1 Minggu Kemudian,

Yewon duduk di undakan didepan gedung aula kampus Seokjin bersama Taehyung, sambil melihat sang kakak yang akan diwisuda sedang dibantu merapikan dasinya oleh kekasihnya, Sojung.

"Seokjin Oppa sudah tidak membutuhkan aku lagi sepertinya" ujar Yewon merasa cemburu , lalu menyandarkan kepalanya di bahu Taehyung dengan manja.

"Eh, kenapa?" tanya Taehyung yang melihat sikap manja Yewon kepadanya. Yewon menunjuk kearah Seokjin dan Sojung yang masih membantu kakaknya memakai pakaian wisuda.

"Kau cemburu padanya, Umji-ah?" tanya Taehyung lalu diikuti suara tawa. Dan Yewon mengangguk manja. "Kau masih tetap jadi adik kesayangan kami, Umji-ah" ujar Taehyung sambil mengusap kepala Yewon lembut.

"Benarkah?" tanya Yewon menatap Taehyung sambil bersikap imut kemudian diikuti suara tawa geli Taehyung.

"Yewon-ah!" panggil seseorang. Yewon menoleh kearah suara yang memanggil namanya. Dia melihat Lee Seohyun, kakak perempuan Yoongi datang dengan sangat cantik bersama orang tua Yoongi.

"Eonni..!!" sapa Yewon imut sambil kepada melambaikan tangan kearah kakak Yoongi. Seohyun berjalan anggun mendekati Yewon lalu memeluknya hangat.

"Kau terlihat cantik hari ini Yewonie.." ujar Seohyun melihat Yewon tanpa melepaskan pelukannya.

"Tapi eonni lebih sangat cantik hari ini" balas Yewon yang masih nyaman dipelukan Seohyun.

"Benarkah?...baiklah kalau begitu kuberikan serangan ciuman untukmu" ujar Seohyun, lalu mencoba berkali-kali mencium pipi Yewon. Tapi Yewon berkali-kali menolak sambil saling tertawa.

"Berhenti berbuat tidak pantas diruang publik noona", ujar Yoongi dingin yang tiba-tiba melewati Seohyun yang sedang menggoda Yewon.

"Ah..baiklah, kau benar" ujar Seohyun lalu melepaskan Yewon. "Aku akan melakukan nanti di rumah" bisik Seohyun menggoda Yewon, lalu merangkul Yewon sambil tertawa.

Yewon tak mengerti bagaimana bisa mengatakan dan berpikir tentang sesuatu yang tidak pantas, setelah apa yang dia lakukan kepada Yewon sebelumnya. Yoongi benar-benar sangat bersikap seperti seorang bajingan, batin Yewon marah.

Hari itu, tidak hanya Seokjin yang akan mengikuti wisuda kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana tapi begitu juga dengan Yoongi yang sama sama lulus di tahun yang sama.

Rasa bangga tercipta dari keluarga, semua tersenyum bangga dan bahagia pada perayaan kelulusan Seokjin dan Yoongi, tapi tidak dengan Yewon. Ada rasa takut dan bingung setiap kali ia berhadapan dengan Yoongi. Ia merasa takut karena mengingat ia kejadian seminggu sebelumnya. Tapi, disisi lain Yewon juga merasa bingung karena Yoongi bersikap sangat dingin dan mengacuhkan dirinya selama berada diarea kampus dan juga di rumah Yoongi, yang saat itu sang kakak ingin merayakan kelulusan Yoongi. Bahkan selama Yewon dan kedua kakaknya berada dirumah Yoongi, ia tetap bersikap dingin dan memilih masuk kedalam kamar daripada harus bersama Cho bersaudara.











Awal November 2005,

2 bulan berlalu setelah kejadian yang dialami Yewon, namun masih saja melekat didalam ingatan Yewon, dan terkadang Yewon juga sering bermimpi buruk. Ia merasa kini hidupnya berubah, walau saat ini ia dikelilingi oleh teman-temannya. Hatinya terasa sepi dan kosong, seolah ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Yewon berusaha bersikap seolah tidak pernah terjadi apapun terutama apa yang terjadi padanya dua bulan lalu.

Malam itu, Yewon berjalan disekitar lingkungan rumahnya sendirian saat waktu pulang sekolah. Seungkwan yang biasanya menjadi temannya pulang bersama tidak masuk sekolah karena sedang sakit, sehingga membuat Yewon terpaksa pulang ke rumah sendirian.

Sebenarnya, sebelumnya Juyeon sempat menawarkan untuk mengantar Yewon pulang, tapi ia menolaknya. Yewon sedang merasa ingin sendirian.

Saat Yewon sedang berjalan menelusuri jalan di lingkungan rumahnya, tanpa sengaja ia berpapasan dengan Yoongi yang sepertinya baru saja pulang dari tempat biasa ia bermain.

Yoongi dan Yewon saling bertatapan dari kejauhan ditempat mereka masing-masing. Hingga Yoongi kembali bersikap dingin dan mengacuhkan Yewon, kemudian bergerak berjalan meninggalkan Yewon tak perduli seolah tak pernah terjadi apapun dan Yewon seperti orang asing baginya.

Yewon merasa hampir tak percaya dengan sikap Yoongi malam itu, ia tetap berada ditempatnya menatap punggung Yoongi yang bergerak menjauhi dirinya. Tanpa disadari air matanya menetes, ia merasa sangat sedih bercampur kecewa. Bagaimana ia bisa bersikap seperti itu setelah apa yang dilakukannya terhadap Yewon. Bagaimana ia bisa menganggap Yewon seperti orang asing setelah Yoongi berhasil mengambil milik Yewon yang sangat berharga.

Yewon menarik nafasnya panjang, menghapus air matanya lalu dengan cepat ia berlari menuju rumahnya dan melewati Yoongi yang sudah berjalan mendahuluinya tanpa menggubris keberadaan Yoongi.

Yewon terus berlari hingga saat ia berada didepan pagar rumahnya, Yewon bergerak merapatkan dirinya ke dinding pagar rumah Yewon yang cukup tinggi. Bersembunyi ditempat yang agak gelap, ia mencoba mengatur nafasnya perlahan setelah berlari, mengistirahatkan kedua kakinya yang lelah berlari tanpa henti.

Tapi tak lama, air mata Yewon kembali melesak keluar dari pelupuk matanya. Hatinya terasa sakit, kedua matanya terus mengeluarkan air mata, deru nafasnya berhembus panjang-pendek, tubuhnya gemetar hingga Yewon tak lagi mampu menahan dirinya kemudian ia pun menangis keras sambil membungkam mulutnya dengan salah satu tangannya, sementara satu tangannya meremas kemejanya disekitar dadanya.

Yewon menangis dalam diam, hatinya terasa sangat sakit. Ia meruntuhkan dirinya yang bisa begitu bodoh, lemah tak berdaya dan menyalahkan hatinya yang tak bisa berhenti mencintai Yoongi walau saat ini ia juga membenci Yoongi.

Yewon menangisi dirinya yang sebenarnya sangat merindukan pria itu, merindukan segala perhatian yang diberikan pria itu kepada Yewon, dan tak ingin munafik, bahwa ia mulai merindukan bagaimana tangan Yoongi yang menyentuh dirinya. Tapi disisi lain ia merasa sakit hati, otaknya yang membenci Yoongi tak bisa berkompromi dengan hatinya yang masih saja mencintai Yoongi.

Yewon masih menangis meluapkan rasa sakit hatinya yang ia pendam selama 2 bulan ini. Tanpa Yewon sadari sepasang mata melihatnya dengan tatapan sayu dan sedih dari kejauhan dengan tanpa disengaja.

Yoongi menatap Yewon yang menangis keras dalam diam, hatinya terluka melihat bagaimana tubuh Yewon yang gemetar karena menangis sambil bersembunyi dibalik dinding rumahnya. Yoongi ingin sekali berlari kearah Yewon dan memeluknya erat kedalam dekapannya, meredakan tangisan Yewon. Tapi, ia tak bisa melakukan itu. Ia merasa dirinya sudah berjanji kepada Eunkyung untuk menjauhi Yewon, sehingga tak lagi terluka lagi karena dirinya.






Terluka, sendiri aku pendam segala rasa. Karena aku tak bisa mengharap cinta yang tak akan pernah ada.

Sudah..
kini aku melepaskan cinta yang dulu aku banggakan. Aku sadari semua ini, aku tahu kamu bukan untukku.

Afgan – Sudah 

TBC..

All About You [너에 관한 모든 것] {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang