Part 4 - Bangsat

5.6K 501 10
                                    

Buat nemenin kegabutan kalian.
Jgn lupa bintang dan komennya ya 😊
****

Cause I knew you were trouble 
when you walked in
So shame on me now
Flew me to places I'd never been
'Til you put me down
I knew you were trouble 
when you walked in
So shame on me now 
~ I Knew You Were Trouble - 
Taylor Swift ~ 

************


"Lama banget pipis elo, Lun." Ucap Sherrina saat baru saja Alluna memasuki kamar Mysha. Ditutupnya pintu kamar Mysha. Ditatapnya Sherrina dan Mysha bergantian dengan senyumnya yang dipaksakan. Ya, bagaimana tidak lama? Davino menahannya di dalam kamar. Bahkan setelah mengambil ciuman keduanya, kakak lelaki Mysha itu hampir saja mengambil ciuman ketiganya. 

Untung saja saat itu Alluna masih dapat berpikir menggunakan sedikit otaknya yang masih sedikit tersisa. Beralasan bahwa Mysha dan Sherrina akan curiga jika mereka menunggu Alluna tak kunjung kembali ke kamar Mysha. Beruntung bagi dirinya, akhirnya Davino mau mendengarkan perkataannya. Akhirnya, Alluna pun dapat bebas dari penjara panas yang Davino buat untuknya.

"Gue.. ketemu kak Davi tadi." Jawab Alluna sembari naik ke atas tempat tidur Mysha. 

"Oh, Kak Davi sudah pulang?" Tanya Mysha yang saat ini tengah meminum es kopi susu kekinian yang sedang ngetrend saat ini. Punya Alluna masih ada di atas meja nakas sisi tempat tidur. Sama sekali belum disentuhnya.

"Sudah." Alluna mengangguk.

"Njiirr, Kak Davi ngeliat elo cuma pakai baju tidur gini donk, Lun?" Lanjut Sherrina. Alluna kembali mengangguk. "Terus, elo ngobrol sama dia, gitu?" Belum sempat Alluna mengangguk. Mysha menimpali ucapan Sherrina.

"Pantesan, lama." Timpalnya. "Pasti Kak Davi cari cari kesempatan." Gadis itu terkikik. Begitu pula dengan Sherrina.

Ya Tuhan, belum saja kedua sahabatnya itu tahu apa yang dilakukan oleh Davino. Mengambil ciuman darinya. Bukan satu, tapi dua kali. Duh, bagaimana ini? Apa dirinya harus menceritakan saja kejadian mengagumkan yang baru saja dialami bersama pria yang selama ini diimpikannya? Davino Luca.

"By the way, Lun. Gue penasaran deh!" Ucap Sherrina. "Kak Davi tuh sebenarnya tahu nggak sih kalau elo tuh suka sama dia?" Tanyanya.

"Entahlah." Jawab Alluna sembari menggelengkan kepalanya lemah.

"Seharusnya sih tahu." Ucap Sherrina lagi. 

"Kok, bisa tahu?" Alluna bingung. Menutupi kegugupannya, diambilnya kemasan es kopi susu miliknya. Menggunakan sedotan plastik, Alluna meminumnya.

Manis dengan rasa sedikit pahit bercampur di indera perasanya. Seketika mengembalikan ingatannya dengan perkataan Davino setelah mereka berciuman. 

Manis.

Ya Tuhan, sepertinya Alluna akan terus mengingat ucapan Davino setiap kali memakan atau meminum sesuatu yang manis. Apa bibirnya memang semanis itu? Tanpa sadar Alluna meraba bibirnya. Ya, sebelumnya memang Alluna memakan donat dengan selai strawberry. Baru satu gigit, tiba-tiba saja panggilan alam memanggilnya untuk membuang air kecil. Setelah itu, disanalah semua kejadian manis itu berawal.

D and A  (TAMAT)Where stories live. Discover now