7 | Rasa Baru Dalam Hidup

2.3K 329 95
                                    

Pukul empat lebih delapan belas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul empat lebih delapan belas. Itu artinya, dua menit lagi Jungkook akan datang, kakak kedua Yoongie itu akan segera menginjak keramik rumah setelah enam jam lebih berada di sekolah.

"Jungkooooook pulaaang~"

Benarkan?

Tak butuh waktu lama bagi pintu untuk dibuka. Seokjin yang telah siap dengan kemeja kerjanya menoleh. Mengangkat satu tangannya untuk melayangkan sapaan singkat.

"Yo!"

"Hyung belum berangkat?" tanya Jungkook. Seokjin menggeleng. "Menunggumu. Setelah ini Hyung berangkat," balasnya. Jungkook mengangguk paham. Tak aneh lagi dengan Kakaknya yang akan berangkat ke kantor di siang atau sore hari ketika Jungkook telah pulang, dan kembali ke rumah saat malam telah larut. Penyebabnya bukan karena malas atau apa, tapi harus ada yang menjaga Yoongie bukan?

"Yoongie dimana Hyung?" Jungkook bertanya sembari meletakkan sepatu pada tempatnya.

"Ada, dikamar," Seokjin menjawab singkat. Seketika, wajah Jungkook berubah cerah. Remaja itu cepat-cepat melepas kaos kaki lalu berlari bak kilat menuju lantai atas.

Memang bucin Yoongie sekali Jungkook ini. Tidak bisa jauh-jauh. Tidak bisa marah lama-lama, ahh ... Ia bahkan tidak bisa marah pada bocah lucu itu. Apapun yang menyangkut sang adik, ia akan menjadi nomor satu.

"Yoongie sedang tidur Kook! Jangan diganggu!"

"Siap, Boss!"

***

"Hihi ..."

Jungkook terkekeh kecil saat wajah sang adik mengerut lucu. Kembali ia tekan hidung mungil itu. Membuat si empunya hidung merengek kecil dengan mata yang terpejam. Jungkook tertawa puas. Gemas sekali. Sedetik kemudian, ia dikejutkan dengan kucing belang yang melompat keatas perutnya.

"Meow~"

"Oh, halo Chu~" Jungkook berbisik pelan. Tak ingin berucap keras dan berujung dengan membangunkan sang adik yang masih tertidur pulas.

"Ayo kita keluar, oke? Anakmu masih tidur," bisiknya. Terkekeh geli atas ucapannya sendiri, lalu berdiri dan keluar dengan kucing digendongannya.

***

"Jungie yung~"

Jungkook berhenti menyesap kopinya. Menoleh kebelakang dimana sang adik tengah berjalan sembari menggosok matanya.

"Sudah bangun?" tanyanya berbasa-basi. Si bocah mengangguk dengan senyum cerah. "Sudah!" jawabnya riang, lantas berlari menghampiri sang kakak dan beringsut naik dalam pangkuannya.

"Oww.. sabar jagoan, kopi panas ini bisa tumpah nanti," Jungkook berucap ngeri. Tak mau membayangkan apa yang terjadi jika kopi ditangannya sampai tumpah. Dengan sigap ia meletakkan segelas kopi diatas meja. Menjauhkannya sejauh mungkin dari jangkauan bayi dalam pangkuannya.

Sementara itu, si gembul yang merasa mendengar kata asing dalam kamus cepat-cepat mendongak. Menatap sang kakak dengan mata bulat lucu.

"Topi?" tanyanya. Jungkook terkekeh. Mencubit hidung kecil si kecil lalu menggeleng pelan.

"Kopi Yoong," jawabnya lalu mendusalkan kepalanya pada wajah sang adik. Membuat yang lebih kecil merengek geli.

"Lopi?" Jungkook menggeleng sedih. Menangis merasakan hatinya teriris saat nama almarhum kelinci kesayangannya disebut.

"Ko-pi," ia berujar memberi contoh.

"Kopi?" Jungkook mengangguk. "Iya."

Mendengar jawaban sang kakak, alis si gembul terangkat semangat. Melompat kecil didalam pangkuan, dan membuat Jungkook meringis kecil.

"Mawu kopi! Mawuu~" pintanya. Jungkook menggeleng cepat.

"Tidak--Auwwh.. berhenti melompat jagoan," rintihnya saat kaki kecil sang adik mendarat tepat pada 'aset penting' miliknya.

"Yoongie mawu kopi Yungie~" rengek si bocah saat sang kakak menurunkan ia dari pangkuan.

Jungkook menggeleng tegas. "Rasanya pahit Yoong, tidak enak," ujarnya.

"Tidak enak?"

Jungkook mengangguk, "Iya, tidak enak," jawabnya, yang membuat bocah di sampingnya mengerut bingung.

"Tapi ... Yungie minum-minum, tenapa?"

"E-eh?"

Skak mat Jung! Tak ada yang menyangka kau bisa dikalahkan sebegini mudahnya oleh seorang bayi.

Hah! Hancur harga dirimu Kook!

"Yoongie mawu kopi Yungie, juceyoo~" si bocah masih kukuh meminta. Tak tahu bagaimana rasanya memang, karena ini kali pertamanya mendengar kata 'kopi'. Dan jika beruntung, mungkin Yoongie bisa merasakan kecapan pertama dari segelas air keruh yang kini digenggam Jungkook erat-erat.

"Kopi hanya untuk orang dewasa, oke?"

Akhirnya, Jungkook membenahi perkataannya. Mendorong hidung kecil si bungsu agar menjauh dari kopi miliknya.

"Panas, jangan dekat-dekat," larangnya. Dan siapa yang tahu, diperingati seperti itu, rasa penasaran si bocah malah semakin membuncah. Kali ini, tangannya ia ulurkan untuk menggapai gelas dari tangan Jungkook. Membuat Jungkook kewalahan hingga akhirnya menyerah.

"Yoongie mau kopi?" tanyanya. Spontan saja, si bocah mengangguk cepat. Menatap Kakaknya dengan mata penuh binar, yang membuat Jungkook gemas seketika. Jiwa bucinnya melonjak, bung!

"Kopi, kopi," Yoongie menyahut cepat. Jungkook mengangguk kecil. Sedikit ragu sebenarnya. Tapi membayangkan bagaimana raut wajah Yoongie saat lidahnya mengecap kopi untuk pertama kali, nampaknya membuat syaithon yang menggodanya untuk menjahili sang adik dapat menang dengan mudah.

"Uhm, sedikit saja ya?" ujar Jungkook sembari memeragakan kata 'sedikit' dengan tangannya. Mau tak mau, si bocah menurut. Yah ... daripada tidak bisa merasakan bagaimana rasa dari kopi yang ia dambakan sejak tadi 'kan?

"Tapi, duduk manis dulu, Yoong," ucapnya. Terkekeh gemas kala sang adik menuruti permintaannya secepat kilat. Si bocah dengan cepat duduk manis dalam pangkuannya. Dua tangan ia tepuk-tepukkan dipaha, menunggu kopi pertamanya datang.

"Ini ... Sedikit saja," Jungkook berujar sembari menyodorkan sesendok kopi yang telah ia tiup kedepan bibir sang adik.

Nampaknya diterima dengan baik. Sebab si bocah segera membuat mulutnya. Memberikan akses bagi sang lidah untuk mengecap rasa baru dalam kehidupannya selama tiga tahun.

'Glek!'

Kopi ditelan, Jungkook penasaran. Kedua matanya memperhatikan dengan seksama wajah sang adik yang perlahan berubah menjadi keruh.

"Bweek~"

Bocah tiga tahun itu menjulurkan lidah kala pahit terasa dipangkal lidah. Ia mendongak. Menatap sang kakak dengan wajah tak suka.

"Pahit Yungieee!!"

"Bwahahaha!!"





tbc

ADORABLE YOONG ✔Where stories live. Discover now