Part 13. Biang Rusuh!

25.7K 2.7K 298
                                    

Yuhu... tengah malam lagi.

Oren datang :)

Ada yang nungguin?

Masih ada yang bangun?

.

.

.



Pantang menyerah! Adalah slogan Queensha. Sudah beberapa hari ini dia kembali mengganggu Oren yang tentunya makin muak melihatnya. Tiap hari Queensha datang mengantar makanan untuk Oren.

Queensha tidak setuju dengan Oren yang masih gemar makan junkfood. Dia sedang mengandung, harusnya makan makanan yang bergizi dan menyehatkan, bukan hanya mengenyangkan saja.

Kalau Alex ada di apartemen, Queensha bisa masuk bebas. Namun, kalau cowok itu sedang dugem dan tidak pulang sampai keesokan harinya di siang hari, maka Queensha pulang dengan tangan kosong dan meninggalkan tas bekal bawaanya di depan pintu.

Ketika Alex kembali, barulah bekal itu di ambil. Jika tidak, Oren membiarkannya di sana. Oren tidak suka melihat Queensha, terutama kalau Alex juga ada. Oren merasa di abaikan dan dunia Alex hanya berputar pada Queensha yang jelas-jelas sudah mencampakkannya.

Queensha mengajak Oren ke dokter kandungan, namun sampai hari ini cewek itu tetap menolak. Dia hanya pernah cek dua kali saja. Saat mengetahui kehamilannya dan ketika perutnya sakit.

"Oren..., Queen datang sama Phoebe." Queensha dan Phoebe menekan bel serta mengetuk pintu apartemen Oren.Cewek itu sedang bermalas-malasan di tempat tidur. Tentunya baru bangun dan belum mandi.

Sudah hampir satu bulan Oren tinggal di sana dan tidak pernah keluar dari apartemen. Dia tidak memiliki tujuan, juga malas keluar.

"Oren..., ini Phoebe temen Queensha." Phoebe meninggikan suaranya. "Kami bawa makanan."

Queensha mengangguk. "Iya, Ren. Ini Phoebe juga hamil lho." Katanya. "Ayo makan bareng. Kata Phoebe kacang merah baik buat adek bayi."

"Iya, Ren. Kami juga bawa banyak buah-buahan buat Oren."

Tetap saja Oren tidak peduli dengan mereka. Dia menutup kepala dengan bantal sehingga suara bell teredam dan tidak memekakkan telinganya lagi. Oren tidak bisa tidur lagi karena gangguan keduanya.

"Queen, gimana? Oren nggak mau keluar."

"Tunggu bentar lagi. Queen udah telpon, tapi ponselnya dimatiin."

"Telpon Alex."

Queensha menggeleng. "Nggak bisa. Ponselnya dimatiin juga."

"Yah..." Phoebe cemberut, pasalnya kakinya mulai pegal berdiri lama. "Yuk, pulang aja. Kaki Bee udah pegel. Bee nggak tahan berdiri lama-lama."

"Sabar, Bee. Bentar lagi." Kata Queensha semangat. "Ayo, tekan bel dan panggil Oren lagi."

Kemudian keduanya berteriak bersama-sama sambil memukul-mukul pintu apartemen Oren. Telinga Oren penuh, emosinya sudah di ubun-ubun. Oren akhirnya bangun dan berjalan cepat menuju pintu.

Dia membuka pintu kasar lalu berteriak. "Woi, anjeng! Berisik banget dari tadi!" Umpatnya. Phoebe berlonjak kaget dan bersembunyi di belakang Queensha. Dia baru bertemu dengan Oren namun sudah mendapat makian sadis.

FALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang