The Masquerade PRINCE | Chapter 18 - Dinner

Mulai dari awal
                                    

"Astaga ... ada-ada saja kau ini." Terdengar suara tepukan dahi di seberang sana, disusul tarikan napas panjang. "Malam ini kau jadi ke mansion daddy-mu, bukan?"

"Ya. Tentu saja. Aku dalam perjalanan menuju ke sana. Ada apa, Mom?"

"Mommy hanya bertanya. Cepat kau datang ke mari. Aku sudah menyiapkan banyak makanan untukmu. Aku tunggu kedatanganmu segera ya, Son. Sampai nanti."

Sambungan terputus. Dextier menyeringai memandang layar ponsel. Segera, pria itu menyimpan ponsel di saku celana. Kemudian melanjutkan kegiatan mengemudinya. Kali ini mengemudi sungguhan—dengan harapan segera sampai di mansion Renald. Ia sudah mengantongi perasaan puas setelah sebelumnya bermain-main sebentar dengan pengemudi mabuk.

Tiga puluh menit kemudian, gerbang mansion Renald terlihat di depan sana. Dextier memperlambat kecepatan begitu melewati gerbang otomatis. Kedatangannya langsung disambut para bodyguard saat ia memarkirkan Lamborghini metaliknya di pelataran mansion. Usai memberikan kunci kepada seorang bodyguard khusus, pria itu segera melangkahkan kakinya menuju pintu utama. Dahi Dextier berkerut ketika mendapati suasana mansion yang cenderung sepi. Tidak ada tanda-tanda keberadaan dua makhluk menyebalkan yang biasanya sangat suka menganggu.

"Dex, kau sudah sampai?"

Dextier menghentikan langkah dan menoleh ke sumber suara. Dari arah dapur, Karlen muncul dengan celemek yang masih melekat di tubuh ramping wanita itu. Dextier menarik sedikit ke dua sudut bibirnya saat menyambut pelukan hangat Karlen.

"Baru beberapa hari kau tak berkunjung, kenapa rasanya begitu lama?" tanya Karlen mengurai pelukan. Wanita itu menatap wajah anaknya berkaca-kaca.

"Aku baru pengunjungimu beberapa hari lalu, Mom. Jangan berlebihan. Aku sudah dewasa."

Karlen sontak memutar bola mata malas. Suasana melankonis sesaat lalu seketika buyar, tergantikan perasaan kesal Karlen menghadapi sikap Dextier. "Ya ... ya ... ya ... terserah apa katamu saja. Ayo, sebaiknya kita segera ke ruang makan. Makanan sudah siap." Wanita itu dengan semangat menarik tangan Dextier menuju dapur.

Uh oh ... ternyata para pengacau kecil sudah berkumpul di meja makan. Mereka sibuk menyantap puding mangga, sampai tidak menyadari kehadiran orang baru di sekitar mereka.

"Andreana, Andrian, lihat siapa yang datang," seru Karlen riang. Sontak saja yang ke dua bocah yang merasa terpanggil mendongak. Mata mereka serempak membulat lucu begitu mendapati sosok Dextier sudah berdiri di sisi meja makan.

"Dextier," gumam ke duanya tak jelas. Mulut mereka penuh dengan puding.

Karlen hanya geleng-geleng melihat kelakuan kedua anaknya. "Perlahan-lahan makannya, Nak. Dextier tidak akan mengambil puding kalian."

Namun, kedua bocah itu seakan tak menggubris ucapan ibunya sama sekali. Andreana dan Andrian justru semakin memasukan puding ke dalam mulut sampai penuh lalu mengunyahnya dengan tidak sabar.

"Astaga kalian ini ...." Karlen mengembuskan napas lelah--menyerah menghadapi sikap sulit diatur ke dua anaknya. "Duduklah, Dex," titahnya menarik kursi dan mulai menghidangkan makanan—yang dibawakan pelayan—di hadapan Dextier.

"Kemana saja kau beberapa hari ini? Kenapa kau tak berkunjung ke mari?" Andreana menjadi yang tercepat menghabiskan puding. Gadis kecil itu menatap penasaran Dextier yang duduk di hadapannya.

"Aku sibuk." Dextier menyahut acuh.

"Dex ...."

"Hm."

The Masquerade PRINCE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang