Sins #14 : Biar Sama Kayak Yang Lain

1K 290 150
                                    

🌊💘🎣

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌊💘🎣

10 SINS OF
BEING SINGLE. |

Setelah sesi peluk-haru yang berhenti karena diinterupsi Tama yang sibuk mencari Mie Mantaap, akhirnya Tama punya kesempatan official berkenalan dengan Kak Dean. Ini baru the real mantaap. Ha!

"Ngapain di sini kalian berdua?" tanyanya.

"Bulan madu," jawab Dean asal, kemudian meringis. "Ya belanja, bro. Masa bulan madu."

"Bulan madu itu apa, Kak? Beli madu?" Tanya Yeri polos lewat bahasa isyarat.

Tama menggeleng cepat kemudian menutup mata Yeri, takut-takut jika adik kecilnya membaca yang tidak-tidak lewat gerak mulut lawan bicaranya.

"Tharene!" Tama mendekat pada sosok yang dipanggil dengan riang. "Gimana suasana hatinya hari ini?"

"Hah?" Tharene melongo. "Ya, enggak gimana-gimana. Random amat pertanyaanmu. Nggak sopan pulak, nggak pakai embel-embel kakak."

Kekehan terurai begitu saja dari bibir pemuda itu. Sekarang posisi Tharene begitu membingungkan. Tama di depan, Dean di belakang. Ha-ha. Maju salah, mundur salah.

Alhasil gadis itu menyentil pelan lengan Tama. "Minggir."

"Nggak mau."

"Heh!"

Tama hanya senyum-senyum, memamerkan gigi.

"Re, ini dia siapa, sih?" Dean mencuat dari atas bahu Tharene.

"Temenku."

Seketika jawaban sang gadis membuat Tama tersenyum sumingrah. "Alhamdulilah, naik pangkat," ujarnya begitu khusyuk.

Ternyata Tama dianggap teman.

Wajar saja, dia pikir selama ini yang dia lakukan hanyalah menganggu Tharene. Untunglah dia bukan disebut 'nggak kenal'. Mentok-mentok ekspektasi Tama sih, 'adik kelas' lah. Mungkin ini rezeki anak biadab yang suka menganggu iman Tharene Irena.

Di luar sana Tama memang tersenyum-senyum saja. Tapi sebenarnya jauh di dalam sana dia mulai mencium ketidak beresan saat menilik tensi diantara Rere dan Dean. Maklum, anjing peliharaan juga punya kemampuan sniffing.

Tama lalu mendorong bahu Tharene. Si gadis yang tengah menggenggam gagang trolley jadi terkejut dan mengikuti saja meski sebenarnya alisnya berkerut heran. "Ngapain, woi?!" desisnya bisik-bisik kalut.

Di belakang sana Yeri ditinggal dengan Dean yang kebingungan. "Itu abangmu, ya?"

Yeri mengangguk.

"Adek umur berapa?"

7 jari terangkat, Yeri menyengir manis. Kemudian Yeri menggerakan jari dengan cepat. Entah apa itu, Dean tidak paham tapi yang penting senyum saja dulu sampai lesung pipitnya kelihatan. Yang paham hanya Tama yang kini di depan, memberi jempol dari jauh pada adiknya yang menggemaskan.

✔ 10 Sins of Being Single | BTS V | salicelee.Where stories live. Discover now