9

223 52 22
                                    

Vote dulu ya. Hanya 1 detik kok 😀

Happy Reading

Nadine menuruni tangga dengan gembira. Senyum di bibirnya tak pernah luntur dari pulang campus tadi. Nadine melihat Deli duduk di sofa yang sedang menonton acara televisi. Dengan senyum mengembangnya, Nadine segera menghampiri Deli yang masih fokus pada layar di depanya.

"Mom? " Panggil Nadine dan langsung duduk di sebelah Deli dengan senyumnya yang tak kunjung luntur. Deli yang melihat wajah putri semata wayangnya itu tersenyum dia jadi heran dan bingung.

"Kau bahagia sekali, apa yang membuatmu tersenyum? " Tanya Deli sambil ikut tersenyum.

"Mom tau Justin kan? " Nadine memeluk lengan ibunya dengan mesra.

Deli yang tahu kemana arah pembicaraan ini hanya dapat tersenyum.
"Tentu. Dia adalah pangeran kuda berputihmu kan. Yang ku tahu putriku ini sangat tergila-gila padanya. " Ucap Deli sambil mencolek dagu Nadine dengan maksud menggodanya.

Nadine memang sering bercerita pada Deli tentang Justin. Nadine yang sudah menyukainya saat pertama kalinya menginjak  campus tersebut langsung jatuh cinta pada sosok yang dulu sempat saling bertabrakan itu.

Flashback on

Nadine berlari dengan terburu-buru di Koridor campusnya. Ia terlambat karena kesiangan bangun tadi pagi. Dan bodohnya lagi ibunya Deli, tidak membangunkannya. Hari pertama belajar di campus ini dan sialnya malah terlambat. Benar-benar hari tersial bagi Nadine.

Saat Nadine masih berlari di Koridor campusnya, tiba-tiba dari arah berlawanan seorang pria juga melintas di Koridor campus ini dengan santainya. Dan Nadine yang tidak melihat pria itu langsung menabrak dada bidang nan kokoh itu sehingga Nadine langsung terpental jatuh. Dan parah nya lagi bokongnya lah terlebih dahulu mendarat ke lantai. Nadine yang merasa nyeri di bagian bokongnya hanya bisa meringis dan merutuki orang yang baru saja menabraknya itu tanpa melihat orangnya terlebih dahulu. Benar-benar hari tersial buat seorang nadine. Pikirnya.

Nadinepun beranjak bangun  ingin mengomeli dan memarahi orang yang sudah menabraknya itu. Dan kurang ajarnya lagi orang itu enggan membantunya dan tidak mengucapkan maaf padanya. Dan itu membuat Nadine bertambah kesal dan marah.

"Apa kau tid-... "

Tiba-tiba ucapan Nadine terhenti saat melihat pria di hadapannya ini. Dan amarahnya pun lenyap begitu saja saat melihat pria dengan wajah datarnya yang sedang melihatnya juga pada dirinya. Nadine menelan air liurnya itu dengan susah payah. Bagaimana tidak, didepannya terlihat pangeran yang begitu tampan. Dan tampanya melebihi dewa yunani. Oh God.
Hidung mancung, alis tebal, mata hazelnya dan tak lupa bibir seksinya itu yang tampak menggoda. Sekali lagi Nadine menelan air liurnya dengan susah. Tampan.

Justin  yang melihat tingkah aneh wanita yang di hadapannya ini mengernyit bingung. Bukanya tadi ia ingin memarahinya. Tapi malah diam saja dan berdiri seperti patung. Dasar wanita bodoh batinya.

Nadine yang melihat kerutan di dahi Justin langsung berdehem untuk mencairkan suasana canggung ini.

Nadine juga melihat jika pria didepannya ini tengah bingung hanya bisa menggaruk-garukan tengkuknya. Dan itu membuat Nadine menjadi gugup. Dan bertambah gugupnya saat ia juga melihat Justin menaikan alis kanannya. 

"Hai.. " Ucap Nadine sambil tersenyum.

Satu kata itu mampu membuat Nadine merasa lega karena kegugupannya  berkurang sedikit.
Yah, setidaknya menyapa akan membuat suasana menjadi normal lagi, tidak seperti tadi yang hanya diam seperti patung.

Justin yang merasa jika wanita didepannya ini seperti orang bodoh,  langsung saja melenggang pergi meninggalkan wanita itu yang masih menampilkan senyum yang menurut Justin sangat bodoh. 

Senyum Nadine yang tadi mengembang langsung hilang seketika saat melihat Justin langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan apa-apa.

Nadine merasa kesal melihat punggung Justin yang kian menjauh dan hilang saat ia berbelok di tikungan.

Tapi setidaknya hari ini tidak terlalu sial juga. Karena Nadine bisa bertemu pada sang pujaan hatinya.

Memikirkan itu membuat Nadine jadi ter senyum-senyum.

Dan saat itulah Nadine mengagumi sosok Justin.

Flashback end

"Kau tahu mom.. Saat tadi aku ingin pulang, aku melihat Justin sedang bermain basket. Dan mom harus tahu juga. Jika ia juga sangat sexy saat keringat bercucuran di wajah dan di tubuhnya.
Terus mom, Justin juga sangat keren saat ia  mendrible bolanya dan memasukan bola itu kedalam rink.  AAAAAAaaa... " Teriak Nadine dengan senangnya.

Mom Deli hanya bisa tersenyum saat mendengarkan ocehan Nadine yang begitu panjang. Deli juga sampai tertawa saat Nadine berteriak. Deli sangat senang saat melihat Nadine yang bercerita panjang mengenai sang pujaan hatinya. Dan ia juga sangat bahagia jika Nadine bahagia.

"Mom... Aku sangat ingin dia menjadi milikku. " Rengek Nadine.

"Kau akan mendapatkanya sayang. "

"Benarkah? "

"Tentu, putriku ini kan sangat cantik. Dan tentunya akan membuat kaum Adam tergila-gila padamu. " Puji Deli sambil memainkan rambut Nadine.

"Oh.. Mom, aku sangat tidak sabar menunggu Justin menjadi miliku. " Girangnya.

Anak dan ibu itupun berpelukan  dengan wajah bahagianya. Tidak mengetahui jika ada seorang yang mendengar dan melihat itu semua dari arah dapur.

Dan wanita itu entah mengapa merasa tidak suka saat mengetahui jika kakak tirinya Nadine, begitu mengagumi sosok yang menurutnya kejam itu.

Dadanya juga sesak saat mendengar Nadine ingin memilik sosok itu.

'Oh Tuhan ada apa denganku'
Pikir Ariana.

.
.
.
____________________________________

Mood nulis aku lagi gk baik. Jadi sorry jika part ini gk jelas. Dan mohon comentarnya jika ada kata atau kalimat yg gk jelas atau mungkin typo bertebaran.

Jangan lupa vote dan coment nya, karena itu bisa buat aku tambah semangat nulisnya.

Dan aku juga ingin mengucapkan selamat berpuasa bagi yang menjalankan. Alhamdulillah aku masih bisa merasakan bulan suci ramadhan di tahun ini. Dan semoga di beri umur panjang untuk saya dan para readers. Amin.

Ok, sampai jumpa di part berikutnya.

Jangan lupa follow akun ku ya. Hihihi.

(05062018)

SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang