Wattpad Original
There are 8 more free parts

2 | Aku akan Mencobanya

25.8K 504 15
                                    


2 | Aku akan Mencobanya


Saat itu Jumat malam dan aku berada di pesta barbeque kampus—yang pada dasarnya hanyalah salah satu cara bagi para mahasiswa untuk merayakan akhir pekan ini. Kelompok persaudaraan solidaritas yang menjadi tuan rumah selalu menggelar acaranya di lapangan ketika hari sudah mulai gelap, sehingga mereka bisa menyiapkan tungku di dekat bangku-bangku dan juga membuat api unggun—sementara minuman ringan mulai dibagikan juga saat itu, acara semacam ini sudah menjadi kegiatan mingguan sekarang.

Pasti rasanya menyenangkan, jika saja aku tidak sedang berusaha untuk belajar.

Mrs. James mengundurkan tanggal ujian untuk beberapa alasan dan tentu saja, Ella sangat gembira. Namun, aku? Tidak merasakan hal yang sama. Terutama ketika aku sudah menghabiskan sepanjang malam untuk belajar menghadapi ujian yang seharusnya mendongkrak sepuluh persen nilai kami—sebuah ujian yang sepertinya tidak akan pernah terjadi. Bukannya aku tidak dapat melihat hikmah dari kejadian ini—aku tahu aku memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkannya sekarang, tetapi masalahnya, aku lebih suka secepat mungkin menyelesaikannya dan melupakannya. Sekarang momok itu masih menjulang di depan sana, bahkan terlihat lebih menakutkan dari sebelumnya.

Terserahlah, aku tidak peduli. Aku akan menyelesaikannya malam ini dan tidak akan begadang semalaman di hari sebelum ujian terjadi. Juga, jika aku menyelesaikannya malam ini, aku akan memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada kelas bahasa Inggris di akhir minggu yang mana itu bagus karena Mrs. Samuels menjadi sangat cerewet akhir-akhir ini.

Namun, sepertinya berusaha untuk belajar di dekat api unggun kampus bukanlah salah satu ide terbaikku.

Itulah yang kupikirkan tentang semua ini dan ketika aku sedang berusaha untuk melewati kalimat pertama di bagian atas halaman, aku mendengar sebuah suara familier.

"Apakah kau seorang pustakawan cantik? Karena aku pikir kau sangat menarik."

Ya Tuhan.

"Tolong katakan padaku, itu bukanlah kalimat gombalan yang benar-benar akan kau gunakan kepadaku," kataku pada Josh, yang sekarang sedang berjalan ke arah bangkuku.

"Itu murahan sekali, tapi tidak terlalu buruk kalau dipikir-pikir," argumennya, sebelum dia mengambil buku dari tanganku. "Apakah kau sedang belajar? Serius, Riley? Di acara barbeque kampus?"

Aku tidak pernah menyukai Josh Taylor. Dia bajingan sombong, dan untuk melengkapi semua itu, dia adalah mantan Ella. Selama mereka berkencan, dia terlihat seperti malaikat sepanjang waktu. Namun rupanya, di saat yang bersamaan—dia juga berkencan dengan tiga gadis lainnya, tetapi kami baru mengetahui tentang itu setelahnya.

Sekarang, dia menjadi sosok yang mengganggu dalam kehidupan Ella dan tentunya di kehidupanku juga, karena untuk beberapa alasan dia sangat ingin Ella kembali padanya.

Aku mengambil buku itu kembali. "Biar kuberi tahu, aku di sini hanya menunggu Ella. Dia pergi untuk menyimpan tasnya dan mengambil jaket dari kamar kami."

"Jadi, kau ingin membaca tentang kontribusi umum Freud ke bidang psikologi daripada, uh, aku tidak tahu, menemuiku?"

"Jangan konyol, aku ada ujian," balasku. "Dan kenapa juga aku harus menemuimu?"

"Lupakan itu," kata Josh sambil membungkuk ke arahku. "Apakah ada bandara di dekat sini atau ini hanya jantungku yang lepas landas?"

Aku mengerutkan hidungku. Sudah terbiasa dengannya yang melempar gombalan murahan ketika dia bersama Ella, tetapi dulu dia jauh berbeda daripada sosok memuakan yang ditunjukkannya saat ini kepadaku. "Jujur saja, itu adalah gombalan terburuk yang pernah kudengar."

Hey, Noah (Edisi Bahasa Indonesia)Where stories live. Discover now