DSCS - Undangan Pernikahan!

ابدأ من البداية
                                    

Aziz bersedekap dada merasa terluka seperti Syafa. Dirinya begitu sakit mengatakan itu semua. Lebih sakit lagi melihat gadis ini menangis dalam diam meminta padanya. Jujur saja ia tidak sanggup datang melihat gadis yang dicintai bersanding dengan muridnya.

"Kenapa begini, Pak? Kenapa takdir mempermainkan hidup saya? Tolong jangan sakiti hati Bapak karena saya juga sangat sakit."

"Apa yang Anda bicarakan?"

"Saya ingin mengaku kenapa bisa mencintai Bapak . Tolong jangan pernah salah paham."

"Hn."

"Tenyata masih sama Bapak lucu sekali. Maafkan saya ya, Pak hehehe," canda Syafa mirip sekali ketika dulu menggoda Aziz.

Aziz mengigit bibirnya karena menahan senyum. Entahlah ada rasa senang Syafa berkata begitu. Ia jadi ingat gadis usil yang sangat tidak diaukainya dulu. Kini entah kenapa tawa dan canda tawa gadis ini menggelitik hati. Aziz rindu sampai lupa Syafa sebentar lagi menikah dengan pria lain.

Syafa menggaruk pipinya karena kelepasan bicara. Dia merasa gugup tertawa kecil gara-gara pemuda es ini. Ia jadi gemas walau nyatanya tidak berani mengungkapkan perasaannya. Syafa tersenyum saja bisa tertawa sebelum perpisahan.

"Percuma hijrah kalau kembali," sinis Aziz demi menghilangkan gugup.

"Astaghfirullah, saya masih pemula hijrah di jalan-Nya. Anda kejam padahal mau berbicara biasa agar tidak monoton. Lagian kapan lagi karena dua pekan lagi saya menikah,"  Rajuk Syafa sukses menohok hati Aziz.

"Hn."

"Maaf."

"Maaf untuk apa?"

"Berkata begitu, saya minta maaf, Pak."

"Lupakan, saya tidak apa-apa. Katakan kenapa Anda sangat mencintai saya?" todong Aziz demi mengurai rasa sakitnya.

Syafa menunduk dalam menyembunyikan air matanya. Tidak terasa air mata luruh deras ingat cintanya. Dia tidak kuat sampai tubuhnya bergetar hebat. Syafa sangat tersiksa sampai tidak sanggup menahan Isak tangis.

Aziz mengatupkan bibirnya guna menahan air matanya. Sejak tahu ia mencintai gadis di sampingnya rasa itu semakin tinggi. Dia yang jarang menangis bisa mengais di bawah naungan Allah. Hati Aziz sangat nyeri ingat beban menyedihkan ini. Selagi kuat ia ulurkan sapu tangan untuk menghapus air mata Syafa.

Dengan tangan gemetar Syafa meraih sapu tangan Aziz. Dia seka air matanya selagi mengontrol diri. Jangan begini supaya pria ini tidak mengasihani keadaannya yang malang.

Beda dengan Syafa pria ini tampak dingin tanpa ekspresi seolah tidak peduli. Yakinlah dalam hati Aziz ikut menangis merasakan sakit. Hatinya begitu sakit menerima takdir.

"Dulu saat saya masih kuliah di semester 3 Mama menganjurkan saya untuk shalat istikharah. Bapak tahu siapa yang saya lihat? Hal paling mendebarkan untuk saya. Cinta itu muncul hanya melihat pemuda dalam mimpi saya satu kali. Padahal pemuda itu hanya tersenyum untuk pertama kali dalam mimpi. Namun, apa daya saya langsung jatuh cinta bahkan sangat mencintainya. Setiap saat selalu shalat istikharah agar bertemu pemuda yang sangat saya cintai ...,

... hingga setengah tahun kemudian saya memimpikan pemuda itu lagi. Saya sangat bahagia bahkan cinta saya semakin besar. Dan hal mengejutkan pemuda itu datang dengan gilanya jadi Dosen di UGM. Lebih mengejutkan beliau adalah profesor muda yang handal dan itu mengejutkan saya. Saya sangat cinta bahkan dengan tidak tahu malu dengan sikap murahan saya menggodanya. Saya berusaha meraih cintanya, tetapi apa daya semua sia-sia ...,

... hingga hidayah itu datang melalui perantaranya. Dari sana saya tahu kenapa saya tidak pernah di lihat beliau. Hati saya terenyuh hingga akhirnya saya putuskan hijrah dengan mencintai Allah dan Rasulullah. Nyaris 6 bulan saya berusaha memendam rasa cinta ini untuk beliau. Tetapi, saya tidak bisa munafik dengan tegas mengatakan saya sudah tidak cinta beliau. Sampai sekarang cinta ini masih utuh bahkan semakin kuat ...,

... namun, takdir tidak akan pernah memberikan saya tempat di hatinya. Saya akan jadi Istri orang karena perjodohan. Saat itu kembali saya melakukan shalat istikharah untuk mengetahui calon saya benar jodoh yang di kirim Allah untuk menjadi imam saya. Namun, apa daya hasilnya tidak sesuai seperti harapan saya. Kenapa harus beliau yang datang? Kenapa Allah begitu kejam, Pak? Kenapa selalu beliau yang datang dan kenapa harus bersama pria lain? ...,

... alasan saya mencintai Bapak karena mimpi saya. Saya mencintai Bapak atas petunjuk-Nya. Saya rasa Bapak tahu siapa yang saya maksud. Itu alasan saya dulu begitu mengejar Anda. Tolong maafkan saya, Pak. Jangan tanggapi perkataan aneh saya, Pak. Jujur saja saya merasa sakit hati dan ingin lari. Tetapi, saya tidak ingin menjadi anak durhaka atau membuat malu mereka. Saya tidak apa sakit asal nazar Papa terpenuhi. Saya akan berusaha walau sangat berat."

Syafa tambah menunduk dalam menyembunyikan air mata bak anak sungai. Dia tambah bergetar hebat mengatakan semuanya. Ia takut Aziz membencinya walau tahu dari awal dibenci. Syafa tidak sanggup menahan luka hatinya semakin pedih.

Aziz tanpa sadar menitikkan air matanya. Dari awal cerita sampai akhir membuatnya terdiam seribu bahasa. Perasaan semakin ngilu hingga air matanya semakin mengucur. Buru-buru ia seka air mata agar Syafa tidak sadar.

Demi apa hati Aziz sangat ngilu mendengar alasan gadis ini. Melalui hajat shalat istikharah membuatnya nyeri. Kenapa sama dengan dirinya? Apa maksudnya dari takdir ini? Kenapa Allah begitu misterius memberikan teka-teki?

Aziz menunduk jika ingat takdirnya yang sangat miris. Tunggu selulit ingatan menghantam dirinya. Dia ingat dulu Ustadz-nya pernah bilang  tentang jodoh. Ya Allah, hatinya miris jadi benar adanya bersama jodohnya yang diridhoi Allah itu sangat sulit.

Pemuda ini menunduk dalam merasa sangat berat. Demi apa ia sangat pedih ingat takdirnya dengan Syafa. Jadi benar mereka akan bersama, tetapi tidak tahu penyatuan mereka bagaimana? Aziz tidak sanggup ingat semua ini dan inilah ujian cintanya.

Jika dirinya dan Syafa lolos maka kebahagiaan menanti. Kini harus kuat walau tidak tahu bagaimana ujung kisah mereka. Aziz akan berjuang dan bertahan agar bisa menggapai takdirnya. Jikalau harus menunggu dengan ujian cinta dari Allah. Dengan yakin Aziz tegaskan akan berjuang walau bayaran itu adalah sakit hati.

💖💖To be continued💖💖

Bagaimana perasaan kalian setelah membaca chapter ini?

Maaf ya baru bisa update.

Salam hangat dari Rose.
01*02*20

Dalam Sajadah Cinta, Syafa! حيث تعيش القصص. اكتشف الآن