29✓

5.8K 281 1
                                    

Hari ini adalah hari yang menurut Intan sangat melelahkan. Ia dihukum karena tertidur di saat jam pelajaran sedang berlangsung.

Saat sudah sudah menyelesaikan hukumannya. Intan pun berjalan menuju ke arah pinggir lapangan. Ia ingin beristirahat sejenak, sebelum akhirnya kembali lagi masuk  ke dalam kelas.

"Cape banget! Haus lagi!" Gumam intan sambil mengibas-ngibaskan tangannya ke arah wajah.

Pikirannya berkecamuk saat kembali memikirkan tentang pembicaraan Devan dengan seseorang yang ia tak ketahui tersebut.

Entahlah, intan takut jika Devan benar-benar mempunyai seseorang yang baru. Dan Devan juga akan melupakannya.

"Nih minum dulu" ujar seseorang sambil menyerahkan sebotol air mineral ke hadapan intan.

Intan pun menengadahkan kepalanya untuk melihat siapa yang ada dihadapannya saat ini.

"Minum dulu Sya! Nanti dehidrasi!"

Devan mengambil sebelah tangan intan dan menyimpan botol itu dek genggamannya.

"Kenapa malah bengong?" Intan hanya menggelengkan kepalanya, ia segera membuka botol tersebut dan mulai meminumnya.

"Sya?! Kamu marah sama aku?" Devan mendudukkan dirinya tepat di samping intan.

"Enggak"

"Bener kan?"

"Iya, emang kenapa sih?"  Heran intan

"Mungkin ini cuma perasaan aku aja kalian ya! Aku ngerasain kalau kamu agak nge-jauh dari aku"

"Oh ya? Tapi aku ngerasa biasa aja!"

"Kayaknya bener cuman perasaan aku aja deh! Dan semoga saja gitu!"

Kamu salah! Aku gak mungkin terus terang sama kamu kalau aku lagi mikirin kamu! Batin intan lirih

"Oh iya, kamu kok bisa dihukum sih?"

"Aku tadi ketiduran waktu pelajaran berlangsung. Abisnya Kepala aku kayak yang mau pecah aja!"

"Kamu gak lagi sakit kan?"

"Mungkin sih iya, aku cuma pusing aja. Tapi sekarang udah baikan kok"

"Syukur kalau gitu! Nanti kalau kamu ngerasa pusing atau rasa yang lainnya, kamu bilang aja sama aku, nanti aku yang akan anterin kamu pulang!"

"Iya Dev!"

Seketika hening melanda keduanya, sama-sama terdiam memikirkan pikirannya masing-masing.

Sampai-sampai, suara intan membuat Devan menatap ke arah intan.

"Dev? Kamu gak lagi sembunyiin sesuatu dari aku kan?"

"Emangnya kenapa?"

"Aku cuma nanya aja, apa susahnya dijawab sih?"

"Iya, ini dijawab. Aku yg gak lagi sembunyiin sesuatu dari kamu kok! Dan apa manfaatnya kalau aku bohong sama kamu?!"

"Aku cuma takut aja, aku takut kalau kamu bakal pergi ninggalin aku karena sesuatu hal yang gak kepikiran sebelumnya!"

"Aku kan udah bilang kalau kamu itu seseorang yang aku sayang Sya! Aku gak mungkin pergi ninggalin kamu tanpa alasan. Aku akan pergi dari kamu kalau kamu sendiri yang minta, Dan selama kamu gak minta itu. Aku akan berusaha selalu ada di samping kamu sampai kapanpun itu"

"Kalau nanti seseorang yang lebih baik, lebih cantik, lebih segalanya dari aku gimana? Apa kamu masih mau sama aku atau kamu akan perlahan pergi ninggalin aku?"

Intan menatap Devan sendu, ia takut jika jawaban Devan akan menyakiti hatinya. Ia takut.

"Sya! Berapa kali aku harus bilang sama kamu? Kalau aku gak akan pergi dari kamu sebelum kamu yang minta itu sendiri sama aku! Aku gak mungkin pilih yang lain sedangkan di hati aku cuman ada kamu!"

Intan bernafas lega saat mendengarkan jawaban Devan tersebut

"Janji?"

"Janji Sya!" Devan pun menarik intan ke dalam pelukannya. Meyakinkannya bahwa Devan tak akan pergi meninggalkan Intan, seseorang yang sangat Devan cintai.

She's Mine (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang