28

89 16 1
                                    

Menghargai karya seorang penulis ialah dengan cara vote cerita ini.

Terimakasih yg sudah vote cerita ini semoga harimu menyenangkan😊

.
.
.

.
.
.

Justin kini sedang duduk dan bersandar di diranjangnya sambil melihat-lihat email yang masuk pada laptopnya.
Seperti yang sudah kuceritai di part sebelumnya jika Justin juga bekerja mengurus perusahaannya di Washington. Dan Justin bekerja dirumah yang hanya mengecek email yang menurutnya penting saja.

Justin masih melihat-lihat laporan yang masuk pada emailnya sampai saat ada email masuk yang dikirim dari Jack.

Justin langsung membuka email tersebut dan rupanya laporan email yang Jack kirim ialah yang Justin inginkan. Justin terseyum kecil karena Jack langsung cepat mencari informasi tentang seorang yang menculik atau mengambil Ariana.

Justin terus membacanya dari atas dan tidak ada satu katapun yang terlewatkan oleh pandangan Justin. Dari biodata nama lengkap sampai latar belakang seorang tersebut dibaca oleh Justin.

Justin menutup laptopnya dan mengambil handphone yang berada dinakas. Lalu menghungi seorang yang dikenalnya.

"Pesankan aku tiket ke Chicago malam ini juga."

Tut.

Setelah mengucapkan itu Justin langsung mematikan panggilannya. Justin memang seperti itu dan tidak salah lagi dengan sifat yang suka memerintah dan harus dilaksanakannya itu.

*****

Dilain tempat seorang gadis sedang merenung menatap bulan yang kini terang menderang dimalam hari ini melalui jendela kamar.

Tidak ada wajah bahagia atau cerianya. Melainkan wajah sedihnya yang selalu ditampilkan.

Sosok itu ialah Ariana yang kini sedang memikirkan nasipnya yang dikurung dikamar ini. Sudah dua minggu ia dikurung dikamar ini. Walaupun tetap diberi asupan makanan. Tapi tetap saja Ariana tidak menyukai ini. Dia ingin seperti dulu yang bisa keluar rumah untuk pergi kekampus dan bekerja di toko bunga.

Tapi itu semua sia-sia dan hanya menjadi angan-angan. Karena nyatanya hidup Ariana sudah dijual oleh ibu tirinya sendiri untuk melunasi hutang-hutang yang banyak itu.

Pria itu sekitar berumur 30an. Dan syukurnya Ariana tidak diapa-apain olehnya. Ariana juga berfikir jika pria itu baik. Walaupun Ariana dikurung ia selalu diberi makanan sehari 3 kali. Selalu ada pelayan yang mengantarkan makanan padanya. Ariana bersyukur karena apa yang Ariana pikir tentang pria itu yang akan berlaku jahat padanya tidak benar-benar jahat.

Ceklek

Suara pintu terbuka dan Ariana menoleh kearah pintu yang menampilkan Bibi Sumi atau sering dipanggil Bi sum. Bi sum adalah pelayan yang selalu mengantarkan makanan untuk Ariana. Bi Sum berumur 47 tahun. Bi Sum juga sangat baik terhadap Ariana, memperlakukannya seperti anaknya sendiri.
Tak segan-segan Bi Sum juga sering menemani Ariana tidur. Itu bermula saat Ariana baru masuk ke rumah ini dan begitu ketakutan.

Ariana juga merasa bahagia dan senang karena Bi Sum memperlakukan dirinya dengan baik. Dan Ariana jadi merasakan sosok kelembutan dari ibunya yang sangat dirindukannya.

Skip

Bi Sum tersenyum pada Ariana sambil berjalan menghampiri Ariana dengan nampan yang dibawanya.

"Non, makanlah. Bibi membuat makanan khas Indonesia. Dan Bibi ingin kau yang mencicipinya terlebih dahulu." Ucap Bi Sum.

"Makanan Indonesia? Apa saja itu?" Tanya Ariana saat melihat makanan yang dibawa oleh Bi Sum.

"Yang ini namanya Rendang, dan ini perkedel, serta gorengan bakwan jagung." Jelas Bi Sum.

"Wah, sepertinya lezat. Aku jadi sangat lapar." Ucap Ariana tersenyum.

"Kalau begitu langsung makan saja. Nanti kalau sudah dingin, kelezatan makanannya jadi berkurang."

"Tidak akan. Karena Bi Sum selalu hebat dalam memasak. Dan kelezatan makanannya tidak akan pudar."
Mendengar perkataan Ariana membuat Bi Sum dan Ariana tertawa lucu.

"Kau bisa saja. Yasudah cepat makan." Suruh Bi Sum.

*****

Justin tiba dibandara Chicago pada pukul 5 pagi. Justin langsung menuju kehotel yang sudah dipesannya terlebih dahulu.

Justin memang sudah tau jika Ariana berada di Chicago. Tetapi untuk tempat yang ditempati Ariana, Justin masih belum tau.

Justin juga masih menunggu konfirmasi lagi dari Jack. Dan sampai pagi ini Jack juga belum memberi kabar pada dirinya.

Justin tidak terlalu kesal karena belum mengetahui dimana Ariana singgah. Tetapi memikirkan jika Justin dan Ariana ditempat kota yang sama membuat Justin merasa lega sedikit. Karena yang dipikirkan oleh Justin, Justin akan segera bertemu Ariananya kembali.

Getaran ponsel Justin yang berada di saku jasnya membuat Justin tersadar dari pikirannya.
Segera saja Justin mengambilnya dan mengangkat panggilan tersebut yang tertampang nama Jack.

"Ya?"

'Aku menemukannya.'

Justin tersenyum tipis saat mendengar kabar dari Jack.

"Kerja yang sangat bagus. Aku bangga padamu,"

'Wah, aku jarang mendengar kau memujiku. Cukup mengharukan bukan.'

"Ck, sudahlah. Cepat kau kirim alamatnya sekarang juga."

'Apa kau ingin langsung menemuinya? Lebih baik kau istirahat saja dulu. Karena sesungguhnya aku belum mengetahui dimana Ariana disembunyikannya.'

Fuck!

"Jika kau belum mwngetahuinya kenapa kau memberitahuku sudah menemukannya brengsek." Ucap Justin kesal.

'Calm down dude. Aku cuman baru tau kantor orang yang menculiknya. Dan sepertinya Ariana tidak dikurung ditempat tinggalnya.'

"Yasudah nanti siang aku ingin segera menemui dia. Tidak ada bantahan." Ucap Justin tegas lalu mematikan ponselnya.

Justin mengusap wajahnya kasar. Dan membaringkan tubuhnya di ranjang ukuran besar. Dia hanya cukup istirahat sebentar dan siang nanti ia akan segera menumui orang tersebut.

____0o____

Aku up di jam 00.00 ditanggal dan bulan yang membuat aku bertambah menjadi tua😂 akhirnya umurku bertambah juga satu tahun😊

Dan dihari spesialku ini aku up cerita ini untuk yg menunggu ceritaku ini☺

Sertakan comen dan vote kalian ya😙

Selamat malam dan see you next time😙

(15022020)

SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang