#28 Kang Daniel x Chaeyeon

372 44 7
                                    

That Night

_______

Daniel baru akan menikmati satu batang rokok ketika Chaeyeon menghampirinya. Daniel sengaja menjemputnya dari kampus atas permintaan Chaeyeon.

"Halo sayang, akhirnya keluar juga," gumam Daniel setelah mengecup singkat bibir Chaeyeon. Ia lalu membukakan pintu mobil bagi Chaeyeon. Sedangkan gadis itu hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

"Ke mana kita sekarang?" tanya Daniel setelah ikut masuk ke dalam mobil.

"Ke apartemen Kakak aja gimana? Nggak ada siapa-siapa kan?" Chaeyeon balik bertanya.

"Enggak ada lah. Oke deh, ayo kita ke sana," Kata Daniel sebelum melajukan mobilnya.

"Enggak ada bau rokok. Kak Niel udah nggak ngerokok lagi ya?"

Sebenarnya, Chaeyeon sudah berulang kali memperingatkan Daniel untuk meninggalkan kebiasaan buruknya itu. Tentu tidak mudah untuk Daniel, namun ia berusaha sedikit demi sedikit. Misalnya dengan mengurangi jumlah batang rokok yang dinikmatinya.

"Tadi baru mau ngabisin satu batang, tapi nggak jadi," jelas Daniel. "Kamu yakin mau ke apartemenku? Gimana kalo kita ke mall dulu? Tenang aja, aku belanjain kamu kok kaya biasa,"

Seperti biasa, tawaran Daniel terdengar menggiurkan. Akan tetapi Chaeyeon tidak serta merta menerimanya.

"Kalo ada yang ngenalin kita gimana?"

Tidak menjawab, Daniel justru membelokkan mobilnya ke salah satu pusat perbelanjaan ternama. Setelah mobilnya terparkir sempurna, Daniel meraih tas hitam miliknya dari jok belakang.

"Nih buka. Isinya topi sama jaket buat nyamarin penampilan kamu," kata Daniel. "Kayanya nggak ada yang bakal ngenalin kita deh. Kan mall ini bukan punya keluargaku,"

Chaeyeon menurut. Ia memakai jaket hitam--yang kelihatannya baru--milik Daniel yang sedikit menenggelamkan tubuhnya. Daniel terkekeh, lalu menata rambut Chaeyeon sedemikian rupa agar bisa disembunyikan di balik topi hitamnya.

Setelah penampilannya siap, Daniel menggandeng tangan Chaeyeon. Mengajak gadis itu mengelilingi bermacam outlet di mall, membelikannya berbagai item mahal, sampai mengajaknya makan siang.

"Kak Niel, ini belanjaan buat aku kok lebih banyak dari biasanya," kata Chaeyeon heran.

Daniel tersenyum, "Iya, soalnya aku mau minta waktu kamu nanti malam. Kamu mau kan?"

Ah, harusnya Chaeyeon bisa menebaknya. Jika Daniel bersikap lebih baik dari biasanya, berarti ada sesuatu yang dia inginkan.

Pada akhirnya Chaeyeon mengangguk, "Apa yang bisa aku lakukan buat Kakak?"

Daniel mendekatkan bibirnya ke telinga Chaeyeon, "Aku mau kamu nginep di apartemenku malam ini," ujarnya. "Cuma nginep, nggak aneh-aneh,"

Tidak punya pilihan lain, Chaeyeon pun mengiyakan permintaan Daniel.

_______

Daniel dan orang tuanya menempati sebuah mansion mewah yang letaknya dekat pusat kota. Tentu mereka tidak tinggal sendiri. Ada puluhan pegawai atau asisten rumah tangga yang dipekerjakan di sana.

Sebagaimana pebisnis besar pada umumnya, orang tua Daniel juga jarang ada di rumah. Mereka hanya pulang pada okasi tertentu saja. Misalnya minggu lalu, Tuan dan Nyonya Kang mengadakan jamuan makan malam bersama keluarga rekan bisnis mereka. Dan minggu ini mereka justru berangkat ke luar pagi untuk bekerja.

Kesempatan ini digunakan Daniel sebaik-baiknya untuk menempati apartemen pribadinya. Tentunya setelah meminta izin--yang berujung perdebatan--pada salah satu asistennya.

Chaeyeon sedang membereskan tempat tidur Daniel ketika laki-laki itu keluar dari kamar mandinya dengan tubuh terbalut sehelai handuk.

"Kak, bajunya udah kusiapin nih. Aku mau mandi dulu," kata Chaeyeon,"

"Tadi kuajak mandi bareng kenapa nggak mau sih?" canda Daniel.

"Bacot deh Kak!" tukas Chaeyeon sebelum masuk ke kamar mandi.

Daniel terkekeh, kemudian meninggalkan kamar tidur itu.

_______

Ketika keluar dari kamar mandi, yang menarik perhatian Chaeyeon pertama kali adalah gaun tidur cantik yang terbentang di atas tempat tidur. Gaun itu pasti dibeli Daniel di mall sore tadi.

Setelah mengenakan gaun berwarna tosca tersebut, Chaeyeon merebahkan tubuhnya dengan posisi miring, membelakangi pintu kamar yang terbuka. Ia memikirkan semua hal yang terjadi di antara dirinya dan Daniel belakangan ini.

Tiba-tiba, Chaeyeon merasakan seseorang ikut berbaring di sebelahnya. Tak cukup sampai di situ, tangan kekar Daniel memeluk pinggangnya erat.

"Belum tidur?" Daniel meletakkan dagunya di pundak Chaeyeon.

Chaeyeon mengubah posisinya sehingga wajah mereka saling berhadapan.

"Belum lah. Kan nungguin Kakak," Chaeyeon memainkan rambut coklat Daniel.

Perlahan, Daniel mengangkat kepala Chaeyeon. Ia menyelipkan lengan kanannya di bawah leher Chaeyeon. Sedangkan tangan kirinya belum beranjak dari pinggang si gadis.

"Tadi Mama nelepon. Katanya Jihyo pulang lusa," ujar Daniel. "Jadi sebelum nyambut kepulangan dia, aku mau menghabiskan malam ini sama kamu,"

Jihyo, Park Jihyo itu adalah perempuan yang dijodohkan dengan Daniel. Keluarga mereka berdua sudah merencanakan perjodohan tersebut sejak lama, bahkan sebelum Daniel bertemu Chaeyeon. Maka Daniel bisa apa selain menerima?

Akan tetapi, Daniel juga tidak mau meninggalkan Chaeyeon. Alhasil, ia mempertahankan hubungan mereka di belakang Jihyo. Menyembunyikannya dari semua pihak.

"Sampe kapan kita begini Kak?" ucap Chaeyeon lirih. "Mending kita udahan aja ya? Aku nggak mau kita nyakitin Kak Jihyo lebih lama lagi. Kak Niel tenang aja, aku juga bakal balikin semua yang udah Kakak kasih buat aku,"

"Chae, tolong jangan mengambil keputusan sepihak gitu,"

"Tapi cepat atau lambat kita emang harus pisah kan? Kenapa nggak sekarang aja?"

"Jangan Chaey. Aku masih sayang sama kamu. Jadi aku mohon, tetaplah di sisiku ya,"

Ingin sekali Chaeyeon mengatakan bahwa ia juga mencintai Daniel. Namun itu hanya akan melukai hatinya sendiri. Karena malam ini, Chaeyeon tetap akan mengakhiri kisah cinta mereka.

"Kak Niel nggak boleh egois! Kak Jihyo juga sayang sama Kakak. Apa Kakak nggak bisa mikirin perasaan dia?" kata Chaeyeon. "Maaf Kak, tapi ini akan jadi malam terakhir kita,"

Daniel menghela napas gusar sebelum menangkup wajah Chaeyeon dengan telapak kirinya. Ia memberi kecupan di kening Chaeyeon. Setelah itu, bibir Daniel turun ke sepasang mata Chaeyeon dan berakhir di bibir si gadis.

Cukup lama Daniel membiarkan bibir mereka saling bertautan hingga akhirnya ia menjauhkan wajahnya dari Chaeyeon. Ditatapnya sepasang manik Chaeyeon lekat-lekat.

"Baiklah, mungkin kamu bener. Aku sayang sama kamu, dan nggak akan ngebiarin kamu bersama orang egois kayak aku. Jadi aku turuti kemauan kamu untuk berpisah," ucap Daniel. "Ini malam terakhir kita, dan itu tadi ciuman terakhir dari aku,"

Daniel merengkuh Chaeyeon dalam pelukannya sembari menciumi puncak kepala gadis itu.

"Selamat malam, Chaeyeon..." gumam Chaeyeon. "Dan terima kasih atas segalanya,"

Oh sial, haruskah Chaeyeon merasakan hatinya menghangat dan tersayat di saat bersamaan?

END

Lee Chaeyeon StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang