런쥔 10

10.3K 1.1K 98
                                    

"a-ayah?" Renjun berjalan mundur karena takut akan tatapan marah dari sang ayah. Memang mata ayahnya itu terlihat begitu mabuk, namun cukup tajam bagi Renjun. Kalian pasti tau apa yang akan diperbuat Yoongi jika sedang mabuk.

Prang!

Sial! Sebuah pajangan berbahan keramik tersenggol oleh tangan Renjun akibat dirinya yang terlalu takut hingga berjalan mundur, tanpa tau ada apa di belakangnya. Kaki Renjun sampai tak sengaja menginjak pecahan keramik itu, hingga darah mengalir kemana-mana.

Bugh!

Tubuh Renjun limbung bersamaan dengan kacamata yang terbanting akibat pukulan yang diberikan Yoongi. "Kau pembunuh! Pembunuh!" bentak Yoongi keras. Lagi-lagi lelaki itu melayangkan pukulannya, tapi kali ini di perut Renjun, dan pukulannya dua kali lipat lebih kencang.

"Ssh....cukup....Yah...." lirih Renjun, sambil memejamkan matanya, pening di kepalanya kembali lagi, matanya makin memburam lagi. Belum lagi, sakit di perutnya akibat pukulan ayahnya sendiri itu.

Yoongi belum puas, hingga akhirnya melimpahkan tendangan tepat di kepala Renjun, lelaki itu akhirnya rebah, meresapi segala kesakitan yang diterimanya. Beruntung, saat melihat mata sayu Renjun yang hendak tertutup, Yoongi beranjak, anggap saja Yoongi sudah puas akan kegiatannya hari ini.

Mata Renjun yang sayu kini perlahan terpejam tenang, ringisan tak lagi keluar dari bibirnya, namun rona pucat maiin terlihat jelas di wajah tampan lelaki itu. Renjun tak apa, karena sampai kapanpun ia akan tetap jadi seorang pembunuh.

.

.

.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

"Oppa! Itu dahimu, kenapa?! Aish! Ya ampun...." Rayna kaget melihat wajah pucat dan goresan di dahi Renjun, saat pertama kali melihat Renjun berjalan ke kelas. Sempat menjadi pusat perhatian keduanya, yang biasanya kalau ada seperti ini mereka akan langsung mengadakan acara shipper dadakan, tapi kali ini mereka hanya diam.

Rayna menarik Renjun keluar kelas, beruntung hari ini guru sedang ada rapat dadakan, jadi free class sementara. "Kau harus menyelamatkan Rayna, Jaem" bisik Haechan, sebagai teman sebangku Jaemin.

Jaemin juga memandang kesal saat Rayna begitu perhatian pada Renjun, siswa yang diyakini sebagai pembunuh itu. Hampir semua siswa percaya hal itu, makanya tidak mungkin ada yang suka jika Rayna si anak pintar itu dekat dengan Renjun si pembunuh.

"Ssh...."

"Belum diobatin? Ini luka dari kapan?" tanya Rayna sambil telaten mengobati kepala Renjun yang masih sedikit mengeluarkan darah.

Blamed |Hwang Renjun| [END]Where stories live. Discover now