Dia kemudian mencium setiap bagian leher turun sedikit demi sedikit ke bahu kiri gadisnya. Bahu kanan mendapat perlakuan yang sama tentunya. Keynal menuju ke atas payudara Veranda dan mencium bagian itu juga.

Keynal meremas kedua payudara itu dengan cepat. Memilin nipplenya satu-persatu dan sesekali mencubitnya pelan. Membuat Ve bergidik dan mendesah. Keynal mulai mendekatkan wajahnya dan menghisap payudara kanan Veranda, seperti bayi yang kehausan. Ve mengerang nikmat, tangan kiri Keynal tetap meremas yang satunya.

Setelah puas, Keynal berganti payudara dan kembali menghisapnya. Keynal haus rupanya. Setelah yakin keduanya mendapatkan perlakuan yang sama, Keynal mulai turun dan mencium perut Veranda.

Tangannya tak dibiarkan menganggur dan mengelus bagian pinggang, hingga hampir ketiak membuat Ve merasa geli. Dia terus mengelus naik turun menambah rangsangan untuk Veranda.

Lidahnya mencoba merasakan pusar Veranda dan Veranda mendesah lagi. Nikmat memang dilayani seperti ini, apalagi oleh orang yang dicintainya.

“Apa kamu suka?” tanya Keynal yang sudah mulai berjongkok. Veranda menunduk memandangi pacarnya itu dan mengangguk sambil tersenyum.

“Ya.. Teruskanlah.. Kamu hebat..”

Keynal tersenyum mendengarnya dan kini berhadapan dengan rok Veranda. Dia membuka kancing kain rok span pendek Veranda dan menurunkannya perlahan.

Keynal tak sabar melihat sesuatu di dalam sana, sesuatu yang ingin dia masuki. Diturunkannya perlahan celana dalam Veranda dengan kedua tangannya. Senyum mulai terlihat di wajahnya saat pemandangan indah kini terekspos di depan matanya. Tak sabar, Keynal langsung merobek celana dalam itu dan melemparnya sembarangan.

“Ya! Itu cd kesayanganku..” rintih Veranda yang kini sudah benar-benar polos. Keynal tersenyum tanpa dosa menatapnya.

“Maaf..hehe.”

Kembali dia fokus pada bulu halus Veranda yang membuatnya tak sabar ingin menyentuhnya. Dan benar, tangan kanannya sudah gatal dan langsung menyentuhnya, menggosok-gosoknya ke kanan dan ke kiri membuat Ve horny dan tak tahan mengeluarkan cairannya.

Tiba-tiba Keynal yang sudah berlutut dia mengangkat wajahnya menatap Veranda. Ve terlihat menutup mata benar-benar menikmati permainan Keynal. Lama tak ada gerakan Keynal, Ve membuka mata dan memandang kebawah.

Veranda mengerti dengan tatapan Keynal dan melebarkan sedikit kakinya. Yakin posisinya sudah mantap, Keynal mendekatkan wajahnya diantara selangkangan Ve dan mulai mencium vagina Veranda.

Ada gelombang keterkejutan dan rasa aneh melanda Veranda, seperti tersengat listrik. Bulu kuduknya meremang menerima rangsangan Keynal, kini lidah sudah Keynal libatkan. Dia memasukan lidahnya kedalam lubang miss V Veranda dan mengeksplor seluruh ruang vagina sejauh mana lidahnya menjangkaunya.

“Oh.. Keynal…”

Ve meremas kasar rambut Keynal dan lebih menarik kepala Keynal, tak ingin Keynal menghentikan aksinya. Bagai diberi supply ekstasi bagi Veranda, sangat nikmat sekali. Ditambah lagi Keynal mengelus selangkangannya naik turun dan meremas pantatnya dengan ritme cepat.

Nama Keynal terus saja dia erangi. Keynal semakin semangat saat cairan Veranda sudah membanjiri lidahnya. Keynal menelan dan menjilatnya bagai orang yang kehausan.

“Oh..fuck..don’t stop Keynal! ah..oh!”

Veranda mulai tak karuan. Ya, enak sekali memang kalau diberi foreplay oleh kekasihmu. Keynal tersenyum.

“Ckck.. Siapa yang mengajarimu berbicara kasar seperti itu.. Aku harus mendisiplinkan mulutmu,” ucap Keynal.

Dia langsung berdiri kembali masih dengan sisa-sisa cairan Veranda yang ada di sekitar mulutnya, mencium Veranda dengan ganasnya. Kali ini decakan ludah benar-benar terdengar. Sambil berciuman Keynal mengelus punggung Veranda dan meremas pantatnya gadisnya gemas, Ve mendorong Keynal tiba-tiba.

Love Scenario [END-COMPLETE]Where stories live. Discover now