CHAPTER 8

85.3K 849 74
                                    

"Ini bi, ada pizza, bibi mau?" Ujar Lana langsung membula dan memakannya, tak bohong. Ini benaran pizza dan rasanya enak, memang Lana menyukai sosis daripada daging, tetapi--

"Siapa yang mengirimnya?" Tanya bi Hana.

"Kak Claire"

"Bukannya Claire belum tahu ini apertemen nona?"

---

Benar, Claire belum tahu alamat apartemen miliknya, tapi jika memang orang itu berniat jahat pada Lana, mengapa sudah sedari tadi ia memakan pizza tapi tak bereaksi apa apa?

"Sebaiknya jangan kau makan jika kau takut, sepertinya orang itu stalker" Bukan, Lana tak memiliki pengagum rahasia ataupun Stalker. Mendengar apa yabg dikatakan bi Hana ada benarnya juga, ia kembali menutup kotak pizzanya dan memasukkannya kedalam kulkas.

"Bi, dimana susu proteinnya?" Bi Hanna mengerutkan dahinya.

"Oh, maaf, bibi akan beli sebentar" Lana mengenyit, jadi tadi yang ia minum apa? Jika susunya belum dibeli.

"Jadi tadi aku minum apa bi? Bukannya tadi bibi menyiapkan susu protein kehamilan di nampan juga?" Bi Hanna menggeleng, ia tak menyiapkan susu itu, bahkan susunya belum dibeli. Lana semakin ketakutan, meskipun itu tak menyakiti dirinya, ia terkihat begitu hiperbola.

"Sepertinya kau memiliki penguntit yang perhatian padamu dan anakmu ya?" Bi Hanna tertawa, iapun merasa takut, karena penguntit itu sudah jelas jelas bisa memasuki kamar ini. Tetapi ia sama sekali tak ingin berniat jahat pada mereka.

---

Lana membaca buku novel yang sudah dibeli oleh Aaron beberapa waktu lalu, ia melihat ada pesan masuk.

Aaron:
Malam ini aku akan menjemputmu, bersiaplah, aku rindu.

"Ck, bilang saja kau ingin bercinta, Aaron" Lana mematikan handponenya. Ia segera meletakkan buku novelnya di nakas dan ia bergegas ke kamar mandi.

Lana terkejut kala ia melihat dua orang pria bertubuh maskulin membelakanginya, menyadari kehadiran Lana. Kedua pria itu melesat menembus dinding kaca. Satu yang ada di batin Lana, Tampan.

Apa ini cuma khayalannya? Mengapa ada dua pria masuk ke kamarnya tanpa izin dan gisa menembus tembok kaca secepat kilat? Lana memundurkan langkahnya, tetapi tidak mungkin kan jika dia tidak mandi? Dari pagi ia belum mandi, apalagi malam ini Aaron pasti meminta jatah.

Mau tak mau Lana harus mandi.

Lana memejamkan matanya kala merasakan air hangat dan wewangian kelopak mawar yang bertabur di bath up nya. Lana memakai sabun cairnya begitu juga shampo, ia mengoleskannya ke tubuh mulusnya. Ia melirik sekelilingm tetap tak ada orang.

Setelah 15 menit Lana berendam, ia segera ke walk in closet untuk mengambil bajunya.

Setelah 15 menit Lana berendam, ia segera ke walk in closet untuk mengambil bajunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PLAYER | | WARNING 18+🚫Where stories live. Discover now