CHAPTER 9

75K 1K 38
                                    

"Lana, mungkin karena kau hamil, kau mengalami imajinasi yang berlebihan. Itu tidak mungkin ada didunia ini, mereka sudah meninggal dimasa lampau, jika memang ada" Lana menghembuskan nafasnya gusar.

"Baiklah, cium aku disini"

"Kau saja tidak percaya padaku" Lana mengerucutkan bibirnya.

"Lagian kau mengatakan hal omong kosong yang pernah ada" Aaron kembali tertawa renyah.

"Aku bersumpah--"

"Baiklah, aku percaya" Aaron terpaksa memercayai dongeng gadisnya itu agar adiknya dibawah kembali tertidur. Lana tersenyum senang dan duduk dipangkuan Aaron.

---

Aku duduk dipangkuan Aaron, ia benar benar tahu cara membuatku melayang. Ia menciumi bibirku dan menghisap lidahku. Hingga sekarang kami tengah mengadakan duel. Duel lidah.

Kami saling menautkan lidah, menyentuh lidah lalu berlari menghindari sentuhan lidah dariku maupun darinya sendiri. Ia semakin menekan wajahku dan menghisap bibir bawahku.

Aku mengalungkan lenganku di lehernya. Ia menciumi leherku dan kurasa ia meninggalkan banyak bercak disana. Ia menjilat telingaku bahkan menggigitnya sesekali.

"Sialan Lana, adikku mengeras" Katanya, memang sejak kapan adiknya tak mengeras?

Aku turun dan berlutut dibawahnya, membuka resleting celananya hingga memelorotkan boxernya dan benar. Adiknya tengah mengacung tegak ke arahku.

Aku masih mengagumi adiknya yang begitu besar, berotot dan panjang. Tetapi ia menkankan kepalaku hingga membuat miliknya tertancap dimulutku dan hampir menusuk tenggorokanku.

"Kumohon padamu Lana" Lenguhnya, aku menaikkan sebelah alisku dan menghisap miliknya bagaikan es krim, jangan tanyakan mengapa gadis 15 tahun yang bahkan belum masuk SMA ini jika bagi kalian sudah liar, tentu karena pria yang ada dihadapanku yang mengajarinya.

"Ahh Lana, kau sungguh nikmat" Racaunya, aku suka mendengar lenguhannya, aku terus mempercepat gerakanku. Hingga ia mengalami pelepasan dan melepaskannya di dalam mulutku.

"Telanlah, Lana. Aku tak memiliki penyakit apapun" Tentu sangat berbahaya jika kita menelan cairan asing milik pria yang memiliki penyakit khusus dan bisa jadi akan menularkannya ke kita, apalagi jika aku sedang hamil. Tetapi aku dapat melihat Aaron bisa mengontrol tubuhnya walau dia gila seks.

Jadi aku menelannya habis, ia tersenyum dan mengecup bibirku. Aku memeluknya, aku tak tahu apakah aku beruntung atau aku sial.

---

Kami kembali ke apartemenku, tentu bibi Hannah sangat terkejut melihat betapa banyaknya kissmark di leherku, mungkin aku sudah dianggap jalang kecil olehnya.

Bi Hannah memberikanku vitamin kehamilan dan susu protein. Aku meminumnya dan bi Hannah mengantarkanku ke kamar, sementara Aaron? Dia sudah pulanh sedari tadi.

Aku tertidur dan aku merasa telah diseret ntah darimkekuatan mana, aku dihadapkan disebuah istana megah. Aku didudukkan disini, seperti kursi makannyang bahkan sangat mewah dan besar, berlapis emas dan bahkan bisa mencapai 20 kursi.

Aku merasa aku sudah berteriak, tetapi aku tak bisa mendnegar suaraku sendiri, apakah aku bisu? Tidak! Aku melihat kak Claire didudukkan tepat dihadapanku, wajah kak Claire memerah dan menangis dengan tangam terikat, sama spertiku.

Hingga dua orang pemuda yang luar biasa tampannya bersama dua orang pria yang sudah agak berumur menghampiri kami.

"Aku Alaska Maximillian" Ujar pria dengan mata cokelat hazel sangat terang. Ia memiliki tubuh kekar dan berotot.

"Aku Kieran Maximillian" Ujar pria yang lebih muda darinya, dengan surai rambut legam dan kulit pucat. Ntah mengapa aku merasa tak asing dengan wujudnya, otakku berkerja keras untuk mengetahui siapa dia tetapi aku tak mendapat ingatan apapun tentang dirinya.

Hingga kedua pria yang agak berumur menarik lengan kami dan mendorong kami ke kedua pria itu. Hingga sekarang tubuhki yang lemah dan tak berdaya ini menabrak tubuh pria dengan mata hazel, siapa tadi? Alaska namanya?

Sedangkan Claire didorong ke arah Kieran, pria dengan surai legam. Mereka berdua mengunci pinggang kami membuat kami tak dapat bergerak kemana mana. Hingga mereka berdua memegangi perut kami masing masing.

Aku tak tahu apa yang diambil dari dua pria yang agak berumur itu dan well! mereka mengambil belati, seperti belati tetapi wujudnya persis seperti kunci emas dengan tiga bolongan diatasnya.

Sementara Claire sudah memberontak dengan sangat ekstra tetapi Kieran tetap merengkuh pinggangnya sangat kencang. Hingga kedua pria berumur itu menancapkan belati kunci kedalam perut kami dan menembus, aku dapat merasakan rasa sakit yang luar biasa. Hingga aku sangat lemah dan tak berdaya lagi.

Perlahan aku membuka mataku, merasakan rasa sakit yang teramat dalam didalam perutku. Aku melihat perutku yang masih rata disinari oleh cahaya hazel kecoklatan, hingga mataku tetap memaksaku untuk kembali memejamkan mata dan tertidur.

Aku tak yakin jika ini mimpi karena ini sungguh terlihat snagat nyata bagiku.

PLAYER | | WARNING 18+🚫Where stories live. Discover now