12 • pill ?

4.2K 361 60
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hyunjin memasuki ruang kerjanya dengan tergesa-gesa, pria itu berjalan ke arah meja dan membuka laci yang ada disana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hyunjin memasuki ruang kerjanya dengan tergesa-gesa, pria itu berjalan ke arah meja dan membuka laci yang ada disana. Begitu menemukan apa yang ia cari, dengan cepat dokter tersebut membuka sebotol air mineral yang ia bawa dan meminum satu pil kecil berwarna putih yang baru saja ia ambil di laci meja.

Sang dokter meletakkan kembali botol itu di atas meja lalu mendudukkan dirinya pada kursi yang ada disana sembari bernafas lega.

"Huftt.. Untung aja gue inget, kalo gak bisa habis gue." gumamnya sembari memejamkan mata.

Selang berapa menit pintu ruangan itu di ketuk membuat Hyunjin mau tidak mau harus mengalihkan atensinya pada pintu didepan sana. Matanya menemukan seorang Andrian Jisung Hermansyah yang menyembulkan kepala lengkap dengan cengiran bodohnya. Tak buang waktu, dokter anak itu memasuki ruangan Hyunjin.

"Lu gak ke kantin?" tanyanya sembari mendaratkan bokongnya pada kursi yang terdapat didepan meja Hyunjin.

"Ntaran aja, masih belum laper."

Jisung mengangguk pelan, mata dokter tupai itu menjelajahi setiap sisi ruangan Hyunjin. sedang dokter didepannya terus memejamkan mata sembari menyandarkan kepala pada sandaran kursi.

Jisung berdecak pelan setelah tidak menemukan hal menarik pada ruangan ini, sama saja dengan ruangannya pikir sang dokter sebal.

Tanpa sengaja mata Jisung mendarat pada sebungkus pil di atas meja tepat di samping botol air mineral yang isinya sisa setengah. Terlalu kepo, dokter tersebut mengulurkan tangan bermaksud ingin melihat pil apa itu.

Wajah Jisung memperlihatkan kebingungan saat ia tahu pil apa yang ada di tangannya kini.

"Dit, lu minum ini?"

Hyunjin yang memang sedari tadi memejamkan mata terbelalak ketika melihat Jisung menyodorkan satu buah pil putih itu padanya dengan wajah bingung. Buru-buru sang dokter bedah merebut benda kecil itu lalu menyimpannya kembali di laci meja.

"Gak, ya kali gue minum begituan ha.. ha.. ha.." sangkalnya dengan tawa kaku di akhir kalimat.

Jisung mengindikkan bahu sekilas. "Ya siapa tau aja ya 'kan? Didunia ini gak ada yang gak mungkin Dit."

Hyunjin mengerjapkan matanya beberapa kali lalu bangkit dari kursinya. "Ayo ke kantin, laper nih abis ini gue masih ada operasi juga." ujarnya dan berlalu dari sana meninggalkan Jisung dengan segala prasangka-prasangka yang ada di dalam otak pintarnya.
.
.
.
Tok.. Tok.. Tok..

"Devan!" seru Seungmin setelah pria manis itu mengetuk pintu yang ada didepannya, wajah Seungmin memancarkan kebahagiaan. Senyum secerah matahari tersemat dibibir mungil tersebut.

Felix yang tengah asyik dibalik meja kerjanya mendongak dengan wajah datar setelah mendengar seruan heboh Seungmin, hingga si pria manis berjalan ke arahnya dan memeluk lehernya dari belakang Felix masih tetap diam saja.

"Van, makan yuk.." ajaknya dengan nada manja.

"Gak bisa, gue sibuk."

Seungmin memasang wajah cemberut, pria manis itu menarik kursi kerja Felix kebelakang lalu menempatkan dirinya duduk di atas meja tepat didepan Felix dan kembali menarik kursi tersebut hingga jarak mereka kembali dekat.

Kini, posisi mereka bisa dibilang sangat 'mesra' dengan Seungmin yang duduk diatas meja menundukkan kepala sembari menempatkan tangannya pada bahu Felix. Sedang Felix mendongak masih dengan tampang datarnya.

"Ayolah, akhir-akhir ini lu sibuk kerja apalagi gue juga sibuk sama Chris.. Waktu kita berdua makin jarang." tangannya mengelus pundak Felix sensual membuat yang di elus menghela nafas pelan sembari melepas tangan Seungmin di pundaknya.

"Maaf sal, tapi abis ini gue ada janji."

"Janji? Sama siapa?" tanyanya dengan wajah bingung.

Felix hanya diam, dia sama sekali tidak menjawab. Seungmin yang melihat menyunggingkan senyum kecut.

"Lu ada janji sama... Jalang lu?"

Mata Felix berkilat tajam setelah kalimat itu keluar dari belah bibir si manis.

"Sorry Faisal, lu boleh keluar sekarang.." titahnya dengan nada tegas sembari menjauhkan diri dari Seungmin yang masih asyik menempatkan diri di atas meja.

Si pria manis berdiri lalu mengangkat kedua tangan di udara . "Okay.. Gue bakal keluar." ujarnya.

Seungmin menyempatkan diri untuk mengecup bibir Felix kilat lalu keluar dari sana dengan senyum manisnya meninggalkan Felix yang tengah asyik mengusap bibirnya dengan kasar.

"Ck, najis banget sih!"

Sembari masih terus mengusap bibirnya, Felix meraih ponsel yang tergeletak di atas meja tepat disamping berkas-berkas yang menumpuk.

Sembari masih terus mengusap bibirnya, Felix meraih ponsel yang tergeletak di atas meja tepat disamping berkas-berkas yang menumpuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hyunjin yang memang saat itu sedang menjalankan operasi tentu saja meninggalkan benda persegi panjang itu di ruangannya.

Disisi lain, Jeongin yang memang ada keperluan di ruangan Hyunjin mengernyit mendapati benda tersebut terus berkedip sedari tadi. Karena penasaran, pria itu sudah tak mempedulikan sopan santunnya untuk melihat privasi sang dokter bedah.

 Karena penasaran, pria itu sudah tak mempedulikan sopan santunnya untuk melihat privasi sang dokter bedah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"WHAT THE-" Jeongin membekap mulutnya sendiri, hampir saja dia mengumpat. Terlalu kaget disaat melihat isi pesan tersebut dan lebih kaget lagi setelah melihat nama yang tertera di atasnya.

Daddy? Apa-apaan ini?

Secepat kilat pria manis itu merogoh ponsel yang ada disakunya lalu memotret hasil temuannya dan berlalu dari sana dengan cepat tanpa menyelesaikan pekerjaannya.





TBC

BAD CEO | HYUNLIX (✔)Where stories live. Discover now