#44 Sungchan x Chaeyeon

84 11 1
                                    

Siang itu sepulang kuliah, Chaeyeon bertamu ke rumah Jung Yein, sepupunya. Ia hendak meminjam beberapa buku referensi dan modul lama Yein untuk adiknya, Chaeryung yang memang satu jurusan dengan Yein.

Ketika tiba di rumah Yein, bukan kakak cantik itu yang menyambut. Melainkan putra bungsu keluarga Jung, Sungchan. Adik Yein yang sudah Chaeyeon sayangi bak saudara kandung. Sungchan yang sebaya dengan Chaeryung membuat Chaeyeon juga merasa bertanggung jawab atas anak itu.

"Kakak kenapa nggak pulang sama Kak Yein?" Sungchan. Dia lupa dengan perbedaan jadwal kuliah Yein dan Chaeyeon setiap hari Selasa.

"Kakakmu kan kelasnya udah selesai jam dua belas tadi. Sedangkan aku baru aja. Jadi kami nggak bisa pulang bareng,"

"Kak Yein lagi nemenin Mama belanja, Kak. Sebentar lagi mungkin pulang. Kak Chaeyeon mau nunggu di sini apa kamarnya Kak Yein?" tanya Sungchan.

Chaeyeon menduduki sofa ruang tamu, "Di sini aja,"

"Oke deh,"

Sungchan berlalu sejenak, kemudian kembali lagi ke hadapan Chaeyeon sambil menyangga nampan berisi camilan dan minunan. Sekarton jus buah dan dua gelas kaca, dan dua piring kecil berisi biskuit dan permen warna-warni.

"Silakan Kak,"

"Makasih ya. Oh kamu juga duduk dong, nemenin aku. Atau kamu lagi sibuk?" tanya Chaeyeon.

Sungchan menggeleng, "Aku nggak sibuk Kak. Tadi aja cuma nonton TV, sambil sesekali scrolling tiktok,"

"Bagus deh, temenin aku ya biar nggak bosen,"

"Boleh, asal Kak Chaeyeon mau aku curhatin, hehehe..." Sungchan berkata sedikit malu. "Kalau sama Kak Yein, bisa diceramahi berjam-jam aku,"

"Mau dong. Memangnya kamu ada masalah apa? Sini cerita ke aku" balas Chaeyeon.

Sungchan tiba-tiba memasang wajah muram, seolah dibebani berbagai tugas dari dosennya. "Aku baru aja putus Kak,"

"Lho kenapa?" Chaeyeon terbelalak.

Setahu Chaeyeon, adiknya Kak Yein ini baru punya pacar seminggu yang lalu. Bahkan Chaeyeon juga berkenalan dengan pacarnya Sungchan itu. Masa hubungan mereka sudah kandas secepat itu?

"Dia kurang perhatian ke aku, Kak. Jadinya aku berasa nggak dianggap sama dia," tutur Sungchan sedikit lesu. "Ada tapi transparan,"

Chaeyeon mengangguk paham.

"Hei, Sungchan. Coba kamu juga introspeksi diri dulu. Selama jadian, gimana perlakuan kamu ke dia? Did you treat her like a queen?" tanya Chaeyeon. "Aku minta maaf kalau kamu tersinggung ya. Tapi selama kamu dan dia pacaran, aku tahunya kalian datar-datar aja gitu. Seolah nggak ada bumbu keuwuan. Kamu kayak nggak ada effort buat nunjukin kasih sayangmu secara nyata,"

Chaeyeon sih paham kalau tidak semua hal dalam percintaan itu harus dipamerkan di depan publik, diumbar sana-sini. Namun, kadang-kadang pihak perempuan minta diperlakukan semanis mungkin, sebagai bukti bahwa sang pacar memang mencintai mereka sepenuh hati.

Karena Chaeyeon sendiri juga sama. Mantan pacarnya dulu juga ada yang seperti itu. Kaku dan tidak punya sisi romantis. Meskipun Chaeyeon sebenarnya tidak masalah, tetap saja sebagian dirinya tidak terima. Dia juga mau manja-manjaan sama pasangannya.

"Hmmm mungkin Kakak bener," gumam Sungchan setelah tertegun lama. "Kalau dipikir-pikir, aku ke dia ya gitu-gitu aja. Kayak nggak pernah uwu-uwuan kayak pasangan lain. Tapi Kak, harus banget ya mesra-mesraan mulu?"

"Dia terlalu apatis untuk kamu yang butuh perhatian manis, dan kamu terlalu realistis untuk dia yang mengharap hubungan romantis," ujar Chaeyeon. "Juga kurangnya komunikasi dan pemahaman. Itulah yang menyebabkan kalian tidak cocok lagi,"

Tangan Chaeyeon terulur untuk mengusap rambut Sungchan lembut, salah satu caranya untuk menghibur dan menenangkan seseorang.

"Udahan yuk, galaunya. Jangan berlarut-larut. Menurut kutipan buku yang aku baca, Tuhan mematahkan hatimu untuk menyelamatkanmu dari orang yang salah. Jadi ini tuh pertanda kalau Tuhan sayang sama kamu. Mungkin juga Tuhan cemburu melihat kamu terlalu asyik sama yang lain, sehingga hampir melupakan-Nya," ujar Chaeyeon panjang lebar.

"Wah, lihat ini. Kak Chaeyeon sama Kak Yein sama-sama jago ceramah," komentar Sungchan. "Oh iya, kan kalian sama-sama cerewet,"

"Itu untuk kebaikanmu sendiri, Adik Kecil! Kami ini lebih sayang dan peduli sama kamu ketimbang pacar atau mantanmu," tukas Chaeyeon, lalu memenuhi gelasnya dengan jus apel.

Chaeyeon meneguk cairan dingin itu. Rasa segar langsung mengaliri kerongkongannya.

"Kak Chae, makasih ya..." ucap Sungchan.

"Hm?"

"Udah dengerin aku curhat. Maaf kalo nggak penting,"

Chaeyeon tersenyum lembut, "Anytime, Sungchan. Bagiku, nggak ada curhatan yang nggak penting. Semua yang menyangkut perasaan manusia itu penting kok, baik laki-laki maupun perempuan,"

Suara klakson mobil menyela obrolan mereka, membuat Chaeyeon dan Sungchan menoleh ke sumber suara. Yein dan Nyonya Jung turun dari mobil, lalu mengeluarkan barang belanjaan. Melihat itu, Chaeyeon mengajak Sungchan untuk membantu.

"Oh ya, kamu juga jangan ragu buat cerita atau curhat ke Kak Yein. Meskipun nasihatnya yang mirip kereta api itu juga bermutu kok. Bahkan kalo kamu terapin, bakal berpengaruh untuk hidup kamu ke depannya. Percaya deh," ujar Chaeyeon. Teringat dirinya juga pernah berbagi cerita dengan Yein, lalu dibekali berbagai saran yang ternyata ampuh sekali.

Sungchan mengangguk, "Siap Kak! Kak Yein memang bijak banget sih. Aku akui itu,"

Setelah itu, Chaeyeon dan Sungchan berjalan beriringan menuju mobil keluarga Jung untuk membantu Yein dan ibunya.

END

_______

Diedit sambil ngantuk, maaf kalo ada typo kwkw

Lee Chaeyeon StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang