"Dan sepertinya bajunya masih sama seperti hari itu" ujar Seungkwan yang mengingat baju milik Yoongi yang dipakai saat kedua kakak Yewon memukulnya.

Mereka saling terdiam sejenak, menatap kesegala arah. Hingga perlahan Seungkwan memiliki perasaan yang tidak enak, lalu menatap kearah Seokjin yang ternyata juga sama-sama memiliki perasaan tidak enak.

"Sial!" umpat Seokjin tiba-tiba, lalu bergerak setengah berlari menuju perempatan jalan bersama Seungkwan dan Younghoon yang mengikuti Seokjin.

Mereka berlari menuju toko milik keluarga Yoongi sebagai tempat awal yang mereka datangi. Tak ingin berprasangka buruk tapi Yoongi bisa saja melakukan hal bodoh didalam kondisi hatinya yang sedang labil, terlebih setelah kejadian dua hari lalu.

Mereka sampai didepan toko yang sudah ditutup rapi, karena sejak matahari terbenam toko tersebut sudah tutup. Seokjin melihat kearah kios milik kakaknya Yoongi yang mulai agak sepi karena hari yang sudah mulai larut. Kemudian ia berjalan dengan santai menuju kios tersebut, untuk mencari tahu dan berharap bahwa Yoongi datang kesana.

"Noona, apa Yoongi datang kesini?" tanya Seokjin saat sampai didepan kios, sambil berusaha terlihat tenang.

Seohyun menggeleng. "Tidak, dia tidak kesini. Apa kau masih belum menemukannya?" ujar Seohyun yang sedang merapikan kios bersama asistennya.

"Belum, baiklah aku akan mencari Yoongi lagi. Tolong beritahu ibu untuk jangan khawatir" Seokjin kembali bergerak perlahan meninggalkan kios.

"Baiklah, terima kasih Seokjin-ah" seru Seohyun dari kejauhan melihat kearah Seokjin, Seungkwan dan Younghoon yang sudah meninggalkan kios, kemudian dibalas lambaian tangan dari Seokjin.

"Lalu kemana kita akan mencarinya, hyung?" tanya Younghoon yang terlihat sedikit kelelahan setelah berlari tadi. "Apa mungkin ia bersama Byunjae?, tambah Younghoon berasumsi.

"Tidak, ia tidak akan pergi kesana" ujar Seungkwan yakin.

Lalu Seokjin dan Younghoon menoleh kearah Seungkwan. "Lalu kemana?" tanya Seokjin menatap Seungkwan intens.

"Dia pasti masih ada di villa, aku yakin" jawab Seungkwan lugas saat Seokjin menatapnya tajam.

Dan tanpa berpikir lagi, segera Seokjin berlari menuju villa milik keluarga Yoongi yang agak jauh dari toko dan kios diikuti Seungkwan dan Younghoon.










Mereka setengah berlari dan kelelahan melewati jalan setapak dipinggir pantai menuju villa milik keluarga Yoongi. Waktu hampir melewati tengah malam dan jalan tersebut cukup gelap, hanya disinari cahaya bulan. Setelah kelelahan berlari dan melewati jalan yang agak menanjak, mereka pun sampai didepan gerbang villa hingga mereka dikejutkan dengan cahaya kuning kemerahan yang keluar dan terlihat dari balik sebuah jendela disebelah kiri villa.

"Astaga! Yoongi benar-benar sudah gila!" ujar Seokjin setelah membuka gerbang, kemudian menghambur masuk kehalaman villa. Terlihat percikan dan lidah api yang keluar dan menjulur dari jendela yang diyakini dari sebuah kamar.

"Seungkwan, cepat hubungi 119. Younghoon ayo kita kedalam dan selamatkan bajingan itu" perintah Seokjin cepat. Dan segera ia bersama Younghoon masuk kedalam villa melalui pintu utama yang tidak dikunci.

Mereka masuk kedalam villa yang sangat berantakan, banyak barang yang sudah pecah berserakan diruang tengah. Tidak mengindahkan pada kondisi ruang tengah yang berantakan, fokus mereka segera beralih pada kamar yang mulai terbakar. Kembali, segera mereka pun mencoba menerobos masuk kedalam kamar yang sudah terselubung asap dan api yang membakar kertas dinding kamar.

Dengan sigap Seokjin menarik tubuh Yoongi yang tak sadar tergeletak diatas tempat tidur yang mulai terbakar, setelah matanya menangkap sosok Yoongi didalam kamar. Dan Seokjin mencoba membawa tubuh Yoongi keruang santai yang kini mulai ikut terbakar.

All About You [너에 관한 모든 것] {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang