26 - |Malming|

26.6K 4K 512
                                    

“Emang bener-bener gila si Asya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Emang bener-bener gila si Asya. Mentang-mentang pulang sama Elvin, mobil sama kita berdua ditinggalin. Mana kuncinya dibawa lagi,” dumel Arina meluapkan kekesalannya.

Keempat temannya tertawa termasuk Asya.

“Ya, lo kan tahu gimana daya ingat gue. Nggak sama Elvin aja gue suka lupa apalagi pas sama Elvin, lupa semuanya gue.”

“Terus gimana nasib mobil Asya?” tanya Fazri.

“Ya gue balik lagi naik ojol buat ngambil mobil sama jemput dua anak orang ini yang udah kayak orang ilang nunggu di pinggir jalan,” jawab Asya.

Obrolan berlanjut dengan membahas hal-hal yang tidak bermanfaat dan berghibah ria. Saat ini mereka sedang nongkrong di kafe, menghabiskan waktu malam minggu bersama agar tidak terlihat ngenes. Mereka semua jomblo jadi malam minggunya bareng.

Asya masih berpikir jika dirinya jomblo karena Elvin belum memberi kabar sama sekali sejak pernyataannya kemarin. Mungkin saja cowok itu memang tidak serius dengan ucapannya. Asya juga tidak mau menanyakannya. Dia masih punya sedikit rasa gengsi. Teman-temannya juga belum dia beritahu tentang pernyataan Elvin kemarin.

Saat sedang asyik mengobrol ponsel Asya tiba-tiba berdering yang menampilkan satu pesan masuk dari Elvin. Dengan cepat Asya membukanya.

Elvin :
Lo dimana?

Asya :
Kafe

Elvin :
Sama siapa?

Asya :
Temen-temen

Elvin :
Kirim alamatnya, gue jemput!

Asya :
Gue bawa mobil

Asya menarik kembali pesannya yang terakhir saat ingat jika Arina dan Chika tadi nebeng mobilnya. Biar Arina saja yang dia minta membawa mobilnya pulang.

Pesan berhasil ditarik. Asya beralih mengetik alamat kafe yang menjadi tempatnya nongkrong lalu mengirimkannya pada Elvin yang hanya dibaca saja oleh cowok itu. Kebiasaan.

“Bawa mobil gue. Kembaliin besok juga nggak apa-apa.” Asya meletakkan kunci mobilnya di meja depan Arina.

“Terus, lo mau pulang jalan kaki?” tanya Chika membuat Asya memutar bola matanya jengah. Temannya yang satu itu memang lebih parah dari Asya. Kelemotannya sudah stadium akhir.

“Gue mau dijemput Elvin.”

“Wuidih! ada apaan nih, tiba-tiba main jemput-jemputan?” goda Jali dengan tatapan jahilnya.

“Lo mau kemana?” tanya Arina.

Asya mengangkat bahunya tidak tahu. Memang dia tidak tau karena Elvin tidak memberitahunya. Elvin hanya bilang akan menjemputnya saja.

Play With Players (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang