Awal

27.4K 850 22
                                    

"Soffiiiiii"

Seorang wanita meneriaki anak gadisnya tepat didepannya, namun lihat bagaimana reaksi yang di panggil, ia acuh merasa tak bersalah dengan kenakalannya. Seperti tak terjadi apa apa ia hanya memainkan rambutnya yang baru saja ia warnai.

"Soffi, kamu dengar mamah tidak?"

Dengan malas soffi melirik wajah mamahnya yang sudah merah padam melihat kelakuannya

"kenapa sih maa, marah marah aja terus"

Dahlia sangat kesal dengan tingkah laku anaknya setiap hari, soffi selalu saja membuat kekacauan. Bolos sekolah, kabur pas jam pelajaran, mewarnai rambut dan sekarang ia di skors.

"Kamu tahu ga kesalahan kamu sof?"

Kalian pasti sudah tahu respon soffi, ia dia acuh dengan kesalahannya.

"Mama kesel ya sama kamu sof, kamu emang mau buat mama mati muda". dahlia duduk sambil memegangi kepalanya yang tak terasa pusing

"mati muda? Kan mamah udah tua" ucap soffi cengengesan sambil menampilkan deretan gigi putihnya.

Tak lama kemudian pintupun terbuka dan menampilkan papahnya yang baru saja pulang dari kantor lalu bergegas menghampiri mereka

"kenapa sih ini ribut ribut sampe kedengeran di luar. Soffi kamu buat apa lagi?"

Soffi hanya tersenyum pada papahnya, ia sangat sayang pada papahnya.

"Udah lah mas, aku cape liat kelakuan soffi dia itu di skors disekolah mas".

bima yang mendengar penuturan istrinya hanya geleng geleng kepala

"maafin soffi pah heheh" Ucap soffi sambil cengengesan.

"Minta maaf sana sama mamah kamu kalau mamah kamu maafin kamu, papah juga maafin" sambil mengecup pucuk kepala anak perempuan tersayangnya

"mah maafin soffi yaa, soffi janji ga akan ngelakuinnya lagi. Kalau soffi bohong soffi janji lagi deh yaa"
soffi memeluk dahlia dan bima penuh kasih sayang.

Makan malam....

"Ehh si abang, baru pulang ngantor jam segini. Pntes aja lumutan ga dapet jodoh haha"

zayn hanya melirik sekilas ke adik tersayang nya catat tersayang. Soffi yang takut jika kaka nya mengamuk langsung bersembunyi di belakang punggung bima.

"Soffi udah sana duduk, jangan gangguin abang kamu terus. Dia capek seharian nanganin pasien operas".

Itulah zayn dia seorang dokter bedah yang sangat tampan, pintar, baik dan cuek, sangat jauh berbeda dengan sifat soffi. Beginilah suasana makan malam di rumah bima hanya ada suara sendok dan garpu karena sudah menjadi aturan keluarga jika makan tak boleh ada yang berbicara.

"Soffi?"

Soffi yang merasa terpanggilpun memalingkan wajah kearah papahnya sambil memakan paha ayam yang jadi kesukaannya, ia menaikan alis seolah menjawab iyaa ada apa pah

"simpen dulu napa ayam nya, kek yang ga suka makan ayam aja lu"

soffi mendengus mendengar perkataan abangnya tersayang.

"Ini sudah jadi keputusan mamah dan papah, kamu ga boleh nolak".

Sepertinya gue nyium aroma aroma tak mengenakan, soffi masih anteng mendengar ucapan papahnya

"kita udah sepakat buat masukin kamu ke pesantren"

soffi yang mendengarnyapun langsung tersedak

"apaan pah. Kitaa? Papah sama mamah aja kali, soffi ngga. Pokonya soffi ga mau paah. Bang lu bujukin papah dong gue ga mau bang"

soffi sesenggukan berharap mendapat pertolongan dari abangnya

"udah lah mending lu turutin apa kata papah. Bagusan lu di pesantren dari pada disini bar bar"

Soffipun kesal dan berdiri ingin pergi ke kamar lalu curhat ke teman temannya.

"Kalau orangtua lagi ngomong duduk dulu. Ini nih yang buat kita sepakat buat pesantrenin kamu". Ucap Dahlia karena sudah geram dengan sikap Soffi.

"pokonya soffi ga mauu pah, soffi janji bakal jadi anak baik asal soffi ga pesantren",ucap soffi dengan mata yang muali berkaca kaca.

ada rasa kasihan terhadap anaknya tapi bima harus bisa menahannya bagaimanapun ia ingin anak perempuannya tak terbawa arus pergaulan negatif

"ya udah kalau ga mau. Mendingan kamu pilih papah masukin pesantren atau palah nikahin sama anaknya om Tama"

soffipun diam, ia merasa kesal dengan semua irang yang ada disini sekarang.

OMG papah bilang anaknya om Tama, maksudnya si Marchell, ih ogah banget udah mah tua, jelek, playboy, cuek, pelit, bisa bisa gue mati muda dengan cara yang mudah. Ya mending gue pesantren.

Soffipun tak peduli terhadap papa dan mamahnya yang masih memanggil ia di meja makan, saat ini ia hanya ingin bercerita dengan sahabat sahabatnya yang somplak.

Maaf kalau gaje yaa. Jangan lupaa baca:)) vote dan komen. Happy reading

Jodohku anak Kiyai - ENDKde žijí příběhy. Začni objevovat