Part 6 - Dia Yang Dingin

5.5K 442 19
                                    

Ku tetap menunggu votes dan komennya ya, sayang
*****


I draw the blinds
They don't need to see me cry
'Cause even if they understand
They don't understand
~ On My Way - Alan Walker ~
****


"Kak Davi, please deh! Pagi-pagi nggak usah gombal!" Ujar Mysha dari ujung ruangan meja makan kala melihat bagaimana kakak lelakinya itu merayu sahabatnya di dapur. Sherrina yang berada disamping Mysha terkikik tanpa suara. Sedang Davino, memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Mysha, apaan sih?" Pekik Alluna malu.

"Duh, Luna. Ngapain lagi sih mau dengerin gombalan Kak Davi? Mending sama Audy yang beneran mau pacaran sama elo." Ujar Mysha. Sengaja menyindir Davino kakaknya.

Alluna hampir saja tersedak ludahnya sendiri kala mendengar sendiran yang Mysha berikan kepada Davino. Sementara yang disindir terlihat tenang duduk di kursi meja makan sembari meminum kopi hitam krimer yang dibuat oleh mba Tari sebelumnya.

Mysha dan Sherrina memasuki area meja makan. Menghampiri Alluna dan juga Davino.

"Mba Tari, Mysha mau susu." Pintanya pada Tari saat duduk di kursi meja makan.

"Sherrina mau orange juice saja, mba Tari." Ucap Sherrina.

"Iya, iya, nona nona cantik." Sahut mba Tari sembari tersenyum.

"Luna, buat pie Strawberi? Mau ya." Ucap Sherrina sembari memakan pie yang ada dihadapannya tanpa perlu ditawari Alluna.

"Wahh, enak banget, Lun." Kedua mata Sherrina berbinar.

"Iya lah, muridnya Om Darrel." Puji Mysha lagi.

"Sudah, ih! Jangan muji gue mulu. Malu." Sahut Alluna sambil merengut. Gadis itu mengambil tempat duduk tepat dihadapan Davino. Meliriknya takut-takut, dan terlihat lelaki itu mengacuhkannya. Membaca surat kabar pagi ini yang entah membahas apa. Seakan surat kabar itu lebih menarik dari dirinya. Padahal,  beberapa saat sebelumnya lelaki itu membuatnya terbang ke awan. Kini, dirinya dihempas ke dasar lautan.

Alluna meminum susu vanilla hangatnya sembari memandangi Davino, sementara pikirannya memutar kembali kejadian-kejadian setiap dirinya bersama Davino.

Ya, jika dipikir-pikir kakak lelaki Mysha ini memang selalu seperti itu. Davino akan memperlakukannya dengan lembut. Bertindak begitu posesif jika tidak ada orang lain diantara mereka. Seperti semalam di dalam kamarnya. Atau kala baru saja saat pria itu merayunya. Namun, lihat sekarang. Saat ada Mysha dan juga Sherrina, meliriknya saja pun tidak.

Tanpa sadar Alluna menghela nafas panjang. Meratapi nasib sial percintaannya. Apa memang benar yang dikatakan Mysha? Kakak lelakinya itu hanya menggombal. Memberikannya harapan palsu hanya agar dirinya tetap memuja pria itu.

Bahasa gaulnya, TP alias tebar pesona!

Buktinya, walau telah mencium dirinya sebanyak dua kali, Davino masih terlihat cuek padanya. Seakan tidak pernah ada apa-apa diantara mereka. Atau memang, mencium bibir adalah hal yang biasa dilakukan untuk pria itu? Ah ya, pasti begitu. Pikir Alluna dalam hati.

D and A  (TAMAT)Where stories live. Discover now