyentuhnya sedikitpun.

Keynal pasti ada di kamarnya, setelah mandi dan mengenakan seragam Veranda memutuskan untuk keluar kamar. Wajah Veranda berseri-seri dan kakinya melangkah ringan tanpa beban. Sebuah senandung meluncur dari bibir plum miliknya.

Veranda masuk ke kamar Keynal, pintu kamar mandi terbuka lebar. Raut wajahnya makin bersinar setelah mendapati sosok pemuda di depannya. Pemuda itu bertelanjang dada dan hanya menggunakan boxer.

Lekukan otot lengan Keynal seperti kulit kacang tanah, dadanya bidang, perutnya sexy, rambutnya basah acak-acakan. Medadak perut Veranda keroncongan, bukan hanya menahan lapar, tapi menahan hawa nafsu oleh asupan roti sobek.

Keynal berjalan ke arah lemari pakaian lalu memakai seragam sekolahnya. Setelah itu Keynal berbalik menghadap Veranda.

Tatapan Keynal menjadi serius, dia mulai mendekat dan mencium bibir Veranda dengan lembut. Keduanya menikmatinya dengan mata terpejam. Tak ingin cepat-cepat mengakhiri ciuman itu, sehingga ritmenya menjadi lambat dan hening.

Bahkan hampir tak ada decik ludah karena permainan lembut lidah Keynal, perlahan ritmenya dipercepat. Lidah mereka mulai bertautan dan masing-masing ingin menguasai mulut lawannya.

Keynal tersenyum dan mengalah, membiarkan Veranda menguasai permainannya kali ini. Cukup lama, Keynal bibir turun dan mencium setiap area leher Veranda.

Menjilat dan menghisapnya sehingga memungkinkan untuk meninggalkan jejak cintanya. Keynal juga mencicipi daun telinga Veranda dan menggigit-gigit kecil bagian ujungnya. Ve sangat menikmatinya. Sedikit terdengar desahan seksi dari mulutnya.

Keynal senang jika kekasihnya menyukai ini. Kini Keynal lebih dulu mendorong Veranda dan menyandarkannya di dinding. Dia meminta izin Ve untuk membuka bajunya dan Veranda mengiyakan.

Dengan cepat Keynal membuka kemeja seragam dengan bantuan Veranda yang merentangkan tangan mempercepat prosesnya. Dia meraba-raba bagian punggung Veranda dan tersenyum saat berhasil menemukan pengait branya.

Bra-nya pun ikut bergabung dengan material lainnya di lantai. Terpesona, itu kata yang bisa digambarkan saat Keynal melihat dua gundukan yang bulat dan terlihat kenyal dimatanya. Keynal memeluk Ve sejenak dan menjilat leher bagian belakang Veranda.

Love Scenario [END-COMPLETE]Where stories live. Discover now