CHAPTER 7

101K 1.3K 41
                                    

"Si--apa ka--kalian" Kedua pria itu menyeringai, lalu mengelus perutnya.

"Nanti kau akan tahu siapa kami"

"Kumohon jaga dia"

"Atau kau dan suamimu akan mati"

--

"Lana, aku akan sangat merindukanmu" Aaron menangkup wajah gadis kecil yang tengah mengandung anaknya tersebut.

"Hei Aaron, bukannya kau bisa datang kapan saja kau mau?" Aaron nampak berfikir dan tersenyum.

"Baiklah, aku tidak akan mendekati wanita manapun setelah mengenalmu" Ujar Aaron sambil menyapukan bibir Lana dengan bibir lembutnya.

"Great!"

Lana masuk ke dalam mobil yang diantar oleh salah satu supir di mansion Aaron dan satu maid. Aaron ingin ia yang mengantar Lana langsung ke apart sewaannya, tetapi Lana melarangnya dengan alasan yang tak masuk akal.

Seumur hidup Aaron tinggal di mansionnya, ia tak pernah mengalami hal kejanggalan apapun tetapi mengapa, Lana mengalami hal yang tak masuk akal? Dan baru baru ini, setelah ia hamil, dan pulang dari kediaman grandpa waktu dinner itu.

Selama diperjalanan, maid dan supir hanya menanyakan keadaan Lana dan bagi Lana, mereka tahu Lana hamil dan mereka takut apa yang akam terjadi pada Lana, karena Lana masih muda, bahkan baru beranjak remaja.

Terlebih wanita yang duduk disampingnya, yang akan menjadi maidnya, wanita berumur 47 tahun, ia juga memiliki anak seusia Lana, dan makanya itu ia mengkhawatirkan Lana yang sedang hamil muda, ia tak tahu harus berkata apa jika anaknya bernasib sama dengan Lana, tetapi Lana harusnya bahagia, karena diluar sana wanita yang mengejar Aaron, bukan Aaron yang mengejar wanita.

"Nona Lana, jika kau butuh apa apa, teriak saja, aku tidur di samping kamarmu, dan pakaianmu nanti akan aku susun di closet in walk"

"Baik bi"

"Tidurlah, kau dan bayimu butuh istirahat" Lana mengangguk, dan benar. Ia benar benar mengantuk, setelah pergulatan panjangnya bersama Aaron dari pukul 1 dini hari hingga pukul 5 pagi, dan sekarang masih pukul 7 pagi. Ia hanya tidur beberapa jam tadi.

Baginya, kamar ini lebih dari cukup untuk anak panti sepertinya, tetapi kamar ini lebih kecil dari kamar Aaron. Tetapi ia nyaman, karena kamar ini sudah di desain khusus oleh Aaron untuknya dan Aaron benar benar tahu warna kesukaannya.

 Tetapi ia nyaman, karena kamar ini sudah di desain khusus oleh Aaron untuknya dan Aaron benar benar tahu warna kesukaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia membaringkan tubuhnya di ranjangnya dan memejamkan matanya. Ia merasa kehidupannya benar benar berubah setelah bertemu Aaron. Lana berfikir, Aaron adalah malaikat yang bisa berubah menjadi iblis dalam sekejap. Dan Aaron benar benar sangat berbahaya saat malam, tetapi, ia menyukai sentuhan Aaron yang menyengat bagai listrik di kulitnya. Ia menyukai kulit kasar Aaron bertemu dengan kulit lembutnya.

Ia merasa sedikit lebih tenang, seharian ini tak bertemu dengan orang aneh yang mengancam akan membunuh dirinya dan Aaron jika ia tidak menjaga istri orang asing itu.

Bahkan kepala Lana masih dipenuhi banyak pertanyaan, siapa istri kedua pria menyeramkan itu? Mengapa ia menghantui Lana? Apa salah Lana padanya, ia tak pernah membunuh siapapun termasuk binatang sekalipun.

Lana memejamkam matanya dan tertidur. Ia sangat mudah lelah beberapa hari ini, mungkin karena ia sedang hamil.

"Ka-kalian siapa--"

"Tenanglah, jangan takut pada kami"

"Kami tidak akan mengganggumu"

"Kami hanya ingin menjaga kau dan istriku"

"Jangan takut, jangan hindari kami"

"AARON---" Sontak Lana meneriaki nama Aaron kala kembali bermimpi tentang orang aneh yang ia temui di mansion Aaron. Ia hanya bermimpi tak, tak melihat langsung lagi. Apa mungkin ia hanya kelelahan dan terlalu banyak berfikir tentang mereka?.

Lana menghembuskan nafasnya gusar. Ia menatap ke sekeliling tapi ia tak menemui siapapun, hingga ia menoleh ke jam--

Well! Sudah pukul 6 sore dan sebentar lagi akan makan malam. Selama itukah ia tertidur? Alamat ia akan begadang malam ini.

"Ia menoleh kesamping, ia mendapati segelas susu protein kehamilan berserta nasi dengan ayam. Tak lupa ada buah buahan juga disana, benar, ia hanya sarapan tadi pagi dan melewatkan makan siang. Ia mendapati sepucuk surat.

Nona, jika nona melihat ini, di makan ya, maaf bibi nggak bangunin nona, soalnya nona tidurnya lelap.

Lana tersenyum, ternyata masih ada yang perduli padanya. Ia beranjak dan memakan makanannya yang ada di nakas. Tetapi ia mengernyitkan dahinya, siapa yang membuat susu formula kehamilan? Sementara tadi Aaron tidak membawakan susu formula kehamilan? Ah, mungkim saja bibi baru belindi supermarket.

Dan well seperti biasa, makanan yang bibi buat sungguh enak. Dan susu formulanya juga pas dilidahnya, rasa strawberry. Sepertinya bibi tahu rasa susu kesukaannya, tetapi bukannya bibi tidak tahu? Bahkan Aaron sekalipun tak tak tahu karena ia tak pernah memberitahu siapapun rasa susu kesukaannya.

Setelah selesai makan, Lana membawa piringnya ke dapur. Ia melihat Bibi sedang memotong wortel. Ia menghampiri bibi.

"Boleh aku bantu?" Bibi menggeleng.

"Tidak, nona. Jika tuan tahu, dia pasti membunuhku" Lana hanya tersenyum geli, mengapa orang takut pada pria seperti Aaron? Ia mengambil alih telenan dan pisau, tetapi tak lama dari itu, terdengar suara bel dari pintu. Lana beranjak membuka pintu.

Ceklek'

"Ada yang bisa saya bantu?" Terlihat seorang pria memakai topi dan baju seragam warna merah dengan wajah menunduk dan membawa sekotak pizza.

"Pizza? Aku tidak memesannya, mungkin kau salah kamar?" Ujar Lana memastikan, pria bertopi merahnini menggeleng.

"Nona Claire yang mengirimnya"

Deg

Claire? Dengan senyum sumringah Lana mengambil sekotak pizza itu, dan benar. Ia memang sedang menginginkan pizza, tetapi ia segan mengatakannya, lagipula ia hanya berdua bersama bi Hana disini.

"Terimakasih" Tanpa ba-bi-bu pria itu pergi. Lana membawa sekotak pizza itu masuk dan menutup kamar apartemennya

"Siapa non?" Lana duduk di ruang tamu dengan furniture mewah, tetapi lebih kecil dari ruang tamu mansion Aaron. Bahkan ini hanya seatap dari kamar mandi Aaron.

"Ini bi, ada pizza, bibi mau?" Ujar Lana langsung membula dan memakannya, tak bohong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini bi, ada pizza, bibi mau?" Ujar Lana langsung membula dan memakannya, tak bohong. Ini benaran pizza dan rasanya enak, memang Lana menyukai sosis daripada daging, tetapi--

"Siapa yang mengirimnya?" Tanya bi Hana.

"Kak Claire"

"Bukannya Claire belum tahu ini apertemen nona?"

Deg

PLAYER | | WARNING 18+🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang