29. Terpesona Pertama Kalinya Bagi Alvagra!

Comenzar desde el principio
                                    

"Pak," panggil Syafa lirih bak bisikan.

Mendengar panggilan itu walau seperti gumaman Aziz tetap bisa mendengar. Dia lirik Istrinya sedang menunduk menyembunyikan wajah. Ia berinisiatif bertanya pada Istrinya untuk menghalau gugup.

"Ada apa?" Tanya Aziz masih bingung mau memanggil Syafa gimana.

Syafa jadi gugup sendiri pasalnya ini waktunya shalat isya. Dia semenjak hijrah shalat selalu tepat waktu. Ia ingin shalat terlebih dahulu baru kembali ke sini. Syafa tahu ini acara pernikahannya hanya saja terasa gusar ingin shalat dulu. Setelah itu makan dan menjamu para tamu.

"I--itu, sa-saya mau shalat dulu. Bisakah saya naik shalat dulu baru turun lagi?"

Aziz terperangah mendengar permintaan lirih Syafa. Banyak tamu yang datang memberikan selamat. Lalu Istrinya berpikir ingin shalat dulu. Hatinya menghangat serta jantung terasa berdegup kencang. Aziz kagum akan pikiran Syafa kali ini begitu teduh.

"Ayo kita shalat berjamaah, bisa saya imami setelah itu kita kembali ke sini."

Syafa terbelalak mendengar jawaban Aziz luar dugaan. Dosennya mau mengimami shalat wajib? Allahu Akbar, benarkah ini? Entah sejak kapan air mata Syafa bercucuran deras menatap Aziz sangat dalam.

"Ayo, jangan menangis itu riasan Anda luntur. Apa Anda belum siap saya imami?" Tanya Aziz sembari berbisik.

"Tidak bukan begitu, Pak. Saya terharu ini kali pertama Bapak akan mimpin shalat saya. Terima kasih sudah mau menjadi imam saya," cicit Syafa.

"Hn."

Aziz masih saja dingin tidak bisa menjawab lebih panjang lagi. Entahlah dua kata itu terasa sempurna menjawab semuanya. Biarkan saja ia harap Istrinya paham akan jawabannya.

Syafa mengukir senyum teduh mendengar jawaban Aziz. Masih sama tidak ada yang berubah dari Dosennya mini. Dingin sellau irit kata padahal bisa menjawab lebih panjang. Setidaknya itu sudah menjadi ciri khas Suaminya dari dulu.

Aziz dan Syafa izin ke kedua orangtuanya untuk shalat isya. Kedua mempelai ini bahkan dengan sopan minta untuk melaksanakan ibadah shalat wajib empat raka'at. Setelah mendapat izin keduanya beranjak bahkan Syafa meminta Aziz untuk ikut ke kamarnya. Perasaan keduanya begitu berdegup saat tangan saling menaut menaiki tangga menuju kamar mempelai pengantin.

Pak Hardi dan Abah Ali sekeluarga menatap pasangan baru dengan pandangan kagum. Mereka tidak menyangka Aziz dan Syafa lebih memilih meninggalkan acara sementara untuk menjalankan ibadah shalat wajib. Kedua keluarga sangat terharu akan pasnagan yang sangat shaleh dan shalihah.

***"'💖'"***

Alvagra kelaut ruangan setelah acara semakin meriah. Padahal hanya mengundang sebagian eh malah banyak yang datang. Dia juga tidak membawa pacarnya sama sekali. Alasannya si Mama bilang kalau sampai bawa pacar itu akan jadi menantu. Alhasil Alvagra tidak membawa pasangan.

Pemuda ini memilih jadi pemuda baik di acara sakral Adiknya. Alvagra biasnya sangat gila jadi tidak ada mainan baru. Dia pada akhirnya menyerah dengan memutuskan tiga puluh pacarnya tepat di hari spesial Syafa-nya.

Tenang besok ia akan cari mangsa lalu jadikan mainan baru. Toh ia ganteng, maskulin, kaya raya tentunya tubuhnya begitu atletis. Siapa yang menolak pesona Alvagra si ganteng mempesona.

Dalam Sajadah Cinta, Syafa! Donde viven las historias. Descúbrelo ahora