:: 01 ::

138 38 16
                                    

//Sabtu, 09-02-2019
09:30 am

Kring... kring...
Lonceng di atas pintu kayu itu berbunyi, lalu masuklah seorang gadis setelah membuka pintu.

Ia masuk dengan membawa sebuah buku catatan berwarna merah di pelukannya. Sebuah pena biru di genggamannya.

Rambut hitam lurus, terurai panjang sampai ke sikut. Pakaian sederhana dengan sweater abu dan rok yang tidak terlalu panjang, menutup sampai tengah betis, sudah menjadi ciri khas gadis tersebut.

''Pagi, Syifa!" seorang pustakawati yang sedang duduk di mejanya menyapa gadis yang baru masuk tersebut.

''Pagi, kak Laila!" gadis yang ternyata bernama Syifa itu membalas sapaannya sambil tersenyum.

Ia kemudian mengisi daftar pengunjung, lalu duduk di kursi sambil meletakkan bukunya di atas meja.

Sudah menjadi kebiasaannya. Setiap hari Sabtu, ia selalu pergi ke perpustakaan kecil itu untuk belajar.

Meja perpustakaan tersebut panjang, dengan enam kursi yang menghadap ke jendela.

Tetapi, yang terlihat duduk di kursi tersebut hanya Syifa dan seorang lelaki yang berjam tangan hitam di tangan kirinya. Itupun, mereka duduk di kedua ujungnya. Sehingga menciptakan jarak yang cukup jauh diantara keduanya.

Sudah lama Syifa mengetahui jika di sampingnya selalu ada lelaki itu, begitu juga sebaliknya.

Tetapi, mereka belum pernah saling berbicara. Bahkan, belum pernah melirik satu sama lain.

Berpikir, setiap kata yang sudah terangkai. Jika untuk memulai percakapan walau hanya sebatas sapaan, untuk mereka yang terfokus pada satu hal. Menjadikan, tiada sepatah kata pun yang dapat terucap.

Maka, mereka memilih diam.

Beloved Saturday //Great Distance in A Small LibraryOnde as histórias ganham vida. Descobre agora