CHAPTER 4

194K 1.5K 79
                                    

Setelah hampir setengah jam aku menunggu gadisku bersiap siap disini, akhirnya ia keluar dengan balutan dress garis garis hitam dan putih, ia juga mencepol rambutnya keatas membuat leher putih dan jenjangnya terpampang disana.

Aku mendekati tubuhnya, ia merasa takut dan was was, bahkan ia hampir ingin berlari. Tetapi ia tak kalah cepat denganku, aku mencium lehernya dan membuat tanda kepemilikan disana. Aku tidak mau jika sampai saudaraku ada yang menyukainya nanti.

Ia merasa kesakitan karena aku menghisapnya terlalu kuat, bahkan ia meringis sekarang. Tetapi aku mencium bibirnya berharap ia tenang.

"Baiklah, kau siap?" Tanyaku, ia menganggukkan kepalanya.

Selama diperjalanan kami tidak saling membuka pembicaraan, karena sedang gerimis dan akupun lagi fokus terhadap kabut embun bekas hujan yang ada didepan. Iapun sibuk memainkan jari telunjuknya persis seperti anak paud.

Aku meliriknya sekilas, ternyata ia juga melirikku, aku tertawa saat menangkap basah dirinya.

Mobil ini, adalah sebagai saksi, saksi dimana ia melepaskan kesuciannya untukku, dan akulah pria pertama baginya.

Akhirnya kami sampai di mansion grandpa, aku tak tahu apa yang menyebabkan grandpa menyuruh kami cepat menikah, bukankah dulu grandpa bilang kami harus lulus S2 baru menikah?

Ternyata sudah banyak mobil terparkir, dan salah satunya adalah Arvin yang keluar dengan dua gadis. Upss--
Aku tidak menyangka, bukankah dia gay? Dan pacarnya adalah Darel? Mengapa ia membopong dua gadis sekaligus? Apa orang gay ketika normal, ia akan mengalahkan orang normal tulen?

Aku tidak habis fikir bagaimana dia bisa menghabiskan waktu pada kedua wanitanya, apakah threesome salah satunya?

Dan well, gadis bergaun biru yang ia bawa lumayan cantik, ternyata seleranya bagus juga. Tapi masih cantikan Lana.

Keluargaku memandang miris keleher Lana yang kuberi cecapan. Ia hampir menggerai rambutnya, ia sungguh merasa malu sekrang, tetapi aku melarangnya.

"Jika kau menutupinya, aku akan membuatmu menjerit dibawahku, seperi pertama kali kita bertemu" Bisikku dan sukses membuatnya ketakutan.

Aku masuk dan menyalimi dad, grandpa dan granma. Well setelah masuk aku melihat betapa herannya aku, semua gadis yang dibawa oleh saudaraku sangat manis dan tidak bsia disepelekan, apakah selera kami memang bagus? Atau memang takdir.

Aku melihat gadis yang ada disamping Aldrick, gadis pemalu dengan dress panjang-- kuharap Aldrick tidak menipui gadis ini untuk pergi ke acara arisan.

Aku tidak melihat tanda tanda kemunculan Claire disini, apakah ia tidak diundang karena takut akan membawa om Iqbaal? Who know's?

"Kuharap kau tidak mencabuli gadis semanis dia" Aldrick meratapi leher Lana yang sudah kubuat tanda, aku mengode Lana agar ia membuang pandangannya dari Aldrick sialan ini.

Hingga Arvin duduk dengan gadis bergaun putih mini, ku akui gadis Arvin memiliki bokong yang bagus, tapi kemana gadis bergaun merah?-- oh itu dia, dia memasuki ruang makan dan duduk dengan gadis bergaun putih.

Grandpa hampir membuka opening, tetapi dad, Claire dan Gavin masuk ke ruangan membuat suasana menjadi hening, woah apa yang membuatnya move on dari Iqbaal?

"Kejutan besar, kau bukan bersama--"

"Aaron" Tegur Grandma, padahal aku ingin berbicara, mengapa grandma selalu memotong pembicaraanku?

"Baiklah, aku ingin mengenal kalian" Ujar Grandpa.

"So i'm gonna say hello, namaku Chloe, Chloe Atkinson, umurku 17 tahun dan aku membawa peliharaan yang merepotkan, adikku, Olive Atkinson. Ia memang tidak ada hubungan dan tidak diundang bahkan aku bersikeras agar dia tidak ikut, jadi maafkan aku jika dia terlalu merepotkan disini" Ternyata nama gadis berbokong bagus ini Chloe, dan gadis yang sempat menarik perhatianku di halaman adalah Olive. Atkinson? Ya, pengusaha terkenal dan ia pasti anak dari Rey Atkinson. Aku tahu karena aku pernah berkerja sama dengan ayahnya, dan ia adalah gadis manja yang selalu meminta uang ayahnya.

PLAYER | | WARNING 18+🚫Where stories live. Discover now