The Masquerade Prince | Chapter 7 - Mired

Start from the beginning
                                    

Abraham Shovkovsky. Pria yang Dextier perkirakan berada di umur kepala enam itu masih tampil memukau dengan setelan jas abu-abu. Kerutan samar menghiasi beberapa tempat di wajahnya; dagu, dahi, dan tulang pipi. Meski demikian, Dextier yakin banyak perempuan di luar sana masih sudi melemparkan diri kepada pria berdompet tebal satu ini. Bahkan hanya bermodalkan senyum yang ... tampak memikat meski umurnya tidak lagi muda.

"Bagaimana perjalanan Anda tadi, Sir?" tanya Abraham bersamaan dengan perginya pelayan yang telah mencatat pesanan mereka.

Dextier mengedikkan bahu. "Tidak ada kendala yang berarti." Ia melirik sekilas keadaan ruangan redup dengan suasana cukup tenang. Sofa-sofa di sana hanya terisi beberapa laki-laki yang tengah asik dengan wanita berpakaian seksi. Dexter sudah biasa melihat pemandangan menjijikan tersebut, sehingga pria itu hanya menampilkan raut tak acuh setelah sebelumnya bertemu tatap dengan seorang wanita bergaun merah menyala yang saat ini tengah bergelayut manja di lengan seorang pria.

"Apa Anda tidak bersama sekertaris atau asisten pribadi?"

Dextier kembali memusatkan perhatian kepada Abraham. "Well, kupikir pembicaraan bisnis private adalah kesepakatan bersama Anda juga kemarin," ujarnya setengah menyindir. Terang saja, ucapan sinis Dextier mengundang kekehan kecil Abraham.

Adakah hal lucu dari ucapannya?

Dextier memandang datar Abraham. Pria paruh itu terlihat akan membuka mulut saat seorang pelayan datang dan menghidangkan dua gelas cocktail lengkap dengan irisan kulit jeruk sebagai hiasan. Tidak berselang lama, pelayan tersebut mengangguk mempersilakan kemudian pergi meninggalkan meja mereka.

 Tidak berselang lama, pelayan tersebut mengangguk mempersilakan kemudian pergi meninggalkan meja mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Baiklah. Anggap saja Anda sedang mengingatkan saya soal kesepakatan beberapa hari lalu." Pria berjambang tipis tersebut tersenyum kecil kemudian mulai menyesap sedikit cairan bening dalam gelas dan kembali meletakannya di meja kaca berukuran lebih rendah di hadapan mereka. "Jadi, bagaimana perkembangan bisnis Anda, Sir? Saya dengar Anda sedang merambah bisnis baru?"

Dextier kembali menarik sudut bibir terkesan sinis. "Apakah Anda tidak memiliki pekerjaan lain sehingga terus melancarkan berbasa-basi?"

Abraham kembali mengeluarkan kekehan kecil. Tidak terlihat marah sedikitpun. "Pria muda to the point, persis seperti yang banyak orang katakan. Tipikal perfectionist sekali." Kemudian pria paruh baya itu mulai mengeluarkan kertas yang terlipas rapi dari balik jas. "Baiklah. Kita mulai langsung membicarakan bisnis ini. Jadi, bagaimana kelanjutan penawaran yang saya ajukan beberapa hari lalu?"

"Apa keuntungan yang akan kudapat?" tanya Dextier datar. Pria itu menjauhkan sedikit gelas dari bibir lalu menaikkan sebelah alis. Mata birunya terlihat berkilat terkena cahaya temaram di ruangan itu.

"Dalam bisnis ini, Anda akan mendapat porsi tetap yakni sebesar 70%, sekalipun Anda jarang berkecimpung di dalamnya. Selain itu, Anda bebas mengutarakan pendapat, seperti kriteria yang harus dipenuhi pekerja di daerah penambangan batu bara, atau bisa juga hal lain. Anda juga tidak perlu terjun langsung menjalankan maupun sekedar memberikan pendapat, tapi nanti akan saya utus orang khusus untuk mendatangi kantor Anda dalam periode tertentu. Bagimana?"

The Masquerade PRINCE [COMPLETED]Where stories live. Discover now