25✓

6.5K 297 0
                                    

"Oke! Aku harus mulai dari mana?" Tanya Devan sambil menatap intan yang terdiam dengan memeluk boneka pemberiannya.

"Waktu kamu di kafe sama Aca" jawab Intan pelan

Devan menganggukkan kepalanya, tanda ia siap menceritakan semuanya kembali.

"Kamu udah denger kan alasan aku nembak kamu apa?" Intan menggangukan kepalanya

"Iya, itu emang bener. Aku ceritain semuanya sama Aca di kafe. Dan kamu juga udah denger semuanya. Aku tau aku salah Sya! Aku bodoh, tapi aku bersyukur atas dengan adanya taruhan itu aku bisa kenal kamu lebih dekat lagi. Dan sampai sekarang aku jatuh cinta sama kamu!"

"Kalau aja waktu itu inceran aku bukan kamu. Entah aku masih bertahan sama dia atau enggak! Aku gak tau. Karena aku gak pernah senyaman ini dengan perempuan yang pernah Deket sama aku. Gak pernah seserius ini kalau urusan hati. Kamu percaya kan kalau aku itu benar-benar sayang dan cinta sama kamu?! Aku gak mau mau nangis lagi kayak tadi Sya! Apalagi itu karena aku! Aku ngerasa jadi lelaki bodoh karena udah bikin seseorang yang kita sayang nangis karena ulah aku sendiri" Devan menggenggam tangan intan lembut.

"Aku percaya kalau kamu itu beneran sayang sama Aku. Tapi kenapa waktu itu kamu gak bilang langsung sama aku? Kenapa harus ke Aca dulu? Aku gak percaya sama aku? Dan lebih percaya sama Aca? Gitu?"

"Bukan, bukan gitu maksud aku Sya, bukannya aku gak percaya sama kamu. Nyali aku berkurang saat mau ngomongin ini semua sama kamu. Nyali aku mendadak abis, karena aku yakin, kalau aku omongin ini sama kamu langsung, kamu pasti akan marah besar sama aku. Dan aku gak mau itu terjadi"

"Tapi dengan kamu lebih milih bercerita ke Aca pertama kalinya dari pada sama aku aja itu udah membuktikan kalau kamu itu gak percaya sama aku Dev! Kamu itu seolah-olah bernegativ thinking sama aku! Kamu lebih percaya sama Aca, kamu lebih dulu cerita ke dia dibandingkan ke aku! Aku ngerasa gak berguna aja sebagai wanita, seseorang yang kamu sayang. Tapi kamu malah bercerita kepada orang lain! Bukan aku" intan menundukkan kepalanya menahan agar air matanya tak keluar saat ini.

"Aku tau aku salah Sya, aku cuma mikirin diri aku sendiri aja. Aku terlalu takut kamu bakal marah sama aku, aku gak mau kalau kamu kecewa sama aku. Dan aku memilih bercerita sama Aca itu, supaya jika suatu saat kamu tau tentang masalah ini, Aca akan datang dan jelasin sama kamu semuanya. Karena aku yakin, disaat kamu kecewa sama aku, kamu gak akan mau dengerin ucapan aku. Boro-boro dengerin aku ngomong, ketemu aja mungkin kami udah gak mau lagi sama aku"  jelasnya lagi

"Aku minta maaf, mungkin aku juga yang terlalu berpikir kamu gak akan maafin aku, tapi aku udah berusaha yang terbaik buat kamu kok Sya, aku sayang kamu itu tulus. Dari hati. Dan aku benar-benar gak mau kehilangan kamu di hidup aku Sya, aku adalah sumber kekuatan yang aku miliki. Kamu adalah tujuan aku di masa depan. Dan aku mohon sama kamu, tetaplah bersamaku apapun yang terjadi" tatapan Devan mampu membuat intan luluh seketika, ia merasa jika saat ini Devan sedang serius dengan semua perkataannya. Ia benar-benar beruntung bisa di cintai oleh lelaki sebaik Devan.

"Aku juga mau minta maaf sama kamu. Maaf mungkin sifat aku terlalu kenakan, dan aku bakalan berusaha menjadi yang terbaik buat hubungan kita kok Dev" ujar intan tulus dengan senyumannya.

"Tapi.... Kamu tadi ngapain di rumah Aca?"

Devan langsung mengalihkan pandangannya dan melepaskan genggamannya pada intan. Membuat intan mengerutkan dahinya tak mengerti maksud dari perubahan sikap Devan tersebut.

She's Mine (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang