DIARY XLI

42 2 0
                                    

Sudah dua hari Andra tidak mengangkat telepon dan membalas pesan dariku. Dia masih marah padaku.

Mau kutanyakan pada Roni tapi aku takut kalau nanti Andra semakin salah paham.

Yang kulakukan cuma duduk diteras dengan coklat panas sambil menunggu sebuah balasan.

Dengan langit sore yang selalu aku suka.

Tanpa di duga, orang yang kutunggu balasan pesannya sekarang berdiri di hadapanku. Dengan raut wajah yang tidak terbaca.

"Andra,"

"Rin, aku minta maaf ya soal kemarin." ucapnya tiba tiba

"Aku tau aku salah, gak seharusnya aku marah waktu kamu nyariin aku ke Roni."

"Maafin aku ya," lanjutnya dengan senyuman yang ia punya

Ucapannya terdengar tulus, entah angin apa yang sudah membisikkan pada dirinya kalau seharusnya memang dia tidak berlebihan kemarin.

"Aku udah maafin kamu." jawabku membalas senyumnya

"Sebagai permintaan maaf, mau gak jalan jalan sama aku?" tanya dia ragu ragu, aku cuma mengangguk dan dia membalas, "Yes."

Dan aku bergegas, bersiap-bersiap.

Kita berdua memilih untuk pergi jalan-jalan bersama angin sore, berbincang dijalan tanpa beban tanpa marahan tanpa perasaan kesal atau apa pun.

Kita berdua menyusuri setiap jalan, kadang berhenti untuk beli jajanan, dan kadang dia bercanda dengan garingnya tapi aku tetap tertawa.

"Kamu mau kemana lagi?" tanyanya sambil memakan cilok yang tadi dibeli

Aku berpikir beberapa saat kemudian aku terpikirkan untuk main kerumah Ayu, lagi pula Andra kan belum mengenal Ayu. Andra baru mengenal teman teman Lurahku saja.

Aku ingin Andra mengenal semua teman temanku.

"Kerumah orang bawel yuk."

Motor yang dia kendalikan akhirnya meluncur, dia menurut tanpa protes. Aku suka kalau Andra sudah begini, tidak menyebalkan dan bikin ribut karena perkara sepele.

Sebentar lagi maghrib dan kita berdua hampir sampai, dia masih saja melempar candaan yang garing, tebak-tebakan yang aneh. Seperti sekarang contohnya.

"Menurut kamu kalo yang ada duluan itu apa dulu, telur apa ayam?"

"Telur dong," jawabku yakin

"Salah."

"Terus?"

"Ayam dulu lah hahaha."

Garing?

Banget.

Tapi aku tetap tertawa mendengarnya.

Beberapa menit kemudian akhirnya kita berdua sampai, dan aku mulai mengetuk pintu hingga keluarlah seseorang yang memakai dress rumahan diatas lutut, mempersilakan aku dan Andra masuk.

Aku langsung menubrukkan pantatku di soffa, pegal lama lama duduk di motor.

Ayu sedang membuatkan minum dan aku sibuk memandangi Andra yang disampingku, aku berterima kasih untuk hari ini, aku berterima kasih pada apa pun yang telah membuat Andra sore ini menjadi Andra yang kukenal sejak pertama kenal, bukan Andra yang terus menerus marah karena hal kecil.

"Nih diminum," tawar Ayu pada kita berdua

"Ndra, ini Ayu sahabat aku, Ayu ini Andra." ucapku mengenalkan mereka berdua

Rin's, D I A R Y [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang