14 | Tetangga baru

1.7K 294 117
                                    

"Hyung, akan ada tetangga baru ya?"

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Hyung, akan ada tetangga baru ya?"

Seokjin menoleh tepat ketika Jungkook menyelesaikan kalimatnya. "Tetangga baru?"

Jungkook mengangguk. "Iya, ada mobil barang di rumah depan. Sepertinya pindahan," jawabnya sembari mengamati rumah seberang sana.

"Berarti, kita akan dapat makanan 'kan Hyung?" celetuknya, lengkap dengan tawa jahil yang terdengar menyebalkan. Seokjin mengangguk.

"Iya sepertinya. Dan itu berarti, aku tidak perlu memasak 'kan Jung?"

"Ah, Hyuuung~"

***

"Yungie, Chuchu tidak bisa makan!!"

"Lho? Kenapa?"

"Kalena makanannya habiss!"

Jungkook terkekeh pelan. "Ayo kita beli. Hyung ambil kunci dulu, oke?"

.

.

.

"Yoong, akan ada tetangga baru lho," ini Jungkook yang berujar. Berjalan mendekati Yoongie yang asyik memakan cokelat sedari tadi.

"Yoong? Akan ada tetangga baru," ujarnya lagi. Kali ini mengangkat tubuh Yoongie, dan memangkunya dengan mudah. Si bocah mendongak. Memamerkan pipi gembilnya yang belepotan cokelat.

"Nanti Yoongie dapat teman balu ya, Yungie?"

Jungkook mengangguk kecil. "Iya, mungkin," balasnya. Mengusakkan kepala pada punggung si bocah.

"Hmm ... nanti bisa dapat makanan juga," imbuhnya yang spontan, mendapat geplakan ringan diatas kepala.

"Jangan racuni otak adikmu, Jung. Makan terus yang kau tahu." itu Seokjin yang datang entah sejak kapan. Jungkook meringis.

"Iya, maaf," ujarnya setengah-setengah. "besok-besok kuulangi lagi," lanjutnya dalam hati. Menatap sengit sang kakak yang hanya dibalas dengan tatapan malas.

"Jinie yung, nanti Yoongie dapat teman balu?" si gembul melepaskan diri dari pelukan Jungkook. Berpindah pada Seokjin yang baru saja merebahkan diri di karpet bulu.

"Iya, Yoong ... nanti dapat teman baru," balasnya. Mengambil beberapa lembar tisu untuk membersihkan cokelat di wajah si bungsu.

"Memang ada anak kecil yang ikut pindah ya, Hyung?" celetuk Jungkook yang tiba-tiba ikut pindah, berbaring di atas karpet.

"Kalau dari gosip ibu-ibu sebelah sih, ada."

"Wah, Seokjin Hyung jadi tukang gosip sekarang?!"

Seokjin menggeleng kalem. "Mana mungkin! Aku hanya mendengar, tidak sengaja," bantahnya.

TingTong!

"Annyeonghaseyoooo~~"

Itu tetangga baru!!

***

"Aku tidak tahu kalau mereka berdua saling mengenal," tutur Jungkook sembari memakan kue beras pemberian si tetangga baru.

Seokjin mengangguk membenarkan. "Lihat, bahkan mereka akrab sekali," ujarnya sembari terkekeh gemas. Jungkook mengangguk kecil.

"Sepertinya aku harus bertanya pada Taehyung setelah ini."

"Tentang?"

"Yah ... tentang apa saja yang kita lewatkan saat mereka berdua pergi ke kebun binatang."

Oops!

.

.

.

"Jiminie yung, ini Chuchu!"

"Jadi, Chuchu itu kucing?"

Yoongi mengangguk cepat. "Iya! Kucing punya Yoongie!!"

Jimin mengangkat alis. "Kupikir dia harimau." anak itu bergumam kecil.

"Halimau? Jiminie yung ingin pelgi liat-liat Pak Halimau?" tanya si bocah.

Jimin menggeleng. "Tidak," ucapnya. Mengelus kepala kucing yang berada dalam pangkuan Yoongie.

"Habisnya, saat kita melihat harimau, kau bilang tanganmu tidak hilang saat mengelus Chuchu. Kupikir kau memelihara harimau. Ternyata hanya kucing," tuturnya. Si bocah hanya memiringkan kepalanya, tidak mengerti. Ucapan Jimin terlalu panjang untuknya.

"Yoongie pelihala Pak Halimau?" tanyanya. Jimin mengangguk.

"Iya! Kupikir begitu. Tadinya aku ingin bilang keren saat kau mengajakku menemui Chuchu. Tapi Chuchu hanya kucing, ternyata. Jadinya tidak keren lagi," si bocah TK berujar.

"Chuchu itu kucing, Jiminie yung! Bukan halimau!!" protes si kecil. Jimin mengangguk cepat.

"Iyaa, aku juga tahu! Memang susah ya, bicara dengan anak kecil," gumamnya.

Eheii, tidak sadar diri saja anak itu.

"Sudah ya? Aku mau pulang."

Yoongie ikut berdiri ketika Jimin bangkit dari duduknya. Mengikuti gerakan Jimin yang membersihkan bajunya dadi bulu Chuchu, juga mengikuti Jimin sampai di ruang keluarga.

"Seokjinie hyung, Jimin pulang dulu," anak itu berucap sopan.

"Oh? Sudah mau pulang?" Seokjin bangkit dari duduknya.

"Iya, Hyung. Eomma bilang hanya boleh bermain dua jam. Jimin belum mandi," ujar si bocah sembari meringis malu. Seokjin tergelak.

"Ya sudah, ayo Hyung antar."

"Yoongie ikut! Ikuuutt!"

.

.

.

Singkatnya, Seokjin dan Jimin --ditambah Yoongie juga-- sampai di rumah baru keluarga Park. Segera saja Jimin berlari menuju pintu rumah, lalu berbalik untuk membungkuk sopan pada yang lebih tua.

"Terima kasih sudah mengantar, Seokjinie hyung."

Seokjin mengangguk. Memamerkan ibu jari bengkoknya. "Tidak masalah. Kalau begitu, Hyung dan Yoongie pulang dulu," ujarnya. Hendak berbalik sebelum Yoongi melepaskan genggamannya dan berlari ke samping Jimin.

"Yoongie tidak mawu pulang! Mawu disini saja! Ikut-ikut Jiminie yung!!"

Lho, Yoong?

"Tapi 'kan, Yoongie belum mandi."

"Yoongie mawu mandi sama-sama Jiminie yung!"

Eh?

Seokjin berkedip dua kali. Lantas lelaki itu menggeleng pelan. "Tapi baju Yoongie ada di rumah lho ... Ayo pulang sebentar--"

"Tidak mawu, ya?!! Yoongie mawu disini saja! Mawu bobo sama-sama Jiminie yung! Titik!!!"




tbc

ADORABLE YOONG ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora