25

74 17 1
                                    

Vote

Vote

Vote

Happy Reading😗



Justin duduk disofa sambil matanya menjelajah rumah ini. Justin bukan melihat-lihat desain rumah ini, melainkan sedang memcari keberadaan orang yang dicarinya. Ariana. Justin juga tidak tahu di mana kamar Ariana berada. Apakah diatas atau dibawah.

"Kau mencari apa?" Tanya Nadine dari arah dapur sambil membawakan nampan yang berisi minuman untuk Justin.

"Tidak." Jawab Justin santai. Walaupun tadi sempat terkejut dengan kehadiran Nadine yang tiba-tiba datang dan berbicara.

"Ini minuman untukmu," ucap Nadine sambil menaruh gelas di meja yang ada dihadapan Justin, lalu Nadine duduk disebelah Justin.

Justin merasa risih karena Nadine duduk sangat dekat dengannya. Justinpun menggeserkan tubuhnya menjauh dari Nadine. Nadine yang tau jika Justin menjauhinyapun menggeser juga tubuhnya kearah Justin. Dan Justin langsung bergeser kembali menjauhi Nadine, tak mau kalah Nadine bergeser lagi kearah Justin. Dan begitupun seterusnya sampai Justin telah mentok kearah ujung sofa ini. Nadinepun tersenyum senang.

"Kau tau? Aku senang saat kau berkunjung kerumahku," ucap Nadine tersenyum. Dan Justin sama sekali tidak menjawab.

"Hah, mimpi apa aku semalam?" Tanya Nadine yang seperti menanyakan pada dirinya sendiri.

"Kau baru pulang dari kampus ya?" Tanya Nadine dan masih dihiraukan oleh Justin. Nadine tidak merasa kecewa karena diabaikan. Karena ia sudah terbiasa sejak dulu. Dan Nadine juga memakluminya karena Justin sangat acuh pada sekitarnya.

"Apa kau sudah makan? kalau belum, aku akan mem-.."

"Tidak perlu." Potong Justin cepat.

"Baiklah, jadi kau ing-.."

"Aku dengar kau tinggal serumah dengan Ariana?" ucap Justin kembali memotong ucapan Nadine. Lebih baik seperti ini bukan, ia langsung menanyakannya saja to the poin.

Nadine merasa kesal karena Justin memotong ucapannya lagi. Dan bertambah kesal saat nama Ariana dibawa-bawa.

"Iya. Dia pembantu dirumahku ini. Tapi kerjaanya lelet, suka keluyuran, dan jangan lupa dia juga cengeng." Ucap Nadine sedikit kesal.

"Cengeng?" Tanya Justin.

"Iya, setiap dimarahi oleh mommyku dia suka langsung menangis. Padahalkan mommyku memarahinya karena ia bekerja tidak becus. Benar-benar cengeng bukan." Ucap Nadine.

Entah kenapa Justin merasa iba dan ada rasa penyesalan terhadap dirinya yang suka menyakiti Ariana. Jadi bukan ia doang yang suka menyakiti Ariana, melainkan ibu dan kakak tirinya ini juga sama dengannya. Justin berfikir, hidup Ariana pasti tidak pernah bahagia seperti orang normal lainya. Dikampus dan dirumah sama saja. Tidak ada perlindungan dari dirinya.

*****

Justin memijat pangkal hidungnya sambil memejamkan matanya. Merasapi kebodohannya. Dan ia juga tidak menemukan Ariana dirumha itu. Lelah dengan pikirannya Justin menghembuskan nafasnya kasar dan langsung menyalakan mobil tersebut dan menjalankannya menuju kerumahnya.

Saat Justin tengah fokus pada menyetirnya. Suara handphone Justin berbunyi. Justin mengalihkan pandangannya sebentar kearah handphone tersebut. Justin mengambil handphone itu dan melihat nama yang tertera dilayar.

Mom.

"Ya hallo mom?"

"Kak Justiiinnnnnn.!!" Suara lengkingan tersebut membuat Justin meringis dan menjauhkan handphonenya sebentar. Ia kenal dengan suara lengkingan ini. Siapa lagi kalau bukan adiknya Jazzy.

Justin mendengar momnya yang berbicara pada Jazzy karena lengkingannya tadi untuk tidak berteriak.

"Ada apa Jazzy?" Tanya Justin.

"Kak Justin aku kangen dengan kak Ariana." Ucap Jazzy dari sebrang sana.

Justin tidak menjawab. Lagi-lagi pikirannya terpaut pada Ariana. Sampai pada Jazzy yang memanggil namanya lagi disebrang sana membuat Justin berhenti melamun.

"Kau menelpon hanya untuk menanyakan itu? Kau itu benar-benar ya. Kakak ini sedang menyetir." Ucap Justin pura-pura marah pada Jazzy.

"Kakak sedang dijalan ya? Apa kak Justin juga membawa ka Ari kesini?" Tanya Jazzy senang di sana.

"Tidak ada kak Ariana Jazzy."

"Begitu ya, kenapa kak Justin tidak mengajaknya kesini?"

"Tidak bisa. Dia sedang sibuk dengan tugas kuliahnya." Bohong Justin.

"Baiklah, Jazzy mengerti." Ucap Jazzy lesu.

Lalu panggilan handphonenya mati karena Jazzy yang terlebih dahulu mematikannya.

Justin menghembuskan nafasnya pelan. Bukan ia saja yang ingin bertemu Ariana. Tapi Jazzy juga ingin.

*****

Justin kini berada dikampus. Lebih tepatnya ditaman belakang kampus ini. Disini cukup sepi dan tamannya juga tidak terlalu bagus memang. Karena itu orang-orang jarang kesini karena tamannya tidak terlalu indah. Tapi bagi Justin taman ini cukup nyaman dan tenang disini. Tak jarang juga Justin ketiduran di bangku halaman ini saking nyamannya nan sejuk.

Tapi ia kesini bukan untuk tidur melainkan untuk menenangkan pikirannya. Justin bolos dimata pelajaran keduanya ini. Bahkan tadi dijam pertamanya, Justin tidak konsentrasi pada dosennya yang sedang menjelaskan didepan. Pikirannya berkecamuk. Dan sedang malas mengikuti pelajaran selanjutnya. Sudah seminggu Ariana nenghilang dari kampus ini. Dan Justin tidak tau harus bagaimana.

Justin melihat jam ditangannya. Justin berdiri dari duduknya dan melangkah kembali memasuki kampus. Dia bukan ingin kekelasnya. Melainkan kekelas yang sempat beberapa hari kemaren  ia datengi. Kelas Ariana.

Justin melihat siswi yang sama seperti minggu lalu. Shinta.
Dan Shinta juga melihat kearah Justin. Shintapun menghampiri Justin yang menurutnya Justin ingin bertemu dengannya.

"Apa kau sudah tau penyebab Ariana berhenti kuliah ini?" Tanya Shinta pada Justin yang kini mengernyitkan dahinya bertanda bingung.

"Berhenti kuliah?" Tanya Justin memastikan.

"Iya, kupikir kau sudah tau jika Ariana berhenti kuliah." Ucap Shinta.

"Kenapa?"

"Apa?"

Ck

"Kenapa dia berhenti kuliah?" Tanya Justin.

"Aku tidak tau. Bukannya tadi aku bertanya padamu? Kau malah bertanya balik." Gerutu Shinta.

"Aku saja baru tau ini." Ucap Justin datar.

"Sudahlah. Kudengar ia berhenti sejak lima hari yang lalu. Dan aku tidak tau alasannya apa." Ucap Shinta.

Lagi-lagi pikiran Justin berkecamuk. Menghilang di kampus dan tiba-tiba ia berhenti kuliah.





_____0o_____

Aku update di pagi2 buta ini. Wkwkwk😁
03.40

Terimakasih yang sudah menunggu cerita ini. Dan mohon maaf akan kelambatannya up cerita ini.

Vote
Coment

Aku tunggu☺

Sampai ketemu di part selanjutnya😙

(05012020)

SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang