2 • Hickey

7.3K 594 51
                                    

Seorang pemuda yang tengah tertidur dengan lelapnya menaikkan selimut sebatas leher saat dirasa udara AC menusuk kulit bahu sebelah kanannya. Sedikit menggeliat mencari posisi yang nyaman untuk melanjutkan kembali tidur yang sempat terganggu.

Alisnya bertaut saat dirasa ada sebuah lengan yang memeluk pinggangnya erat serta hembusan nafas yang mengenai puncak kepalanya. Ia meraba lengan tersebut. Merasakan lengan kokoh itu semakin memeluknya erat bahkan sekarang dia merasakan punggungnya menabrak sesuatu.

Hyunjin -pemuda itu- membuka matanya dam membalikkan tubuhnya ke arah berlawanan. Matanya yang sipit membulat sempurna saat melihat seorang pria yang bisa dikatakan tampan tengah tertidur dengan lelapnya.

Tangan pria itu memeluk pinggangnya erat, sangat erat malah. Seolah tidak ingin melepas seseorang yang tengah dipeluknya itu. Tapi bukan itu yang membuat Hyunjin terkejut. Melainkan keadaan sang pria.

Rambut berantakan, leher yang terdapat beberapa bercak berwarna merah dan.. dadanya yang tidak tertutupi apa-apa. Hyunjin mencoba mengumpulkan kembali memorinya yang masih tercecer kemana-mana kemudian tersentak saat mengingat apa yang baru saja terjadi dengannya.

Menarik selimut yang menutupi tubuhnya dengan tangan yang bergetar dan semakin membulatkan matanya saat melihat keadaannya yang tidak jauh berbeda dengan sang pria.

Hyunjin terdiam. Badannya kaku tidak dapat digerakkan, matanya memanas, tangannya bergetar, suaranya tercekat ditenggorokan. Hyunjin tidak dapat melakukan apapun selain memasang wajah terkejut.

Setelah sadar dari acara keterkejutannya, Hyunjin mencoba melepas lengan yang memeluknya dengan hati-hati lalu bangkit dari tidurnya.

"Ssshhh.. Sialan, sakit banget." ringisnya pelan seraya mencoba bangkit dengan menahan sakit di area bawahnya.

"Njirr.. Lecet kali punya gue." gumamnya lagi dan memungut bajunya yang berserakan dilantai kemudian memakainya dan berlalu dari sana sekuat tenaga.
.
.
.
"Aakhh.. Sialan bener, duhh.. Gimana mau kerja coba kalo kek gini." pemuda tersebut terus saja menggerutu di lorong rumah sakit. Sesekali ia akan tersenyum membalas sapaan yang didapatnya.

Jas dokternya ia sampirkan di pundak tanpa ada niat ingin memakai. Dokter spesialis bedah tersebut selalu saja meringis dan berjalan dengan berhati-hati dilorong rumah sakit.

"Aditya!"

Seruan seseorang dibelakang sana terpaksa membuatnya menoleh dan meringis merasakan area bawahnya perih karena sempat terdorong kedepan akibat tepukan yang bisa dibilang sangat keras tersebut.

"Apasih? Yang pelan dikit napa, sakit tau.. Dokter kok barbar." omelnya, membuat yang di omeli hanya menyengir.

"Hehehe.. Maaf elah."

Hyunjin berdecak menanggapi.

"eh tau gak?"

"Gak tau, dan gak pengen tau. Bye!" Ucapnya sarkas, kembali berjalan meninggalkan Jisung dibelakang.

"Ishh.. Kampret bener!" kesal Jisung menyusul Hyunjin yang berjalan dengan sangat pelan, ia mencoba menyamakan langkah keduanya.

"Kenapa sih? Sensi amat lu."

"berisik!"

Sang dokter mencibir kemudian memperhatikan Hyunjin yang berjalan sangat pelan dengan seksama.

"Btw, lu bisulan? Lamban banget.." Cerocos Jisung tanpa henti, membuat Hyunjin yang berjalan disampingnya menghentikan langkah dan memandang teman seperjuangannya itu dengan pandangan mengintimidasi.

"Andrian Jisung Hermansyah, Bisa diem gak sih? Ngapain juga lu ngintilin gue mulu? Sana kerja!" Kesalnya, membuat Jisung kini menatapnya dengan tatapan tak terbaca.

BAD CEO | HYUNLIX (✔)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt