1✓

16.3K 739 0
                                    

***

3 bulan kemudian.

"Sya! Ayolah, kita pergi dari sini" ujar Seorang lelaki menarik lembut tangan kekasihnya.

"Kita disini ajalah Dev, males keluarnya. Panas" ucap Intan menatap Devan dengan tatapan memohon agar tidak pindah dari tempat tersebut.

"Gak bakal aman kalau kita disini terus. Kita pergi aja ya" ujar Devan lagi

"Emang kenapa sih? Aneh banget deh, padahal tadi kan biasa aja" tanya Intan heran dengan sifat Devan yang susah ditebak.

"Disini mulai banyak cowok Sya, gue gak mau ada yang lirik Lo, terus Lo juga malah kecantol sama mereka" balas Devan sambil menatap satu persatu Lelaki yang sedang menatap Intan secara terang-terangan.

"Gimana Mereka mau lirik gue kalau lo nya aja natap mereka kek gitu!!" Ucap Intan sambil terus memainkan ponselnya.

"Kan biar mereka gak lirik Lo ini juga" Devan mengambil ponsel Intan dan langsung menyimpan di saku celananya.

"Kenapa di ambil sih?" Geram Intan menatap Devan dengan tatapan tak sukanya.

"Abisnya lo main hp mulu perasaan, padahal kan gue ada di sini" ucapan Devan tersebut membuat Intan tertawa.

"Lebih milih gue mainin hp, atau gue lirik tuh cowok itu  satu-satu?" Tanya Intan membuat Devan menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Daripada Lo mainin hp, dan lirik lirik gak jelas ke arah cowok cowok ganjen itu. Mending lo, tatapan gue dan mulai makan. Tuh makanan udah dingin tau gak!" Kata Devan sambil menunjuk makanan dihadapan Intan.

"Hm" balas Intan dengan gumaman.

Setelahnya, Mereka memakan makanan tersebut dengan tenang.

"Kenyang banget" ucap Intan sambil mengusap-usap perutnya yang agak kembung.

"Udah?" Tanya Devan

"Udah kok. Mau langsung pulang?" Tanya balik Intan sambil membenarkan letak rambutnya.

"Emang Lo mau kemana dulu Sya?"

"Gak kemana-mana sih, cuman lagi bosen aja dirumah. Gak ada orang" ucap Intan sambil menunjukkan deretan giginya yang rapih.

"Bilang aja mau jalan-jalan dulu. Susah amat Lo ngomong gitu juga" balas Devan sambil menyimpan dua lembar uang seratus ribuan di atas meja

"Ya udah ayok" ajak Devan sambil menggenggam tangan Intan dan berjalan keluar dari kafe tersebut.

"Hp gue mana? Gue gak bisa kalau cuma diem doang mah. Kek orang gak ada kerjaan tau gak?!" Ujar Intan sambil menengadah kan tangannya seperti anak kecil yang sedang meminta sesuatu.

"Gak ada! Ntar lo malah mainin hp lagi. Gue lagi yang lo cuekin" balas Devan sambil menatap Intan tajam, supaya Intan mau menuruti nya.

"Ah Lo mah gitu" kata intan sambil menunduk.

"Cepet naik, kita kan mau pergi" suruh Devan yang sudah berada di motornya.

"Iya-iya bentar" kata Intan sambil menaiki motor sport milik Devan

"Pegangan, ntar Lo jatuh. Gue juga kan yang harus tanggung jawab" ucap Devan sambil menarik kedua tangan Intan supaya memeluk pinggangnya.

"Bilang aja Lo mau modus kan sama gua?" Tanya Intan sambil menyenderkan kepalanya di pundak Devan

"Tapi lo juga suka kan? Buktinya lo nyender kek gitu!" Revan melihat Intan dari spionnya, terlihat intan yang sedang memejamkan matanya.

"Iya, udah cepetan" balas Intan sambil menepuk pelan pundak Devan.

"Okelah, kita berangkat" kata Devan sambil menjalankan Motornya meninggalkan tempat tersebut.

Intan yang merasa nyaman pun semakin mengeratkan pelukannya, ia merasa terlindungi jika sedang bersama dengan Devan. Tak tau mengapa.

Sedangkan Devan. Ia sedang tersenyum manis di balik helm full face nya. Ia pun merasakan kehangatan di punggung tegapnya.

_______________________________________________

TBC......

Makasih buat kalian yang udah baca cerita aku ini🙏
Semoga makin banyak yang suka ya sama ceritanya:)

Jangan lupa Vote guys😉

See you next time:*

She's Mine (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang