Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kita berpisah saja!" ucap Wonwoo lirih. "Aku sudah tidak sanggup hidup denganmu lagi."
"Kau menginginkannya? Sudah kau pikirkan ini baik-baik?" tanya Jun dengan raut wajah keras.
"Ya."
"Baiklah, akan ku urus semuanya!"
• •
• •
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Usiamu sudah lebih dari cukup untuk menikah dan memiliki seorang anak."
Mingyu menatap Seungcheol yang tengah memangku anak keduanya, bayi perempuan berusia empat bulan.
"Lihat! Memangnya kau tidak ingin punya makhluk seimut dan semanis ini?" tanya Seungcheol sembari memainkan tangan kecil putrinya.
Mingyu berpaling. "Imut apanya? Dia hanya makhluk kecil berlendir."
Seungcheol tidak merasa tersinggung sama sekali, sudah terbiasa mendengar ucapan pedas dari mulut sahabatnya itu.
Pikiran mengenai pernikahan tidak pernah terlintas di otak Mingyu sama sekali, terasa begitu jauh dari bayangannya, apalagi memiliki seorang anak, hal itu sepertinya mustahil terjadi didalam hidup seorang Kim Mingyu.
Lelaki mandiri yang memiliki bisnis cafe dan sebuah toko kue. Bekerja tanpa kenal waktu, makan, tidur, sesekali berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, kehidupan Mingyu hanya seputar itu dan ia tidak merasa bosan sama sekali.
"Memangnya salah jika aku tidak punya keinginan untuk menikah?"
