6. Cinta Atas Nama Allah!

Începe de la început
                                    

Aziz mengepalkan tangan erat merasa bodoh dengan lisan tajamnya. Dia juga merasakan sakit saat mengatakan kalimat tajam menusuk kalbu. Lisannya kali ini memang sangat berbahaya sampai gadis ini bergetar kuat.

Sebagai pria dewasa yang sudah berumur tidak sepantasnya menjalin kisah cinta. Tujuannya hanya satu menikah tanpa ada kisah asmara. Jika kelak ada gadis yang mampu membuatnya yakin maka Aziz akan mengkhitbah tanpa ragu. Untuk Syafa ia merasa kecil dalam artian beda.

Usia mereka terpaut sangat jauh bahkan seharusnya ia jadi Paman. Bayangkan saja umur mereka selisih 12 tahun dan dirinya hanya sebatang kara. Walau ada keluarga yang mengadopsi. Aziz takut sangat takut tidak bisa memberikan semua yang diharapkan Syafa. Gadis ini masih belia belum tahu dunia luar.

Jujur saja Aziz sempat goyah ingin egois menerima. Namun, langsung sadar gadis di depannya masih terlalu kecil, manja, cerewet dan sangat glamor. Dia bisa memberikan apa pun karena profesinya begitu menguntungkan. Tetapi, Aziz tidak bisa hidup atas dasar cinta sesaat.

Harapan terbesarnya yaitu menikah atas dasar : keyakinan, kepercayaan, saling menerima kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Terkhusus mencintai atas nama Allah yang bisa menjadi pasangan di dunia dan akhirat.

Aziz ingin menikah dengan gadis yang bisa mengingatkan dirinya di kala lalai atas semua perintah Allah. Dia mau menikah dengan gadis yang bisa menjaga kerapuhannya. Memberikan tempat bersandar di kala lelah. Terkhusus mencintainya atas nama Allah. Aziz ingin Istrinya kelak mencintai Allah dan Baginda Nabi Muhammad SAW sepenuh hati.

Kalau jodohnya mencinta Allah dan Rasulullah sudah pasti akan selalu menuntunnya untuk ingat Beliau. Aziz juga akan merasa di cintai Istrinya sepenuh hati. Namun, semua semu karena sampai sekarang tidak ada yang seperti itu. Semua orang hanya mencintai sebatas rupa, profesi, tahta, martabat dan semua kelebihannya.

"Jangan menangis," ucap Aziz memecahkan keheningan lama.

"....." Syafa tidak menyahut.

"Ya Allah, untuk hari ini hamba khilaf akan melakukan sesuatu demi meluruskan semua. Ampuni hamba akan menyentuh gadis bukan mahrom saya dengan perasaan hamba," batin Aziz.

Tanpa di duga Aziz menyentuh pipi Syafa. Bahkan dengan berani ia tangkup pipi gembil gadis ini sangat lembut. Ibu jarinya menyapu air mata gadis ini begitu lembut. Aziz akan memberikan pengertian pada Syafa untuk kali ini.

Syafa tegang ketika Aziz menyentuh pipinya. Lebih tegang di kala pipinya di bangkai tangan besar pria ini. Bukannya diam ia malah menangis keras di kala pemuda dewasa menghapus air matanya. Syafa tidak bisa menampik perasaan berdegupnya.

"Dengarkan saya untuk kali ini, yakinlah pada Allah atas dasar cinta. Jika saya jodoh Anda maka yakinlah Allah akan menyatukan kita. Saya ingatkan jika Anda mencintai saya karena fisik, tahta serta kelebihan saya yang lain maka itu salah. Saya akan menua pastinya akan jelek. Allah akan mengambil semua kelebihan saya dikemudian hari ....,

... Anda sangat cantik dan manis itu nyata adanya. Anda masih muda sementara saya sudah berumur. Cintailah seseorang atas nama Allah yang Maha Besar. Jika kita berjodoh kita akan bersatu di dunia atau pun akhirat. Namun, jika kelak saya bukan jodoh Anda jangan sedih, pasalnya Allah sudah mengirim jodoh terbaik untuk Anda. Jangan lemah jadilah Gadisku yang manis yang bisa menjaga martabatnya ....,

... mulai sekarang jangan dekati saya atau mengatakan cinta. Jika kelak Allah berkehendak maka dengan senang hati saya akan mengkhitbah, Anda. Namun, tidak untuk sekarang karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Maka dari itu jadilah gadis yang teguh pendirian yang bisa menjaga aurat, hati dan jadi gadis baik-baik. Ingat jangan berubah hanya karena cinta pada manusia atau merubah diri semata karena cinta sesaat pada manusia. Berubahlah penuh keyakinan atas nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah selalu memberikan segala keberuntungan untukmu, Amin."

Dalam Sajadah Cinta, Syafa! Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum