29 - |Pembelaan|

25.1K 4.1K 815
                                    

Rapat osis sudah selesai sekitar 10 menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rapat osis sudah selesai sekitar 10 menit yang lalu. Tersisa 3 orang yang masih belum beranjak dari kursinya.

“Jadi benar kalau lo pacaran sama Asya?” tanya Dera.

Mendengar pertanyaan Dera membuat Elvin yang sedang fokus dengan ponselnya seketika mendongak.

“Kata siapa?”

“Nino.”

Elvin langsung mengalihkan pandangannya pada Nino.

Dengan cepat Nino beralih melihat ke arah lain, pura-pura tidak tahu jika Elvin sekarang sedang menatapnya tajam. Nino memang berbakat menjadi admin akun gosip. Dia cowok tapi sangat suka bergosip dengan cewek-cewek.

“Iya,” jawab Elvin akhirnya.

“Kok bisa, sih, lo pacaran sama cewek kayak gitu?”

“Emang kenapa?”

Sejujurnya Elvin malas menanggapi Dera karena Elvin tahu cewek itu pasti akan menjelek-jelekkan Asya seperti biasanya. Namun, karena Nino kampret Dera jadi banyak bertanya tentang hubungannya dengan Asya.

“Dia bukan tipe lo banget, Vin. Masih mending gue kemana-mana lah. Lo nggak lupa kan kalau dia itu playgirl? Bisa aja lo sewaktu-waktu diselingkuhin sama dia. Dia juga otaknya nggak seberapa, lo kan sukanya cewek pintar. Dan lagi, dia itu pecicilan, nggak bisa diam. Dia cuma menang tampang sama popularitas doang, tapi otaknya nggak ada isinya.” Dera menyebutkan keburukan-keburukan Asya untuk membuat Elvin yakin jika Asya tidak pantas untuknya.

Nino yang sekarang duduk di depan Dera hanya bisa geleng-geleng kepala tidak habis pikir melihat sikap Dera yang merasa dirinya paling sempurna. Nino tahu kalau Dera tidak menyukai Asya, tapi Nino tidak pernah mengira Dera bakal sebenci ini setelah mengetahui jika Elvin dan Asya pacaran. Ini mungkin juga salah mulut Nino yang ember, yang selalu menceritakan setiap gosip yang dia dengar pada orang di sekitarnya.

“Lo nggak perlu ingetin gue tentang keburukan-keburukan Asya karena tanpa lo bilang, gue udah tahu dan gue bisa nerima itu semua! Jangan seolah-olah lo yang paling tahu tentang Asya karena disini gue yang lebih paham tentang dia! Gue gak suka lo ngomong kayak gitu tentang cewek gue, jadi gue harap ini yang terakhir!” Elvin memasukkan ponselnya ke dalam saku seragam lalu beranjak pergi.

Langkah Elvin berhenti di tengah pintu yang sedang dalam keadaan terbuka. Dia berbalik dan menatap tajam Dera.

“Dan satu lagi, gue lebih suka pendosa yang sadar akan dosanya dan mau berubah daripada orang yang sok suci dan menganggap dirinya paling benar,” lanjutnya.

Setelah mengatakan itu, Elvin pergi diikuti Nino yang tersenyum bangga karena Elvin membela Asya habis-habisan. Dia kan Elvasya shipper, jadi meskipun Dera temannya, Nino tetap akan membela Asya. Lebih tepatnya, sih, membela siapa saja yang dibela Elvin. Intinya, Nino akan selalu menjadi pendukung Elvin.

Play With Players (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang