Jumat,
15 Juli 2022
04.30 WIBPagi pagi buta tadi Adit membangunkanku. Entah apa tujuan dia membangunkanku dia selalu memisteriuskan segala sesuatu. Tadi aku cuma disuruh cepat mandi dan cepat siap siap.
Setelah aku rapi aku rebahkan diriku di sofa yang tanpa sadar tertidur, mungkin kalau dia tidak membangunkan aku akan kebablasan.
"Kita mau kemana sih, Dit? Gue masih ngantuk tau gak." ucapku sambil memperhatikan dia membereskan sesuatu
"Pulau Pari." jawabnya tanpa menoleh dan masih membereskan sesuatu
Pulau Pari?
"Pulau Pari kepulauan Seribu?" tanyaku
"Iya, lo udah siap?"
"Hah, seriusan?" mataku seakan ingin keluar mendengarnya.
"Ngapain gue becanda." balasnya santai
"Kita ngapain kesana?"
"Menurut lo kalo orang mau ke pulau ngapain kalo gak buat liburan?" tanya dia balik
Oh iya benar juga sih.
Adit menyuruhku untuk mempersiapkan apa saja yang perlu aku bawa, aku pun menurut dan mulai membereskan segalanya.
Tapi tunggu liburan? Bukannya sekarang hari Jumat ya?
"Dit, bukannya sekarang hari kerja ya?"
"Gue udah izin sama Kakak lo, tenang aja udah aman semua." jawabnya selesai dengan barang barangnya
Dia curang kenapa tidak bilang dari semalam coba biar semua barang yang perlu aku bawa sudah siap dan kita tinggal berangkat. Sekarang lihat aku masih sibuk tapi dia sudah selesai.
Benar benar curang.
Selesai juga akhirnya, Adit bilang kita tidak akan lama disana jadi aku cuma bawa beberapa baju dan perlengkapan lainnya dengan secukupnya. Dia bilang kita cuma tiga hari. Ini adalah pertama kali aku akan liburan ke pulau.
Biasanya kalau liburan aku selalu mengisi dengan kesendirian dan kekosonganku, aku tidak pernah liburan kemana mana. Pernah sih ke Bandung tapi waktu itu aku cuma menghadiri pernikahan temannya Kak Ridwan, bisa dibilang itu liburan tapi liburan singkat dan lagi aku tidak menikmati.
Entah kenapa aku lebih suka sendiri.
Dan hari ini aku akan diajak ke Pulau. Aku sedikit excited.
Perjalanan pun dimulai, aku dan Adit berangkat dari Dermaga Ancol selama dua jam lamanya.
Aku bahagia melihat sekelilingku, airnya tenang dan aku seperti merasa bebas merasakan terpaan angin. Seakan semua beban yang selalu kubawa terbawa oleh terpaan yang menyentuh seluruh kulitku.
Sebentar lagi sampai.
"Awas masuk angin lo cewek tikus." ucap dia menyusulku keluar kapal melihat pemandangan sekeliling
"Gue kebal sama angin," jawabku
"Badan tipis gitu kebal sama angin, mana ada." ejeknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Rin's, D I A R Y [END]
Teen FictionPernah berlari dari kenyataan tapi terlalu gengsi untuk mengakui? Pernah menyangkal perasaan karena terlalu takut pada hal yang belum tentu terjadi? Pernah takut untuk ditinggalkan? Pernah tahu tentang penyakit yang penderitanya selalu merasakan ce...