CHAPTER 1

407K 2.9K 218
                                    

Seperti malam malam biasa. Club Houseplay adalah club terfavorit dikota itu, terlebih yang mengunjunginya bukanlah orang orang dari kalangan biasa. Melainkan sebuah boss besar dari beberapa perusahaan dan orang orang sukses lainnya.

Pelayanan para jalang pun terkenal memuaskan, begitu juga dengan fasilitasnya yang terkenal lengkap dan bervariasi. Minuman yang dibuat pun impor dari negara negara dengan kualitas alkohol kualitas tinggi.

Kini pria suskes diusia yang sangat muda tersebut menginjakkan kakinya di club ini. Ntah sejak kapan ia menjadi pria binal yang terlihat berbeda dari saudara saudaranya yang lain. Penggila seks bahkan memiliki penyakit hyper? Itulah ia.

Jika ia sudah horny, ia tidak memandang bulu siapa yang ada dihadapannya. Ntah anak kecil, wanita yang lebih dewasa darinya. Gadis polos atau bahkan pria sendiri ia jadikan untuk pemuas nafsunya. Bisex? Bisa dibilang begitu, tetapi orang sejenisnya hanya akan ia manfaatkan saat ia tidak menemui gadis gadis. Ia jauh akan lebih memilih lubang vagina daripada lubang anus.

"Aaron, kau ingin memesan berapa wanita untuk malam ini?" Pemilik club ini adalah temannya. Darwin, begitu orang orang memanggil sang pemilik club yang sudah berkepala tiga ini.

"Aku ingin gadis perawan"

"Hey dude, apa kau bercanda? Jika ia perawan ia sudah pasti akan terlebih dahulu diborong oleh pria berhidung belang disini dan kau akan ketinggalan, setidaknya ada gadis yang baru melepas virginnya 3 jam yang lalu"

"Aku ingin gadis perawan!" Tungkas sang pria. Kini ia benar benar dilanda nafsu birahi yang menggebu gebu akibat film dewasa yang ia tonton beberapa menit yang lalu.

Hingga seorang wanita bergelayut manja dilengannya. Ia menepisnya kasar karena melihat sang wanita sudah tidak menarik lagi. Bagaimana menarik jika ia berpayudara kendur dan dengan PD nya wanita tersebut memampangkannya. Tidak biasanya ia menjadi pemilih seperti ini.

"APA SEKARANG KAU BENAR BENAR KEHABISAN STOK JALANG, DUDE?" Bentak Aaron. Tak biasanya ia menjadi pria pemilih seperti ini. Terlebih jalang jalang disana sudah pernah ia rasakan semua dan mereka juga tahu betapa perkasanya seorang Aaron ketika diranjang. Ia pergi begitu saja meninggalkan pasang mata yang melihatinya.

---

"Cih, aku butuh pelepasan saat ini" Ujarnya. Kini lampu merah, dan kini pengemis mulai berjalan untuk meminta sumbangan. Begitu juga anak jalanan bahkan penjual camilan jalanan mulai menjajarkan jualanannya dari satu mobil ke satu mobil.

Damn!

Ia melihat seorang gadis sekiranya 15 tahun berperawakan molek, cantik dan polos. Gadis penjual kacang. Ia memanggil sang gadis dan dengan binar sang gadis menjajarkan jualanannya kepada Aaron.

"Aku ingin membeli semuanya" Tungkas Aaron. Tetapi Aaron mencekal tangan sang gadis.

"Kenapa kak?"

"Naiklah, kurasa aku ada perkerjaan lain yang lebih pantas untukmu" Sang gadis mengeryit curiga. Perkerjaan apa?

"Tapi kak, aku sudah nyaman dengan kacang buatanku sen--"

"Naiklah, aku serius ingin membeli milikmu, atau kendaraan lain akan mengklakson kita. Sebentar lagi lampu hijau" Dengan penug was was sang gadis naik dan duduk dikursi penumpang disamping Aaron.

Klekk

Aaron mengunci mobil agar mangsanya kali ini tidak akan kabur. Gadis ini menelan susah payah salivanya dan mulai merasakan feeling tak enak.

"Jangan takut, aku bukan penjahat yang akan menculik atau membunuhmu" Setidaknya gadis ini sedikit lebih tenang. Hingga Aaron kembali melewati tikungan demi tikungan jalan yang dalam.

"Kak?"

"Oh iya, siapa namamu? Kurasa aku butuh tempat yang lebih damai" Mengingat ini jalanan ramai dan gadis ini bisa saja berteriak dan ia akan dipukuli orang orang. Ia melihat raut wajah gadis ini benar benar memerah dan ketakutan. Bahkan nafas lembutnya terlihat tertahan membuat sang adik dibawah ingin segera merobek celana mahal tersebut.

"L--lana" Kini gadis itu benar benar mengancang ancang untuk keluar dan membuka pintu mobil, tetapi tak bisa terbuka karena sudah dikunci oleh Aaron. Ia memberhentikan mobilnya dijalan yang sepi membuat Lana semakin ketakutan.

"Apakah aku terlihat seperti monster menyeramkan bagimu?" Tangan Aaron terulu mengambil sekantung plastik kacang goreng buatan sang gadis. Baru sekali ini ia ditakuti oleh seorang gadis. Biasanya malahan gadis gadis jalang maupun perawan yang meminta Aaron untuk menaklukan ranjang, berbeda dengan gadis ini.

"Enak, kau membuatnya sendiri?" Basa basi Aaron sambil memakan kacang goreng buatan gadis tersebut.

"Iy--ya"

"Berapa usiamu?"

"Li--lima belas tahun" Hanya berbeda dua tahun dengannya.

"Kemana orang tuamu?"

"Aku yatim piatu, aku di panti asuhan sejak kecil" Good girl batinnya, pasti gadis ini belum tersentuh oleh siapapun. Aaron mengeluarkan seamplop uang tunai berisi 18 juta buat Lana. Lana mendelik tak percaya dan enggan menerima uang itu.

"Ambilah, terimakasih" Lana enggan menerima uang tersebut dan ia takut memegang uang sebanyak itu, terlebih hanya 20 bungkus kacang yang ia bawa dan hanya 20 ribu, mengapa pria ini menggantinya berjuta juta?

"Ambilah sebelum wajah ketakutanmu itu padaku semakin memerah" Lana melirik lingkungan sekitar yang begitu sepi dan tak ada penduduk satupun. Ia takut akan dibegal jika iankeluar sendirian, ia memasang wajah memelas pada Aaron agar berbaik hati mengantarnya kembali ke jalanan.

"Baiklah jika kau memintanya"

CUP

Hasrat sudah tak tertahan lagi, Aaron menindih gadis itu dan mengunci pergerakan gadis itu. Ia mencium lekuk leher halus milik anak belia dibawahnya dan memberi tanda kepemilikan disana.

Gadis tersebut membusungkan dadanya berusaha melepaskan diri dari pria keji diatasnya. Ia membuang wajahnya kekiri dan kekanan agar pria ini tak mengecup bibirnya.

"TOLONGGGG--mphh" Teriaknya sambil memukul mukul jendela dan ia berhasil membuka sedikit celah jendela.

Shit! Bagaimana bisa aku ceroboh tidak menguncinya?

Aaron beranjak sedetik mengunci jendela dan kembali ditubuh gadis yang hampir berteriak tersebut. Ia merobek kaus polos yang sudah mencoklat tersebut dan membuangnya ke segala arah.

Dada yang kencang tidak seperti jalang tadi, benar benar mulus dan tak pernah terjamah oleh siapapun. Bokongnya juga snagat kenyal. Mainanku saaf ini adalah mainan yang tak akan pernah terlupakan

"Bercinta ditempat se sempit ini tidak buruk, kan?"

Selamat datang di duniaku, babe!

Bonus pict Lana yeayy


PLAYER | | WARNING 18+🚫Where stories live. Discover now