"Ya, tapi kan---

"Nggak ada penolakan," desis Bara cepat

Alexa manyun, dasar pemaksa!

"Iya, nanti gue ---,"

"Kamu, Alexa."

"Nanti .. aku cob-coba," desis Alexa canggung, belum terbiasa

Bara tersenyum mendengarnya, "Good."

"Aduh, gerah banget dah!" tiba-tiba sesosok alien bernama Leon melompat dan duduk di samping Bara

"Iya, kantin jadi gerah banget," Angga menyusul

"Gerah banget gue ada manusia bucin,"

"Tau, siapa, ya?" Ardan mengikuti

"Ketua geng dingin gak pernah kenal cewek itu, yang gue pikir homo, eh sekarang jadi bucin,"

"Hm, bucin baru jadian, ngerusak atmosfer jomblo kantin ae,"

"Ngapain lo pada disini?" tanya Bara

"OH! Ada orang!? Gue pikir kosong," Leon nyeletuk tanpa dosa

Alexa tertawa melihat interaksi mereka, "Hai, Leon." sapanya pada Leon, di antara mereka semua, Alexa paling tahu Leon, kan dulu pernah nolongin waktu kejadian Alvaro

"Hai, cantiknya Leon." cengir Leon senang

"Woi, Leon." Bara menatap memperingatkan

"Ampun, bos."

"Kok lo mau sama Bara sih, Xa? Manusia tampang datar gitu,"

Alexa tertawa lagi, bingung merespons apa.

"Lo tau gak, Xa? Bara itu ... gengsinyaaaa minta ampun! Tapi galau mulu mikirin lo,"

"Leon kampret," desis Bara kesal

"Fitnah lo!"

"Bener itu, sampe berantem sama Leon kemarin, Xa. Cemburu Leon godain Alexa," adu Leon makin jadi

Alexa tertawa, "Oh, iya?"

"IYA! Udah gengsi, muka datar, nyebelin, ketus, lagi. Kalo Leon jadi Alexa sih ogah,"

Pletak.

Bara menjitak Leon sebal.

"Tuh, tuh, liat! Leon dijitak! Ini tuh namanya kekerasan, Xa! KEKERASAN."

"Ganggu orang aja lo, cari pacar sana," dengus Angga sambil tertawa

"Ini kan ide lo, bambang!" maki Leon kesal

"Udah, nggak usah didengerin, ke kelas aja," Bara bangkit berdiri dan merangkul Alexa membawanya pergi

"WOI! Buset dah!" teriak teman-temannya kesal

Saat jam pelajaran kembali dimulai, Bara tersenyum diam-diam menatap Alexa dari bangkunya, Bara tidak menyangka ia benar-benar jatuh cinta pada seorang cewek, hal yang tidak pernah dibayangkannya akan terjadi; senyum atau tawa Alexa membuatnya lupa oleh masalahnya dengan ayahnya, semuanya seolah baik-baik saja, bahkan teman-temannya tidak ada yang tahu tentang itu.

Bara bisa mengembalikan hidupnya, karena sesuatu yang kini membuatnya tersadar, ada tempatnya kembali; di balik sifat bawel dan cerobohnya gadis itu.

Omong-omong tentang bawel, Bara jari ingat teman sebangkunya sekaligus sahabat Alexa, si rombeng itu.

Tadi waktu mereka baru kembali dari kantin, Aletta ngomel habis-habisan pada Alexa,

[#ADWS1] BARA [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now