22✓

8.5K 299 0
                                    

Sudah dua hari sejak kejadian hari itu, dimana intan meninggalkan Devan seorang diri ditanam.

Intan hari ini berniat untuk pergi ke rumah Aca. Sudah dua hari pula ia tidak menemui Aca, tidak menjawab telpon maupun membalas chat-nya. Itu semua intan lakukan agar ia bisa menenangkan pikirannya.

Jalanan belum terlalu padat, karena mungkin ini masih belum waktunya jam pulang kantor.

Perjalanan ke rumah Aca hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit saja. Intan menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Intan pun memberhentikan mobilnya ketika sudah sampai di depan rumah Aca.

Saat akan membunyikan klakson mobilnya, Intan dikejutkan dengan keberadaan Devan yang baru saja keluar dari rumah Aca.

Mereka tampak sedang berbicara dengan diselingi tawa. Terlihat bahwa Aca sedang memegangi perutnya sambil tertawa dan sesekali memukul pundak Devan.

Itu semua tak luput dari pandangan Intan. Entahlah, ia merasakan jika hatinya seperti sedang ditusuk dengan ribuan jarum yang menancap dengan kencangnya.

Apakah mereka selama dua hari ini selalu bersama? Ataukah mereka berdua mempunyai hubungan di belakang intan?

Pikiran Intan berkecamuk. Ia tak bisa berpikir jernih saat ini.

Intan menggelengkan kepalanya, mengusir semua pikiran buruk tentang pacar dan sahabat nya itu. Ia tak mungkin dikhianati!!

Tetapi entah kenapa! Ini sungguh sakit!

Ia kembali menatap dua sejoli yang masih belum menyadari keberadaan, menatap mereka dengan tatapan kecewanya.

Sudahlah! Intan memilih pergi dari sana! Ia sungguh menyesal karena sudah datang ke rumah Aca di waktu yang salah seperti saat ini.

Dengan sengaja Intan membunyikan klakson mobilnya, berharap keduanya menyadari keadaannya saat ini.

Tinnn

Dan benar saja, saat intan sudah membunyikan klakson mobil nya tersebut.

Keduanya menatap mobil Intan dengan tatapan tak percaya sekaligus rasa bersalah.

Sedangkan intan, ia sedang berusaha dengan keras agar air matanya tak keluar saat ini. Ia ingin terlihat tegar, dan tak mau di anggap lemah oleh mereka.

Dengan sengaja, intan tersenyum pahit Kepada Devan dan Aca. Mereka berdua masih terdiam disana, tak ada satupun dari mereka yang berniat memberhentikan mobilnya ataupun menyapa nya saja.

Keduanya hanya menatap Intan dengan diam.

Intan pun menjalankan mobilnya melewati mereka berdua, kembali membunyikan klakson dan sedikit membungkukkan badannya lalu melambaikan tangan dengan senyuman manis yang ia berikan kepada keduanya.

Menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Karena ia tak mau ambil resiko. Dalam keadaan yang kurang baik seperti ini, sebaiknya ia menjalankan mobilnya pelan saja. Karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Ia terus tersenyum, walaupun di dalam hatinya ia sedang menangis sangat kencang. Merutuki dirinya sendiri yang beranggapan bahwa Devan benar-benar mencintainya.

Tapi apa? Sekarang saja ia melihat jika Devan dengan Aca sedang tertawa bersama! Dihadapannya! Padahal mereka berdua tau, jika Intan saat ini sedang bersedih, kecewa terhadap Devan!

Dan jika seperti ini! Rasa kecewanya terhadap Devan bukan berkurang, tetapi akan terus-menerus bertambah berkali-kali lipat!

Sudahlah, intan tak mau ambil pusing masalah ini! Ia hanya ingin rasa sakit dihatinya segera pergi, dan tergantikan dengan rasa kebahagiaan yang tak ternilai.

Semoga saja!

***

Devan yang sudah benar-benar menyadari jika itu adalah Intan pun merutuki kebodohan dirinya. Ia tak mau jika intan kembali salah paham dengannya. Dan kembali menjadi Intan yang tak perduli dengan dirinya.

Ia takut jika nantinya, intan berpikir bahwa dirinya sudah tak mencintainya lagi, dan Intan akan beranggapan bahwa diantara ia dan Aca mempunyai hubungan. Devan tak mau jika intan salah paham dengan semua ini.

She's Mine (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang