Part 06 - Momen Berdua

Mulai dari awal
                                    

"Ini disatukan atau dibedakan, Mas? Mba?" tanya si Kasir.

"Satuin aja."

"Bedain."

Kevin dan Kinara saling tatap, "duh, satuin aja. Biar gue yang bayar. Sebagai permintaan maaf gue." ucap Kinara.

"Ngga usah, Ra. Lagian cuma snack doang. Mending lo bayarin gue makan aja di Restoran. Hehehe." canda Kevin.

"Dih, itu mah mauan lo." sahut Kinara.

Kevin tersenyum dan menatap Mba Kasir. "Ya udah, Mba. Pisahin aja." ucapnya.

Kasir pun membungkus pesanan itu secara terpisah dan menyerahkan tiap bungkus pada Kevin dan Kinara.

"Punya Masnya 65 ribu dan punya Mbanya 50 ribu." ucap si Kasir.

"Eum, Mba. Itu punya saya tambahin obat sakit kepala juga ya." ucap Kevin.

Kasir itu pun mengambil obat yang diminta. Kinara menatap Kevin, "masih sakit ya?" tanya gadis itu.

"Ngga kok. Buat bokap gue." jawab Kevin.

"Totalnya jadi 69 ribu, Mas." ucap si Kasir.

Mereka membayar dan kemudian pergi.

***

Kevin dan Kinara berjalan menuju Parkiran Supermarket.

"Lo naik apa ke sini?" tanya Kevin.

"Oh, gue dianter Mama tadi tapi sekarang Mama udah pergi kerja." jawab Kinara.

"Nyokap lo kerja apa? Kok kerja malem?" tanya Kevin.

"Oh, Mama kerja paruh waktu gitu di kafe. Part malam sih, soalnya kalo pagi Mama kerja di Kantor Papanya Fadil."

"Ha? Kerja di kantor Papanya Fadil?" Kevin baru tau.

Kinara mengangguk, "iya. Makanya gue lumayan kenal Fadil soalnya gue pernah bantuin Mama antar berkas dan ngga sengaja ngeliat Fadil lagi kayak ngomel gitu depan halaman kantor." sambung Kinara.

"Emang kerja di kantor kurang sampe kerja di luar lagi?" tanya Kevin.

Kinara menghela napas, "gue ngga kayak kalian yang emang lahir dari keluarga kaya. Gue sama Mama tu kerja keras buat bisa hidup sejak Papa ngga ada dan gue ngga mau Mama kerja keras karena biaya sekolah gue makanya gue ikut program Bidikmisi, kan?" ucap Kinara.

"Iya sih, lo juga pinter. Salut deh gue sama lo. Eh, gue anter pulang deh. Mumpung gue bawa motor." ucap Kevin.

"Ngga papa nih? Gue udah bikin kepala lo kena keranjang belanjaan tapi lo justru mau antar gue pulang. Baik banget lo." ucap Kinara.

"Ya lo bisa bayar dengan kasih contekan kalo Ulangan. Hahahaha." canda Kevin.

Kinara menepuk pelan bahu Kevin, "ya kali ihhh."

"Hahahaha, canda. Yuk, balik. Udah malem juga." ajak Kevin.

Kinara pun mengangguk dan pulang diantar oleh Kevin. Selama perjalanan mereka bercerita tentang komplek perumahan Kinara yang lumayan diisi oleh para pejabat. Bahkan Kinara bilang tetangga mereka adalah Anggota DPR dan Kevin malah bercanda jika saja Presiden pindah ke komplek itu, mungkin komplek itu akan disebut dengan nama Komplek Orang Penting.

Kinara menikmati perjalanan malam ini dengan sangat. Ia tak menyangka jika Kevin sangat easy going dan juga ramah. Ia kira Kevin anaknya nakal karena berteman dengan Andhika yang notabene-nya adalah anak petakilan tapi juga berprestasi. Ternyata, Kevin orangnya seru.

"Makasih ya." Kinara turun dari motor Kevin.

"Sama-sama eh by the way makasih buat rekomendasi kue coklatnya. Gue cobain ntar." ucap Kevin.

"Yoi."

Kevin mengulas senyum, "gue balik ya? Dah malem."

"Hati-hati."

"Dahhh...."

Kinara melambaikan tangannya pada Kevin yang sudah melajukan motornya pergi.

***

To Be Continued

[1]Dream, Love and Friendship✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang