The Masquerade PRINCE | Chapter 8 - Fake Help

Start from the beginning
                                    

Seolah tak ingin membuat lantai menjadi lecet, gadis itu menginjak undakan tangga dengan penuh kehati-hatian. Sampai ketika ia menginjakkan kaki di undakan tangga terakhir, pintu besar mansion terbuka lebar. Menampilkan sesosok wanita paruh baya berpakaian pelayan super rapi di ambang pintu yang sedang tersenyum lebar menyambut kedatangan mereka.

"Kau pulang ke mari, Nak?" kata wanita itu semakin menarik sudut bibir hingga membuat kerutan di sudut matanya. Dextier hanya menanggapi sapaan wanita itu dengan anggukan dan gumaman kecil. Kemudian hal tidak terpikirkan di kepala gadis itu terjadi di depannya, Dextier memeluk wanita paruh baya itu. Benar. Sebuah pelukan yang bukan dalam artian formalitas, tapi merujuk pada hal yang lebih sensitif. Kenapa Dextier sudi memeluk pelayan? Apa semua pelayan di mansion ini memang diperlakukan sama olehnya?

Meski hanya sepersekian detik, jelas saja hal tersebut mengejutkannya. Mengingingat sikap dingin yang selama ini pria itu tunjukkan pada semua orang, gadis itu tentu tidak percaya melihat perubahan sikap antara Dextier versi di muka umum dan Dextier versi di depan orang-orang tertentu. Benar-benar perbedaan yang begitu kontras.

"Dan ... siapa perempuan yang kau bawa kali ini, Nak?"

Untuk ke sekian kalinya, gadis itu tersentak karena sibuk melamun. Namun, cepat-cepat ia merubah raut terkejutnya menjadi senyum ramah. Gadis itu hanya memberikan anggukan sebagai sapaan.

"Oh, ya. Baru saja aku akan memperkenalkan. Dia ... uhm, siapa namamu?" Dextier beralih menatapnya lengkap dengan satu alis terangkat, sedangkan wanita paruh baya tadi justru mengerutkan kening tak cukup paham dengan situasi.

Untuk beberapa saat, gadis itu kebingungan. Jelas saja, sebab ia sedang tidak membawa kertas apapun selain bungkus rokok yang sempat pria itu cemooh sebagai kertas berkuman. Namun, melihat raut tak sabar mantan atasannya itu, membuat ia memutar otak. Gadis itu terpaksa menuliskan namanya di telapak tangan yang sudah ia gosok-gosokkan pada kain pakaiannya.

Dextier mengangguk setelah membaca huruf di telapak tangan gadis itu. "Well, perkenalkan, dia Anna. Dan Anna, ini Diane, kepala pelayan di mansion-ku."

Wanita paruh bernama Diane itu mengulurkan tangan. Bukan untuk berjabat, tapi untuk mengelus kepala Anna. Matanya menatap tepat pada kedua netra kehijauan milik Anna. "Apa kau memiliki kekurangan dalam berbicara?" tanya Diane penuh kelembutan. Namun, jelas terlihat jika tatapannya memancarkan sinar sedu.

Anna hanya mengangguk kecil. Lalu dehaman Dextier mengalihkan perhatian Diane terhadap Anna. "Dia tidak memiliki kemampuan berbicara. Dan kuharap kau mau bersabar menghadapi sikap ceroboh gadis ini saat bekerja membantu pelayan lain nanti."

Dua wanita berbeda usia di hadapannya jelas saja langsung menampilkan raut kaget dan langsung menatap Dextier tidak percaya.

Pelayan?

Pelayan dalam artian tukang suruh ... pelayan artian lain? Gosh. Kenapa manusia satu ini tidak pernah berhenti bersikap seenaknya? Kemarin memecat dirinya begitu saja, dan apalagi sekarang? Menjadikannya pelayan setelah pura-pura bersikap baik dengan menolongnya. Bukankah, Dextier sempat mengatakan jika urusan antara dirinya dan pria itu selesai? Oh Lord. Anna kehilangan pikiran seketika.

"Jadi gadis ini bukan-"

"Bukan!" pungkas Dextier cepat. "Ia baru saja kutemui di bar saat aku menyelesaikan pertemuan. Dan untukmu, berhubung kau masih memiliki hutang padaku, kuharap kau tidak keberatan menjadi pelayanku di sini. Aku tidak menerima resiko kau kabur begitu saja, setelah tahu bahwa kau pasti akan menjadi buronan pria-pria tadi. Well, jika aku tidak salah menyebutmu seorang gadis," sambungnya mengedikkan bahu acuh serta mengecilkan volume di akhir kalimat.

The Masquerade PRINCE [COMPLETED]Where stories live. Discover now